.webp)
Banyak orang meyakini bahwa Matahari terbit dari barat merupakan tanda kiamat. Secara ilmiah dijelaskan bahwa memang akan terjadi sejumlah bencana pada Bumi jika hal tersebut terjadi.
Melansir dari detikINET, sebuah penelitian pernah digelar oleh Max Planck Institute of Meteorology di Hanburg, Jerman. Para ilmuan tersebut melakukan simulasi perumpamaan Matahari terbit dari barat. Hasilnya, akan ada sejumlah bencana jika Matahari terbit dari barat.
Flora Ziemen, penulis utama dari studi tersebut bersama rekan-rekannya menjalankan simulasi komputer selama 7.000 tahun. Model ini membalikkan beberapa proses fisik yang dihasilkan rotasi bumi yang sebenarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam simulasi tersebut, Ziemen dan timnya menghentikan semua pergerakan air dan udara. Kemudian mereka membalikkan arah gaya Coriolis. Pembalikkan itu menyebabkan sistem bertekanan rendah di bagian bumi Utara berputar searah jarum jam. Padahal seharusnya bagian itu berputar berlawanan arah jam seperti sekarang.
Selain itu, jalur harian Matahari juga terbalik dalam model komputer. Hal ini menyebabkan Matahari terbit dari arah barat dan terbenam di Timur.
Model ini kemudian mengungkap Bumi yang berputar mundur memiliki fitur yang sangat berbeda. Di antaranya seperti arus laut yang dialihkan, gelombang cyanobacteria, dan redistribusi tanah gurun seperti Gurun Sahara.
Studi ini kemudian dipresentasikan di General Assembly of the European Geosciences Union (EGU) di Wina, Austria pada tahun 2018. Hasilnya ditemukan beberapa bencana yang dapat terjadi jika peristiwa itu terjadi.
Nah, berikut daftar bencana yang mungkin akan terjadi jika Matahari terbit dari barat.
1. Cuaca Berubah Total
Udara yang normalnya mengalir dari barat ke timur berubah menjadi timur ke barat pada simulasi tersebut. Hal ini menyebabkan iklim di Pantai Timur Amerika Serikat menjadi sama dengan Pantai Barat jika Bumi berada pada rotasi normal. Kondisinya menjadi lebih beriklim karena aliran udara yang terus ke Laut Atlantik.
Namun musim dingin parah terjadi di Eropa Barat. Hal ini karena angin membawa udara yang sangat dingin dari Rusia ke wilayah tersebut.
2. Gurun Sahara Menghilang
Simulasi rotasi Bumi dibalik ini juga menyebabkan Gurun Sahara menghilang. Hal ini karena wilayah Timur Tengah yang biasanya kering mengalami banyak curah hujan.
Sebaliknya, Amerika Serikat bagian tenggara serta sebagian Brasil dan Argentina berubah menjadi Gurun. Padahal dalam rotasi Bumi normal, daerah-daerah ini biasanya menerima banyak curah hujan.
3. Munculnya Gelombang Cyanobacteria
Bumi yang berotasi ke arah sebaliknya juga memungkin terjadinya gelombang cyanobacteria di Samudra Hindia bagian Utara. Gelombang ini adalah akibat dari kombinasi sirkulasi terbalik dan produksi biolgis tinggi di wilayah tersebut.
Proses itu menyebabkan tingkat oksigen yang rendah di laut dalam. Akibatnya, mikroorganisme perlu mengkonsumsi nitrat sebagai gantinya.
Cynobacteria tidak membutuhkan nitrat dan air yang dihasilkan memiliki kadar nitrat rendah. Hal ini memungkinkan cynobacteria menjadi produsen biolgis yang dominan di lautan, di mana air yang kekurangan nutrisi mencapi permukaan.
"Meskipun mekarnya cyanobacteria sering terjadi di Bumi, perkembangan mereka tetap dalam skala yang relatif kecil" Ziemen mencatat.
4. Kekacauan Iklim
Selain cuaca, iklim juga dapat menjadi kacau akibat rotasi yang berputar tebalik. Kondisi ini nyatanya dapat menimbulkan kerusakan di Bumi, sehingga keadaan ini sering disebut sebagai tanda kiamat.
"Jika Anda berada di Eropa barat misalnya, kehidupan terasa jauh lebih baik di Bumi dengan pola rotasi saat ini. Karena dengan arah rotasi berlawanan, wilayah ini akan terasa sangat dingin," tutup Ziemen.
(alk/alk)
