Kejati PB Bedah Bangunan SD Reyot Jadi Layak Pakai di Tengah Kota Manokwari

Kejati PB Bedah Bangunan SD Reyot Jadi Layak Pakai di Tengah Kota Manokwari

Ihwan Gunawan S - detikSulsel
Selasa, 05 Nov 2024 20:30 WIB
Kejati Papua Barat menginisiasi renovasi SD Sowi Indah di Manokwari.
Kejati Papua Barat menginisiasi renovasi SD Sowi Indah di Manokwari. Foto: (dok. Istimewa)
Manokwari -

Kejaksaan Tinggi (Kejati) Papua Barat (PB) menginisiasi renovasi Sekolah Dasar (SD) Sowi Indah di Kabupaten Manokwari. Sekolah yang awalnya hanya gubuk reyot, kini dibedah menjadi sekolah yang layak pakai hanya dalam kurun waktu dua bulan.

"Betul sekali (inisiasi Kejati Papua Barat). Tergerak karena itu aja, begitu melihat foto videonya, waduh, kok ini memprihatinkan sekali, dengan lokasi yang masih di dalam kota lah ibaratnya yah, nggak jauh dari kantor bupati," kata Kajati Papua Barat Muhammad Syarifuddin kepada detikcom, Selasa (5/11/2024).

Sekolah tersebut terletak di Jalan Norman Tabunan-Sowi Gunung, Kecamatan Manokwari Selatan, Kabupaten Manokwari. Renovasi sekolah itu diresmikan Kejati Papua Barat bersama Yayasan Cahaya Papua Barat serta jajaran pejabat Pemprov Papua Barat dan Pemkab Manokwari, Selasa (5/11) pagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Syarifuddin menuturkan, kondisi sekolah tersebut sangat tidak layak untuk digunakan sebagai tempat belajar mengajar. Dia menyebut lantai sekolah dengan ukuran kecil itu hanya beralaskan tanah yang ditutupi terpal, dinding triplek, serta tanpa meja dan bangku.

"Kok ada gitu kayak tempat sekolah kayak kandang kambing, belajar pakainya terpal, karena masih tanah itu kan, dengan sarana terbatas tidak ada meja tidak ada bangku. Kami tergerak bagaimana caranya kita buat bantulah," katanya.

ADVERTISEMENT

"Jadi memang menjelang Hari Lahir Kejaksaan kemarin tanggal 2 September 2024 kita berupaya agar peran kita di daerah ini di samping tenaga hukum dan Kejaksaan Agung di daerah, bagaimana agar peran kita dalam masyarakat ini bisa dirasakan dampaknya bagi masyarakat khususnya masyarakat di bawah," ujar Syarifuddin.

Kejati Papua Barat menginisiasi renovasi SD Sowi Indah di Manokwari.Kondisi SD Sowi Indah di Manokwari sebelum direnovasi. Foto: (dok. Istimewa)

Syarifuddin menjelaskan, pihaknya juga berkoordinasi dengan Kementerian PUPR agar bisa membantu membangun sekolah yang layak untuk anak-anak tersebut. Dia ingin agar anak-anak itu bisa merasakan belajar dengan baik dan nyaman.

"Jadi pada saat itu kita temukan lokasinya dan langsung kita gandeng Kementerian PUPR dari balai jalan, balai sungai, 'gimana pak kalau kita bantu sekolah ini, paling nggak kita bangun biar kondisinya layak untuk anak-anak sekolah ini bisa belajar dengan baik dan tenang. Terutama biar mereka bisa tertutup ruangannya, biar mereka tidak kena hujan atau angin atau panas gitu'," jelasnya.

Tak berselang lama, mereka kemudian membuat desain untuk sekolah tersebut. Selanjutnya langsung dilakukan peletakan batu pertama untuk renovasi sekolah tersebut pada 30 Agustus lalu.

"Akhirnya oke, digambarlah oleh teman-teman dari PU, didesain lah ruangannya, dapatlah kita ruangan dan kita juga buatkan kamar mandi untuk siswa dan gurunya itu. Jadi kita mencanangkan peletakan batu pertamanya itu 2 hari sebelum ulang tahun Kejaksaan tanggal 30 Agustus. Alhamdulillah terus berjalan kemauan itu sesuai target dan mulai direspons oleh Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten," katanya.

Syarifuddin menuturkan pembangunan yang mereka lakukan bersama PUPR tidak menggunakan anggaran dari pemerintah. Dia menyebut ada banyak donasi yang masuk setelah peletakan batu pertama dilakukan.

"Mereka apresiasi sekali, Pak Kejati tidak pernah datang tiba-tiba langsung meletakkan batu pertama dan sudah ada gambarnya. Dan Alhamdulillah dalam waktu 2 bulan. Terdapat ruang kelas dan 2 kamar mandi untuk siswa dan tenaga pengajarnya. Ini memang atas kerja sama dengan PUPR, mereka bantu gotong royong jadi memang tidak ada anggarannya ini," jelasnya.

Dia mengungkapkan ada banyak donasi yang masuk saat pembangunan berlangsung, mulai dari batu, kayu, besi, dan lainnya. Belakangan Dinas Pendidikan Papua Barat juga membantu menyiapkan fasilitas berupa bangku dan meja untuk ruang kelas.

"Jadi bagaimana bisa terwujud kami juga nggak ngerti juga yah, banyak donasi yang masuk, ya sudahlah kerja sajalah, ada yang sumbang batu, kayu, besi, jadi terwujudlah itu," ucapnya.

"Dan juga bantuan tergeraklah dari dinas pendidikan membantu menyiapkan bangku dan mejanya. sehingga kita dapat bantuan dari dinas pendidikan provinsi sekitar 30 unit satu set bangku dan meja belajar masing-masing," lanjutnya.

Syarifuddin menuturkan bahwa sekolah itu didirikan Theresia Ngutra melalui Yayasan Cahaya Papua Barat ini sengaja untuk menampung anak-anak yang tidak bisa bersekolah karena jarak dari sekolah yang jauh dan kondisi ekonomi yang tidak memadai. Dia mengatakan rata-rata pekerjaan orang di tempat itu adalah petani dan pedagang di pasar tradisional.

"Beliau (pendiri yayasan) dengan niat pribadi sendiri menampung anak-anak yang sering bermain dan berkeliaran, tidak bisa sekolah karena lokasi sekolah sangat jauh dan tidak punya kemampuan ekonomi untuk sekolah karena mereka rata-rata anak petani atau perkebunan di situ, dan ada juga anak-anak penjual di pasar-pasar," tutur Syarifuddin

"Dia kumpulkanlah dengan lahan yang terbatas dia bikin triplek-triplek untuk menutup lokasinya itu, di situlah dia mulai mengajar dibantu oleh beberapa guru yang ikhlas tanpa dibayar untuk mengajar anak-anak ini," lanjutnya.




(asm/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads