7 Contoh Khutbah Jumat Akhir September 2024, Memetik Hikmah Bulan Maulid

7 Contoh Khutbah Jumat Akhir September 2024, Memetik Hikmah Bulan Maulid

Urwatul Wutsqaa - detikSulsel
Kamis, 26 Sep 2024 19:13 WIB
khutbah hikmah
Ilustrasi (Foto: Getty Images/H M Shahidul Islam)
Makassar -

Tak terasa umat muslim kini berada di penghujung bulan September 2024. Ini sekaligus menjadi Jumat terakhir di bulan Maulid atau bulan Rabiul Awal.

Bulan Rabiul Awal ini menjadi momen yang istimewa untuk mengenang dan menunjukkan cinta kepada Rasulullah SAW. Ada banyak hikmah yang dapat dipetik dari perjalanan hidup sang Nabi.

Khutbah Jumat ini dapat menjadi salah satu sarana bagi umat muslim untuk kembali merefleksikan berbagai hikmah yang telah didapatkan dari sosok manusia paling mulia, Rasulullah SAW. Oleh karena itu, 'Memetik Hikmah Bulan Maulid' menjadi salah satu tema penting yang dapat dibawakan oleh khatib.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai referensi, berikut ini kumpulan tema khutbah Jumat akhir September 2024 tentang hikmah bulan Maulid yang dihimpun dari laman NU Online.

Yuk, simak selengkapnya!

ADVERTISEMENT

Contoh Khutbah Jumat #1

Judul: Akhir Bulan Maulid, Mari Tetap Istiqamah Mencintai Nabi SAW

Khutbah I

اَلْحَمْدُ لله الَذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ وَهَدَانَا إلَى صِرَاطِ الْمُسْتَقِيْمِ صِرَاطِ الَذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَاالضَالِّيْنَ اَشْهَدُ اَنْ لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ اَلْمَالِكُ الْحقُّ الْمُبِيْنُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًارَسُوْلُ الله صَادِقُ الْوَعْدِ الْاَمِيْنِ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَي سَيِّدِنَا محمدٍ فِى الْاَوَّلِيْنَ وَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا محمدٍ فِى اْلاَخِرِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوااللهَ تَعَالَى حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَاتَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ وَاَخْلِصُوْا لَهُ الْعِبَادَةَ فَقَدْ اَفْلَحَ مَنْ اَخْلَصَ اَعْمَالَهُ لِهَِّى

قال الله تعالى : قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ. اللَّهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

Hadirin rahimakumullah,

Pada hari yang penuh berkah ini, di bulan Maulid, khatib mengajak kepada jamaah Jumat sekalian untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt, yakni dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Karena dengan takwa inilah Allah menjanjikan kemuliaan bagi hamba-hamba-Nya. Hal ini sebagaimana termaktub dalam Al-Qur'an Surat Al-Hujurat ayat 13:

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

Artinya: Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu (QS Al-Hujurat: 13).

Hadirin rahimakumullah,

Hari Jumat ini merupakan Jumat terakhir bulan Rabiul Awal atau bulan Maulid. Mari dengan waktu yang singkat ini, kita harus tetap menanamkan cinta kepada nabi, baik di bulan Rabiul Awal maupun bulan yang lainnya. Karena seharusnya mencintai nabi adalah sepanjang hayat hidup kita.

Salah satu dari cara kita mencintai Nabi Muhammad saw, adalah dengan mempelajari sejarah hidupnya, terutama dalam perjuangan dan dakwah Islamnya, meneladani kebaikan-kebaikan akhlaknya, dan mengikuti sunnah-sunnah serta memperbanyak bacaan shalawat kepadanya.

Semua itu dikerjakan, agar kita semua termasuk orang-orang yang selalu mencintai dan dicintai oleh Rasulullah saw dan selalu mendapatkan syafaatnya di dunia sampai di akhirat kelak.

Hadirin rahimakumullah,

Dihadirkannya Nabi Muhammad saw ke dunia ini tidak lain dan tidak bukan, untuk menjadikan manusia mengesakan Allah swt serta mengikuti seluruh aturan-Nya. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat as-Saba' ayat 28:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ

Artinya: Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui (QS As-Saba' [34]: 28).

Hampir bisa dipastikan, dakwah Rasulullah saw kepada umat manusia sangat berhasil dengan waktu yang relatif singkat. Ini merupakan salah satu kemuliaan Nabi Muhammad saw.

Nabi hadir di tengah-tengah bangsa Arab yang menyembah berhala, menghinakan wanita, berpecah belah dengan beragam kabilah, tidak memiliki peradaban apapun, dan dengan sifat-sifat buruk lainnya. Dengan waktu singkat Nabi Muhammad mengajak manusia mentauhidkan Allah swt (monoteisme).

Menyembah Tuhan yang sama disembah oleh nabi-nabi sebelumnya. Mengangkat harkat wanita menjadi setara dengan kaum laki-laki secara fungsi dan sistem di masyarakat. Kemudian mempersatukan kabilah-kabilah menjadi saling bersaudara satu sama lain dengan semboyan ukhuwah Islamiyyah (saudara seislam-saudara seiman).

Hadirin rahimakumullah,

Kemuliaan Rasulullah saw juga tercermin dari dakwahnya yang sangat lemah lembut dan maslahat bagi umat manusia. Sehingga Islam dikenal sebagai agama yang mengajarkan kepada kemaslahatan dunia dan akhirat.

Rasulullah juga mengajarkan ajaran tentang persamaan manusia, persatuan, hubungan baik sesama manusia, hubungan baik sesama pemeluk agama, dan hubungan baik antar agama, saling menghargai, saling menolong, menjaga persaudaraan, perdamaian, dan sebagainya.

Hal ini sebagaimana telah digambarkan bahwa Rasulullah saw diciptakan untuk kedamaian dan keselamatan bagi seluruh umat di dunia dan di akhirat. Maka dari itu, kita harus bersyukur kepada Allah swt, karena dijadikan sebagai umat Nabi Muhammad saw hingga selama-lamanya.

Hadirin rahimakumullah,

Salah satu bukti kita mencintai Rasul yang paling mudah dikerjakan adalah dengan memperbanyak shalawat baik di lisan maupun di dalam hati, karena shalawat tidak membutuhkan batasan usia, batasan sosial dan batasan apapun.

Selain itu, bershalawat kepada nabi merupakan perintah yang tercantum di dalam Al-Qur'an Surat al-Ahzab ayat 56:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Artinya: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya (QS. Al-Ahzab [33]: 56).

Ayat di atas menunjukkan, bahwa umat Islam bershalawat kepada Nabi Muhammad merupakan keharusan, karena itu semua merupakan bukti cinta kita kepadanya. Nabi saja sangat mencintai umatnya, bahkan ketika akan wafat yang disebut tiga kali adalah umatnya, bukan yang lainnya. Selain itu, ketika di akhirat kelak, bukti cinta Nabi kepada umatnya adalah dengan mensyafaatinya hingga masuk surga.

Hadirin rahimakumullah,

Selain memperbanyak bacaan shalawat, cara kita mencintai Rasulullah adalah dengan mengikuti sunnah-sunnahnya. Baik berupa perkataan, perbuatan maupun segala kebiasaan sikap Rasulullah.

Dikisahkan dalam kitab Nashaihul Ibad karya Imam Nawawi, Syekh Syibli mendatangi Ibn Mujahid, secara spontan Ibn Mujahid merangkul dan mencium kening Syekh Syibli. Syekh Syibli pun bertanya tentang hal itu. Syekh Mujahid menceritakan bahwa ia pernah bermimpi dan melihat Rasulullah mencium kening Syekh Syibli. Dalam mimpinya Ibn Mujahid bertanya kepada Rasulullah, hal apa yang menyebabkan Rasulullah begitu mencintai Syekh Syibli. Rasulullah menjawab bahwa Syekh Syibli selalu membaca dua ayat terakhir Surat at-Taubah dan shalawat setiap selesai shalat fardhu, yaitu:

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ. فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ

Dan membaca shalawat:

صَلَّى اللهُ عَلَيْكَ يَا مُحَمَّد

Kemudian Ibn Mujahid menanyakan akan hal itu terhadap Syekh Syibli dan ternyata Syekh Syibli selalu mengamalkan apa yang diceritakan Rasulullah dalam mimpi Ibn Mujahid tersebut.

Hadirin rahimakumullah,

Demikianlah khutbah yang singkat ini, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua, baik yang membaca maupun yang mendengarkannya. Semoga kita selalu mengingat dan mencintai nabi di manapun dan kapanpun, karena sesungguhnya cintanya nabi kepada umatnya lebih besar dari cinta umatnya kepadanya.

اعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم وَالْعَصْرِ. إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْاَنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنَا وَاِيَّاكُمْ بِالْاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ فَاسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّح

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ. اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ وَ كَفَرَ. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ وَ حَبِيْبُهُ وَ خَلِيْلُهُ سَيِّدُ الْإِنْسِ وَ الْبَشَرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَ سَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا

اَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ الله اِتَّقُوْا الله وَاعْلَمُوْا اَنَّ الله يُحِبُّ مَكَارِمَ الْأُمُوْرِ وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.قال الله تعالى فى القران الكريم اعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ وَ سَلَّمْتَ وَ بَارَكْتَ عَلَى سيدنا اِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى اَلِ سيدنا اِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ الْأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ وَ قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْهَدَيْتَنَا وَ هَبْلَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا لَا تَجْعَلْ فِى قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ اَمَنُوْا رَبَّنَا اِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا هَبْلَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَ ذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَ اجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا. رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ الله! اِنَّ الله يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الْإِحْسَانِ وَ اِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ الْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَّكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا الله الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَ اشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَ لَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ وَ اللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ

Penulis: Yudi Prayoga, Pengajar di Pondok Pesantren Al Hikmah Kedaton Bandar Lampung
Sumber: NU Online


Contoh Khutbah Jumat #2

Judul: Hikmah Moralitas dalam Maulid Nabi

Khutbah I

"Alangkah agungnya Rasul yang selalu dihiasi oleh budi pekerti yang sangat mulia itu. Kepribadiannya selalu diselimuti kebaikan. Wajahnya selalu dihiasi oleh senyum keramahan yang menawan. Dia lemah lemah lembut ibarat bunga, mengundang pesona ibarat bulan purnama, luas kedermawanannya ibarat samudera, dan sangat pasti cita-citanya ibarat perjalanan masa." Demikian gambaran Imam al-Busyiri tentang kemuliaan akhlak Rasulullah SAW.

الحمد لله الذي له ما في السماوات والأرض وهو على كل شيء قدير. والصلاة والسلام على معلم الناس الخير محمد بن عبد الله الذي أوتي القرآن ومثله معه، وجعل الله طاعته من طاعته هو سبحانه. أما بعد، أما بعد. فياأيها الناس اتقوالله حق تقاته ولاتموتن الا وأنتم مسلمون

Ma'asyiral Muslimin Hafidzakumullah

Marilah kita bersama-sama berdo'a kepada Allah SWT agar kita senantiasa berada di bawah naungan rahmat-Nya. Marilah kita bersama-sama meningkatkan taqwa kita kepada-Nya, Sebab taqwa merupakan jembatan bagi kita untuk menggapai ridha dan kemulian di sisi-Nya, baik di dunia maupun akhirat. Sebagaimana firman Allah:

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

"Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisiku ialah orang yang bertaqwa." (QS: al-Hujurat, 14)

Beberapa hari yang lalu, tepatnya Selasa 12 Rabi'ul Awal 1435 H, kita bersama-sama memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Adalah sudah menjadi tradisi mayoritas umat Islam merayakan hari kelahiran Nabi tersebut. Bagi muslim Indonesia, tradisi maulid sudah membumi di benak kolektif masyarakat. Peringatan maulid merupakan salah satu bukti kecintaan kita terhadap Nabi SAW. Ungkapan cinta itu diluapkan dengan ekspresi yang beraneka ragam. Misalnya, di Yogyakarta dan Surakarta kita menemukan sekaten, di banjar ada istilah Baayun Maulid, demikian pula di daerah-daerah lain, mereka memiliki istilah dan tradisi sendiri dalam memperingati maulid Nabi SAW.

Peringatan maulid Nabi memiliki dampak positif dalam pembentukan karakter umat Islam. Pada acara itu kita bisa mendengar berbagai macam ceramah yang menjelaskan tentang sosok Nabi Muhammad SAW. Mungkin saja, bayangan Nabi SAW itu sudah terlupakan dalam benak kita, lantaran kesibukan dunia. Seorang pemimpin bisa jadi sudah lupa bagaimana cara memimpin masyarakat yang benar, wakil rakyat mungkin saja lupa dengan janji-janjinya selama ini, para pejabat yang sudah lupa bagaimana cara menyimpan uang rakyat, sehingga banyak uang rakyat yang tercecer ke kantong pribadinya, dan bisa jadi sebagai muslim kita sudah lupa bagaimana berakhlak mulia. Momentum maulid Nabi ini sangat tepat dijadikan sarana untuk melawan penyakit amnesia yang tengah mewabah itu.

Jemaah Jum'at yang berbahagia

Ada banyak contoh yang dapat kita tiru dari Rasulullah SAW. Jika al-Qur`an diibaratkan mutiara yang memantulkan beraneka ragam warna cahaya, demikian pula dengan Nabi SAW. Kita bisa memetik hikmah apa saja yang terdapat dalam diri beliau. Terutama perihal akhlak dan budi pekertinya. Allah SWT berfirman.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا.

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah." (QS: al-Ahdzab ayat 21)

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman:

وأنك لعلى خلق عظيم

Dan sesungguhnya, kamu (muhammad) benar-benar berbudi perketi yang agung (QS. Al-Qalam 68: 4)

Ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa dalam diri Nabi tertanam akhlak yang mulia. Keelokan perangainya itu tidak hanya diakui kalangan Islam saja, non-muslim pun memuji akan akhlaknya tersebut. Tak heran di usia belia rasul dijuluki dengan gelar al-Amin, dan kejujurannya tersohor ke seantero dunia. Kebaikan akhlaknya itu digambarkan Imam al-Bushiri dalam gubahan syairnya: "Alangkah agungnya Rasul yang selalu dihiasi oleh budi pekerti yang sangat mulia itu. Kepribadiannya selalu diselimuti kebaikan. Wajahnya selalu dihiasi oleh senyum keramahan yang menawan. Dia lemah lemah lembut ibarat bunga, mengundang pesona ibarat bulan purnama, luas kedermawanannya ibarat samudera, dan sangat pasti cita-citanya ibarat perjalanan masa."

Kaum muslimin yang dirahmati Allah.

Misi utama diutusnya Nabi SAW ke permukaan bumi ini ialah untuk memperbaiki akhlak manusia. Syeikh Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya berjudul kaifa nata'amal ma'a al-Qur`an, menyebutkan salah satu tujuan dari syari'at Islam ialah untuk menyucikan hati manusia dan meluruskan akhlak. Dalam sebuah hadis riwayat Abu Hurairah disampaikan bahwa Nabi bersabda:

إِنما بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاَقِ

"Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus hanyalah untuk menyempurnakan (memperbaiki) akhlak manusia." (HR: al-Baihaqi)

Dengan modal akhlak yang mulia itu pula Islam menyebar dalam tempo yang sangat singkat di Jazirah Arab. Praktik kehidupan Nabi, baik di Mekah ataupun Madinah, memberi gambaran kepada kita bahwa peranan akhlak dalam kehidupan ini sangatlah urgen. Penerimaan masyarakat terhadap kebenaran yang disampaikan sangat berkaitan dengan moral si penuturnya. Kebenaran akan meresap cepat ke dalam hati sanubari apabila disampaikan dengan cara-cara yang santun seperti yang dicontohkan Nabi SAW.

Hadirin yang berbahagia

Berbicara mengenai moral atau akhlak pada hari ini membuat air mata kita menetes. Bagaimana tidak, hampir setiap hari media cetak maupun elektronik mengabarkan kepada kita perihal kemungkaran sosial yang terjadi di negeri ini. Bukan berarti negeri ini penuh dengan penjahat, tidak. Namun, suara kejahatan lebih masih ketimbang kebaikan. Menengok kembali kepribadian Nabi SAW adalah solusi nyata untuk keluar dari jeratan masalah ini. Rasul telah mencontohkan kepada kita bagaimana mengatur negara yang baik dan masyarakat yang bermoral. Dalam menjalankan kekuasaan Rasulullah SAW selalu menekankan aspek kebaikan, kejujuran, dan keadilan bagi semua kalangan tanpa memandang warna kulit, keyakinan, serta ras.

Selain itu, Rasulullah SAW selalu mewanti-wanti agar umatnya tidak selalu menuruti hawa nafsunya. Karena hawa nafsu sumber kemungkaran dan kemerosotan akhlak. Orang akan mudah terjerumus untuk korupsi, menipu, dan kemungkaran sosial lainnya jika terlalu menuruti nafsu rakusnya. Bahkan Rasulullah mengancam status keimanan umatnya yang tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan 'Amr bin al-'Ash, Nabi berkata:

لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جِئْتُ بِهِ

"Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa."

Jemaah jum'at yang dirahmati Allah SWT

Demikianlah khutbah jum'at kali ini. Semoga dengan peringatan maulid Nabi ini dapat membawa perubahan dalam tingkah laku kita. Peringatan maulid bukan hanya sekedar formalitas atau seremonial belaka. Lebih dari itu, peringatan maulid sebagai sarana bagi kita untuk menambah wawasan tentang kehidupan Nabi SAW, kemudian mengamalkan dan mengkontekstualkan dalam kehidupan sehari-hari.

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ

Penulis: H.Ferdiansyah
Sumber: NU Online

Contoh Khutbah Jumat #3

Judul: 3 Hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW

Khotbah I

اَلْحَمْدُ لِلّهِ اَلذِي بَعَثَ رَسُـوْلَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِتَتْمـِيْمِ مَكَارِمَ اْلأَخْـلاَقِ. اَشْـهَدُ اَنْ لآ اِلهَ اِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَـرِيْكَ لَهُ اَلْمَلِكُ الْخَلاَّقُ, وَاَشْـهَدُ اَنَّ سَـيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُـوْلُهُ شَـهَادَةً تُنْجِى قَائِلَهَا مِنْ عَذَابِ يَوْمِ التَّلاَقِ. اَللَّهُمَّ صَـلِّ وَسَـلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْعَرَبِ وَالْعَجَمِ عَلَى اْلإِطْلاَقِ, وَعَلَى آلِهِ وَصَـحْبِهِ وَمَنْ آمَنَ بِهِ وَاَحَـبَّهُ وَاشْـتَاقْ. أَمَّا بَعْدُ: أُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَهُوَ رَبُّ الْفَلَقِ إِلَى يَوْمِ التَّلاَقِ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

Hadirin Jemaah Jumat Rahimakumullah...

Dalam kesempatan yang baik ini, saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan hadirin kaum Muslimin semua untuk selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt.

Hadirin Jemaah Jumat Rahimakumullah...

Bulan Rabi'ul Awal adalah bulan kelahiran manusia terpilih, yaitu Rasulullah Saw. Maka sebagai umatnya, wajib kiranya kita mengungkapkan syukur yang tak terhingga. Sebab kelahiran baginda Rasulullah Saw adalah termasuk nikmat yang agung.

Tentu bukan hanya sekadar merayakannya tetapi ada proses perenungan dan refleksi diri di dalam pelaksanaannya. Maka dalam perayaan Maulid setidaknya ada 3 hikmah yang mesti kita ambil.

Yang pertama, perayaan maulid bisa menambahkan kecintaan kita kepada baginda Muhammad Saw.

Dalam perayaan maulid dengan membacakan Riwayat beliau baik dalam maulid Barzanji, Dziba'i atau Simtuduror dengan mengartikan setiap bacaannya akan menumbuhkan rasa kagum yang luar biasa pada Rasulullah manusia yang memiliki kesempurnaan.

Hal ini dapat menumbuhkan kecintaan yang mendalam kepada beliau, sehingga kita benar-benar berterima kasih kepada Allah Swt yang telah mengutus beliau sebagai rahmatan lil alamin. Seperti yang dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Anbiya Ayat 107

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ

Artinya: "Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam."

Yang kedua: memahami sejarah perjuangan Baginda Muhammad Saw.

Di dalam memperjuangkan Islam, Rasulullah begitu mengalami banyak kesulitan, masalah, dan bahkan ancaman pembunuhan. Harta benda, tenaga, pikiran, bahkan nyawa menjadi taruhannya dalam mensyiarkan agama Allah.

Di dalam berjihad Rasulullah bukan sekadar mengajak dan memerintah para sahabatnya saja, melainkan beliau juga langsung turun ke medan perang. Beliau ikut dalam perang Badar, Uhud, dan khandaq. Maka kita yang menjadi umatnya tidak akan mungkin sanggup mengikuti Rasulullah dan para sahabat di dalam li il I kalimatillah (menegakkan kalimat lailahaillah). Sehingga bagi kita cukuplah memperjuangkan Islam sesuai kemampuan kita dan kesesuaian era masyarakat modern saat ini. Salah satunya adalah berbahagia dan merayakan maulid Nabi besar Muhammad Saw.

Hadirin Jemaah Jumat Rahimakumullah...

Yang ketiga: Perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw diharapkan bisa menjadi cerminan kita untuk mengikuti dan meniru akhlak Rasulullah SAW sebagai uswatun hasanah (suri tauladan yang baik).

Allah Swt berfirman dalam Al-Quran surat Al-Ahzab ayat 21:

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا

Artinya: "Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah."

Ayat tersebut menjadi pokok/dasar di dalam meneladani Rasulullah Saw dalam segala perkataan, perbuatan, maupun perilaku beliau.

Hadirin Jemaah Jumat Rahimakumullah...

Marilah kita jadikan kehadiran Rasulullah di bulan maulid ini sebagai rahmat bagi kita semua. Rahmat karena kita memiliki peluang untuk membuktikan cinta kita dengan mengamalkan tiga hikmah yang terkandung dalam memperingati kelahiran Baginda Muhammad Saw.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ

Khotbah II

الْحَمْدُ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ، وأَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدنَا مُحَمَّد مَنْ اَثْنَى اللهُ عَلَيْهِ بِخُلُقٍ حَسَن، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَان .فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ. فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ .يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ أَمَّا بَعْدُ؛ فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى : إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ،. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَعَنْ سَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Penulis: Ust. Yoyon Syukron Amin, M.Hum (Pengurus LD PCNU Kabupaten Cirebon)
Sumber: NU Online


Contoh Khutbah Jumat #4

Judul: Keistimewaan Nabi Muhammad di Dalam Al-Qur'an

Khutbah I

الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى : لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۗ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ ࣖ

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Mengawali khutbah ini, khatib mengajak kepada seluruh jamaah untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan sekaligus keimanan kepada Allah Swt. Wujud ketaqwaan adalah menguatkan dan melakukan komitmen untuk menjalankan segala yang diperintahkan oleh Allah dan meninggalkan apapun yang dilarang oleh Allah Swt. Sedangkan wujud keimanan adalah meningkatkan keyakinan kepada 6 hal yakni yakin pada Allah, Malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, Rasul-rasul Allah, Hari Kiamat, dan Takdir baik dan buruk dari Allah Swt. Iman dan taqwa ini lah yang akan menjadi rambu-rambu dalam perjalanan hidup kita di dunia dan diharapkan kita akan bahagia di akhirat kelak nanti. Amin.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Pada kesempatan khutbah kali ini, khatib mengajak kepada seluruh jamaah untuk mentadabburi ayat-ayat dalam Al-Qur'an yang menggambarkan keistimewaan dan kemuliaan Nabi Muhammad Saw. Hal ini penting untuk meningkatkan keimanan kita kepada Nabi Muhammad yang merupakan manusia mulia, pembawa risalah mulia, yang membawa umat Islam meraih kemuliaan. Terlebih saat ini kita sudah memasuki bulan Rabiul Awal yang merupakan bulan dilahirkannya Nabi Muhammad Saw dan sering disebut sebagai bulan Maulid.

Keistimewaan dan kemuliaan Nabi Muhammad yang pertama disebut dalam Al-Qur'an Surat Al Ahzab ayat 56 yakni:

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

Artinya: "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.".

Dalam ayat ini ditegaskan bahwa kita diperintahkan untuk senantiasa bershalawat kepada Nabi Muhammad. Jangankan kita manusia, Allah dan para malaikat-Nya pun bershalawat kepada Nabi Muhammad. Inilah bukti yang menunjukkan keistimewaan dan kemuliaan Nabi Muhammad di banding manusia lain di muka bumi ini. Dalam Tafsir Kementerian Agama RI dijelaskan bahwa shalawat dari kita kepada Nabi merupakan wujud berdoa agar diberi rahmat, seperti dengan perkataan, "Allāhumma ṣalli 'alā sayyidina Muḥammad". Sedangkan shalawat dari malaikat berarti memohonkan ampunan dan shalawat dari dari Allah Swt. memiliki tujuan untuk memberi rahmat.

Selanjutnya, keistimewaan Nabi disebutkan dalam Surat Al-Ahzaab ayat 21:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

Artinya: "Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah."

Dalam ayat ini disebutkan bahwa Rasulullah adalah sosok yang paling pantas diteladani dalam seluruh aspek diri dan kehidupannya. Banyak kisah yang meriwayatkan tentang kemuliaan akhlak dan pribadi Nabi. Bukan saja kepada para sahabat dan orang-orang dekatnya, namun akhlak mulianya juga ditunjukkan kepada orang-orang yang menyakiti dan membencinya. Keluhuran akhlak nabi ini sesuai dengan misi utamanya diutus oleh Allah yakni untuk memperbaiki akhlak manusia. Rasulullah bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخَلاقِ

Artinya: "Sungguh aku diutus menjadi Rasul untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR. Baihaqi dan Hakim)

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Keistimewaan selanjutnya dari Nabi Muhammad termaktub dalam Surat Al-Ahzab ayat 40

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَالِكُمْ وَلٰكِنْ رَّسُوْلَ اللّٰهِ وَخَاتَمَ النَّبِيّٖنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا ࣖ

Artinya: "Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kamu, melainkan dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

Dari ayat ini kita diingatkan bahwa Nabi Muhammad merupakan Nabi dan Rasul terakhir yang diutus Allah di muka bumi ini. Keistimewaan ini harus kita yakini dan jika ada seseorang yang mengaku sebagai Nabi atau utusan Allah di zaman ini dan selanjutnya sampai hari kiamat, maka itu adalah sebuah kepalsuan belaka. Nabi Muhammad adalah Nabi terakhir yang menyempurnakan ajaran-ajaran Allah yang telah dibawa oleh para Nabi sebelumnya. Sehingga Islam merupakan agama yang paling sempurna yang harus kita pegang teguh sampai akhir hayat kita.

اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ

Artinya: "Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. (QS Al-Maidah: 3).

Terkait keistimewaan Nabi dan ajarannya juga disebutkan dalam surat As-Saff ayat 9:

هُوَ الَّذِيْٓ اَرْسَلَ رَسُوْلَهٗ بِالْهُدٰى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهٗ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهٖۙ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ ࣖ

Artinya: "Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan (membawa) petunjuk dan agama yang benar agar Dia mengunggulkannya atas semua agama walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai."

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Selanjutnya, keistimewaan Nabi Muhammad disebutkan dalam Al-Qur'an surat Anbiya ayat 107:

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ

Artinya: "Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam."

Ayat ini menunjukkan bahwa kehadiran Nabi Muhammad di muka bumi ini bukan saja menjadi pembawa rahmat bagi umat Islam saja. Nabi Muhammad dengan Islam sebagai ajarannya, diturunkan ke bumi sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta. Predikat ini tidak dimiliki oleh nabi-nabi pada umumnya sebelum Nabi Muhammad Saw.

Imam Ath-Thabari dalam tafsirnya yang mengutip Ibnu Abbas menjelaskan bahwa Rasullullah diutus sebagai bentuk kasih sayang kepada seluruh umat manusia, baik yang mukmin atau bukan. Bagi orang mukmin, dengan berkat keimanan dan amal perbuatannya mereka akan mendapat balasan surga. Sementara bagi orang yang tidak beriman akan memperoleh rahmat dalam bentuk tidak mendapat siksa kontan di dunia sebab mengingkari Rasulullah. Berbeda dengan umat nabi-nabi sebelumnya yang akan langsung mendapat siksa di dunia jika tidak beriman kepada utusan Allah.

Dengan keistimewaan ini, maka kelahiran dan kehadiran Nabi Muhammad merupakan sebuah karunia yang besar yang harus disyukuri dan dirayakan. Terlebih di bulan Rabiul Awal yang merupakan bulan kelahiran Nabi ini, sudah semestinya kita memperbanyak shalawat dengan mengadakan kegiatan Maulid Nabi Muhammad Saw. Allah berfirman:

قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ

Artinya: "Katakanlah (Nabi Muhammad), "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya itu, hendaklah mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan." (QS Yunus: 58)

Dalam ayat ini ditegaskan bahwa hendaknya kita sebagai umat Nabi Muhammad bergembira atas kelahiran Nabi yang dalam wujudnya kita rayakan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. Selain sebagai bentuk kecintaan kepada Nabi, peringatan Maulid juga merupakan cara untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai macam ibadah seperti membaca Al-Qur'an, bershalawat, bersedekah, membaca sirah Nabi, dan juga berdzikir mengingat Allah Swt dalam perayaan tersebut.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Demikian tadi beberapa bukti nyata keistimewaan dan kemuliaan Nabi Muhammad yang disebutkan dalam Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam yang tidak ada keraguan di dalamnya. Semoga bisa menambah pemahaman kita dan kecintaan kita kepada Nabi Muhammad. Semoga kita termasuk umatnya yang akan mendapatkan syafaatnya di yaumil kiamat nanti. Amin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَ نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Penulis: H Muhammad Faizin, Sekretaris MUI Provinsi Lampung.
Sumber: NU Online


Contoh Khutbah Jumat #5

Judul: Rabiul Awal, Maulid, dan Keutamaan Membaca Shalawat

Khutbah I

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَاسِعِ الْفَضْلِ وَالْاِحْسَانِ، وَمُضَاعِفِ الْحَسَنَاتِ لِذَوِي الْاِيْمَانِ، الْغَنِيِّ الَّذِيْ لَمْ تَزَلْ سَحَائِبُ جُوْدِهِ تَسِحُّ الْخَيْرَاتِ كُلَّ وَقْتٍ وَأَوَانٍ، العَلِيْمِ الَّذِيْ لَايَخْفَى عَلَيْهِ خَوَاطِرُ الْجَنَانِ، الْحَيِّ الْقَيُّوْمِ الَّذِيْ لَاتَغِيْضُ نَفَقَاتُهُ بِمَرِّ الدُّهُوْرِ وَالْأَزْمَانِ. أَحْمَدُهُ حَمْدًا يَفُوْقُ الْعَدَّ وَالْحُسْبَانَ، وَأَشْكُرُهُ شُكْرًا نَنَالُ بِهِ مِنْهُ مَوَاهِبَ الرِّضْوَانِ

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ دَائِمُ الْمُلْكِ وَالسُّلْطَانِ، وَمُبْرِزُ كُلِّ مَنْ سِوَاهُ مِنَ الْعَدَمِ اِلَى الْوِجْدَانِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخِيْرَتُهُ مِنْ نَوْعِ الْاِنْسَانِ، نَبِيٌّ رَفَعَ اللهُ بِهِ الْحَقَّ حَتَّى اتَّضَحَ وَاسْتَبَانَ. َاَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ وَالْاِحْسَانِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ أَوَّلاً بِتَقْوَى اللهِ تَعَالىَ وَطَاعَتِهِ بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً

Jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah ta'ala

Dalam mengawali khutbahnya, khatib berkewajiban untuk senantiasa berwasiat dan mengajak jamaah senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt yakni dengan terus berusaha menjalankan perintah Allah swt dan menjauhi larangan-Nya. Takwa ini juga menjadi wujud syukur atas dianugerahkannya nikmat agung berupa iman, Islam, dan juga nikmat-nikmat lainnya.

Dalam kehidupan di dunia ini, kita pasti menyadari bahwa Allah telah memberi nikmat yang tak akan bisa kita hitung satu persatu. Dan menjadi keniscayaan bagi kita untuk bersyukur atas nikmat ini dengan wujud syukur dalam hati, syukur melalui ucapan, dan syukur dalam tindakan kita sehari-hari. Dengan bersyukur, pasti nikmat kita akan ditambah oleh Allah dan akan mendatangkan keberkahan sebagai modal untuk menjalankan misi utama kita hidup di dunia yakni beribadah kepada Allah swt.

Shalawat dan salam juga harus kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad saw, sosok agung yang telah membawa kehidupan manusia menuju kehidupan yang terang benderang dalam iman, mulia dalam peradaban, dan penuh dengan keberkahan. Jangankan kita manusia biasa, Allah dan malaikat-Nya pun bershalawat kepada Nabi Muhammad saw sebagaimana tertuang dalam Al-Qur'an surat Al-Ahzab ayat 56:

إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً

Artinya: "Sesungguhnya Allah beserta para malaikat-Nya bershalawat kepada nabi, wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah kepada nabi serta berikan salam kepadanya."

Jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah ta'ala

Saat ini kita sudah berada di bulan Rabiul Awal yang merupakan bulan ketiga dalam sistem penanggalan Hijriah setelah bulan Muharram dan Safar. Rabiul Awal merupakan bulan yang spesial bagi Nabi Muhammad dan juga umatnya. Pasalnya, pada bulan ini lahir sosok mulia Nabi Muhammad pada hari Senin, 12 bulan Rabiul Awal tahun 571 Masehi. Momentum penting inilah yang kemudian menjadikan bulan Rabiul Awal disebut sebagai bulan Maulid.

Imam As-Suyuthi dalam Husnul Maqshid fi Amalil Mawlid halaman 67-68 menjelaskan hikmah dilahirkannya Nabi Muhammad pada hari senin adalah di antaranya karena Senin merupakan hari di mana Allah menciptakan pohon. Hari Senin mengingatkan kita pada penciptaan makanan pokok, rezeki, aneka buah, dan ragam kebaikan yang menjadi logistik dan asupan manusia serta menyenangkan hati mereka.

Namun perlu kita ketahui bahwa dengan dilahirkannya Nabi Muhammad di bulan Rabiul Awal maka bulan ini ikut menjadi mulia. Seandainya Nabi Muhammad saw dilahirkan pada waktu mulia yang sudah ada, niscaya banyak yang mengira bahwa Nabi Muhammad saw menjadi mulia karena dilahirkan pada waktu mulia.

Jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah ta'ala

Sebagai wujud syukur atas datangnya bulan Maulid dan kelahiran Nabi ini, maka kita dianjurkan untuk memperingati dan merayakannya. Kita harus mencontoh Nabi yang juga senantiasa memperingati kelahirannya sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Muslim.

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ قَالَ: ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيْهِ

Artinya: "Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai puasa di hari Senin. Lantas beliau menjawab: Itu adalah hari di mana aku dilahirkan, hari di mana aku diutus atau diturunkannya wahyu kepadaku."

Memperingati kelahiran Nabi juga merupakan wujud syukur atas diutusnya Rasulullah ke muka bumi ini sebagai Rahmatan lil Alamin (Rahmat bagi seluruh alam semesta). Beliau adalah rahmat yang agung yang telah membawa umat manusia dari kegelapan menuju zaman yang terang benderang. Ketika mendapat anugerah ini tentu kita harus bersyukur seperti yang telah diperintahkan oleh Allah dalam Al-Qur'an:

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوْا

Artinya: "Katakanlah (Nabi Muhammad), "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya itu, hendaklah mereka bergembira." (Q.S. Yunus: 58)

Wujud kegembiraan ini adalah dilaksanakannya peringatan Maulid yang di dalamnya dilakukan berbagai macam bentuk ibadah seperti membaca Al-Qur'an, dzikir, dan juga yang paling khas adalah membaca sejarah perjalanan kehidupan inspiratif dari Nabi Muhammad saw dan juga pembacaan shalawat Nabi.

Jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah ta'ala

Bershalawat kepada Nabi Muhammad merupakan ibadah yang spesial. Mengapa? Karena semua amal ibadah yang dilakukan oleh kita memiliki dua kemungkinan yakni diterima atau ditolak oleh Allah. Namun shalawat menjadi salah satu ibadah yang pasti akan diterima oleh Allah sebagaimana penjelasan Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi dalam kitab Kifayatul Atqiya halaman 48:

وَأَنَّ جَمِيعَ الْأَعْمَالِ مِنْهَا الْمَقْبُولُ وَمِنْهَا الْمَرْدُودُ إِلَّا الصَّلَاةَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنَّهَا مَقْطُوعٌ بِقَبُولِهَا إِكْرَامًا لَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَحُكِيَ اتِّفَاقُ الْعُلَمَاءِ عَلَى ذَلِكَ

Artinya: "Semua amal ibadah berpotensi diterima dan ditolak Allah kecuali shalawat nabi saw karena ibadah shalawat dipastikan penerimaannya sebagai bentuk penghormatan terhadap Nabi Muhammad saw. Ijma' ulama menghikayatkan masalah ini,"

Nabi juga sudah menyampaikan keutamaan-keutamaan membaca shalawat seperti dalam haditsnya:

مَنْ صلَّى عَلَيَّ صلاَةً، صلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عشْرًا

Artinya: "Barang siapa yang bershalawat kepadaku satu kali, Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali." (HR. Muslim).

Lebih dari itu Sayyid Muhammad Al-Maliki dalam Madza fis Sya'ban, halaman 31 juga menyebutkan beberapa keutamaan bersahalawat seperti balasan dari Allah, Nabi Muhammad, dan Malaikat-Nya berupa shalawat bagi yang membaca shalawat pada Nabi. Orang yang bershalawat juga akan diangkat derajatnya oleh Allah dan beberapa kebaikannya akan ditambah serta beberapa kejelekannya akan dihapus. Bershalawat kepada Nabi juga bisa menjadi sebab hilangnya kefakiran dan dilimpahkannya beberapa kebaikan serta akan memberi manfaat bukan hanya kepada dirinya, namun juga keluarganya.

Jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah ta'ala

Demikianlah beberapa penjelasan tentang Rabiul Awal, Maulid, dan keutamaan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw. Semoga kita termasuk umatnya yang senang bershalawat dan kita akan mendapatkan syafaatnya di yaumil qiyamat kelak. Amiin..

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

الْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلٓهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمُ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، الْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أٓلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ

أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِنَّ اللّٰهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً

َاَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Penulis: H Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung
Sumber: NU Online

Contoh Khutbah Jumat #6

Judul: Kehidupan Rasulullah Penuh Keteladanan

Khutbah I

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ

أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْقَدِيْرِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ : لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.

Pada hari Jumat bulan Rabi'ul Awwal ini, masih dalam momentum maulid Nabi Muhammad SAW, khatib berpesan kepada diri khatib pribadi, maupun kepada jamaah sekalian. Marilah kita bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, dengan imtitsaalul awaamir, wajtinaabun nawahiih. Menjalankan segala perintah Allah sejauh batas maksimal kemampuan kita. Dan menjauhi segala larangan Allah tanpa terkecuali.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.

Bulan Maulid adalah momentum bagi kita untuk mengingat kembali sejarah hidup Rasulullah SAW. Serta momentum untuk meneladani dan meneruskan perjuangan Beliau. Memanglah benar, bahwa Nabi Muhammad adalah manusia pilihan. Bahkan telah dipanggil langsung oleh Allah hingga ke Sidratul Muntaha. Namun bukan berarti Nabi Muhammad tidak bisa dicontoh oleh umatnya.

Allah berfirman dalam QS. Al-Ahzab Ayat 40:

ما كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَٰكِن رَّسُولَ ٱللَّهِ وَخَاتَمَ ٱلنَّبِيِّينَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا

Artinya: "Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

Ayat di atas menjelaskan bahwa Nabi Muhammad tidak punya keturunan dari jalur anak-laki-laki (rijal) yang hidup hingga dewasa. Ketiga putra beliau, yaitu Sayyid Qosim, Sayyid Abdullah dan Sayyid Ibrahim, semuanya diwafatkan oleh Allah saat usia balita. Hikmahnya adalah agar tidak ada keturunan yang diangkat oleh umat menjadi nabi sepeninggal Rasulullah. Sebagai penegasan bahwa Nabi Nabi Muhammad benar-benar pamungkas para nabi.

Terdapat sebuah Syi'ir yang menyatakan:

"Muhammadun basyarun laakal basyari # Bal huwa kal yaquuthi baynal hajari"

Artinya: "Nabi muhammad adalah manusia biasa layaknya kita. Namun kualitasnya jauh di atas manusia pada umumnya. Adapun perumpamaannya adalah bagaikan sebongkah batu permata, dibanding seonggok bebatuan biasa."

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.

Terkait sifat Rasulullah, Allah sebutkan dalam QS. At-Taubah ayat 128:

لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

Artinya: "Sungguh, benar-benar telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, dan (bersikap) penyantun dan penyayang terhadap orang-orang mukmin."

Rasul dari golongan sendiri (min anfusikum) menunjukkan bahwa Nabi Muhammad bisa dicontoh dan diteladani watak perilakunya oleh umat. Nabi Muhammad bukanlah dewa, manusia luar angkasa ataupun anak tuhan. Setidaknya Beliau memiliki tiga sifat, yaitu:

عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ. Kepekaan sosial/sense of sensitifity yang tinggi. Atas penderitaan yang dirasakan oleh umat.
حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ. Amat Mengharapkan yang terbaik untuk umat. Terkait keselamatan di akhirat. Nabi Muhammad memikirkan umat melebihi memikirkan diri pribadi dan keluarganya sendiri.
بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. Bersikap penyantun dan penyayang terhadap orang-orang Mukmin.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.

Nabi Muhammad adalah panutan umat. Dengan mematuhi ajarannya, Manusia mampu selamat di dunia dan akhirat. Nama Muhammad dalam tinjauan ilmu sharaf/morfologi, adalah bentuk isim maf'ul. Bermakna "yang terpuji". Terpuji baik di langit maupun di bumi. Nama Muhammad bukanlah nama yang lazim dipakai di kalangan bangsa Arab. Nama pemberian kakek Beliau, Abdul Muthallib. Selain menunjukkan pengharapan, juga menyiratkan bahwa bayi yang baru lahir ini, adalah manusia yang berbeda dan istimewa.

Nabi Muhammad diterpa ujian yang bertubi-tubi, bahkan sedari kandungan. Wafat ayah jelang hari kelahiran. Ibu tiada kala usia enam tahun. Ikut kakek hingga usia sembilan tahun. Pamannya Abu Thalib jadi pengganti. Sosok Abu Thalib bukanlah sosok yang kaya. Pun memiliki tanggungan anak yang masih kecil-kecil pula.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.

Cobaan bertubi-tubi ini menguatkan mental dan ketabahan nabi. Sebuah modal dasar yang penting guna menghadapi ujian bertubi-tubi kala sesudah diangkat sebagai Nabi. Menyampaikan risalah tanpa menyembunyikan sedikitpun. Walau sering disalahpahami dan dituduh oleh mereka yang kufur dan dengki. Nabi Muhammad mengalami penolakan atas ajakan tulus kepada umat yang dikasihi. Itulah hal yang paling menyakitkan bagi Sang pengemban risalah dakwah. Hingga banyak Allah turunkan ayat-ayat tashliyah. penghibur dan penguat jiwa Sang Baginda.

Tiga tahun pertama, Nabi berdakwah terbatas. Cetak kader sahabat berkualitas. Hingga tiba masa berdakwah terbuka. Nabi kumpulkan keluarga di bukit Shofa. Dicacilah Nabi juga dihina, Dikira gila wanita, gila harta. Pernah pula Nabi diboikot. Dilaranglah semua bertransaksi dagang. Orang kafir Quraisy tawarkan pada baginda. Akan harta, tahta hingga wanita. Mereka penuhi asalkan sang Nabi berhenti serukan agama Ilahi. Lewat pamannya Abu Thalib, Nabi menolak penawaran yang diberikan. Walau matahari dibebankan di tangan kanan, dan rembulan di tangan kiri, Nabi tetap tak akan berhenti berjuang menyampaikan risalah dari Allah.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.

Kepekaan Nabi akan kondisi membuat beliau gembalakan ternak warga Makkah tanpa rasa gengsi. Guna membantu meringankan beban keluarga Abu Thalib yang diikutinya. Menggembala ternak memang merupakan perangai semua Nabi. Sebagai latihan dasar kendali diri. Belajar mengatur ternak terlebih dulu. Hingga kelak mengatur umat setelah diangkat jadi Nabi.

Mempelajari fragmen hidup sejarah Rasulullah, amat penting guna menumbuhkan pengetahuan, kecintaan dan dorongan meneladani. Tidak mungkin seseorang meneladani Nabi bila belum mencintai. Tidak mungkin mencintai bila tidak mengenali dan mengetahui. Tidak mungkin mengenali Rasulullah, bila tidak membaca kitab-kitab Siroh Nabawi, mengkaji hadits dan mendengar penjelasan para ulama tentang keagungan pribadi Nabi.

Dengan mengkaji hadits, seakan kita hidup di masa Rasulullah. Turut mendengarkan pemaparan dan nasihat Rasulullah. Melihat uswah-nya secara nyata. Inilah pentingnya belajar hadits. Dengan berguru pada guru yang memiliki kertersambungan sanad.

Dengan mengkaji Siroh Nabawiyah, kita mampu mendapat gambaran utuh tentang kehidupan Nabi secara urut. Sejak kecilnya, masa dewasa, berumah tangga, berdagang, dorongan untuk memperbaiki keadaan, merenung mendekat pada Allah dengan beruzlah, awal diangkat menjadi Nabi, fase dakwah tertutup, fase dakwah terbuka, fase kenabian di Makkah sebelum hijrah maupun fase di Madinah sesudah hijrah.

Dengan mengkaji Siroh Nabawi, kita juga mampu mendapat gambaran utuh keteladanan Rasulullah secara tematis, dalam berbagai lini kehidupan. Tentang bagaimana keteladanan Rasulullah terhadap istri-istrinya, terhadap anak-anaknya, terhadap sahabatnya, terhadap wanita, terhadap anak kecil, terhadap mereka yang memusuhinya, terhadap yang kaya maupun yang miskin. Tentang bagaimana gambaran Rasulullah sebagai pendidik, pemimpin militer, pedagang, maupun sebagai kepala rumah tangga.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.

Pembacaan kitab Maulid, amat baik digalakkan, baik di kalangan bapak-bapak, Ibu-Ibu, remaja putra maupun remaja putri. Sudah seharusnya pembacaan Maulid Diba', Barzanji digiatkan kembali. Dihadiri sebanyak mungkin warga sekitaran. Terlebih ditambah kajian yang menerangkan isi kitab tersebut. Para pelajar juga seharusnya diberikan pengajian tentang sejarah hidup nabi. Yang dikaji hingga khatam, tuntas dan paham.

Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari menulis kitab Nuril Mubin fii Mahabbati Sayyidil Mursalin. Isinya amat bagus untuk dikaji. Ataupun semisal kitab Khulashoh Nurul Yaqin yang ringkas dan padat penjelasannya tentang sejarah hidup nabi.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.

Hendaknya kita memperbanyak membaca shalawat bagi Rasulullah. Allah perintahkan orang Mukmin untuk memohonkan rahmat dan keselamatan bagi Nabi Muhammad. Allah berfirman dalam QS. Al-Ahzab ayat 56:

إِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

Artinya: "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya."

Ayat di atas menunjukkan bahwa Allah pun bershalawat. Berupa menurunkan rahmat kasih sayang bagi Nabi Muhammad. Sementara shalawat dari malaikat dan manusia Mukmin berupa permohonan agar Allah mencurahkan rahmatnya bagi sang Baginda.

Banyak sekali keutamaan membaca Shalawat. Antara lain mendapat pahala berlipat dan dikumpulkan di surga bersama Rasulullah. Rasulullah bersabda dalam hadits riwayat Imam Muslim, dari jalur Sahabat Abdullah bin Amr bin Ash:

مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا

Artinya: "Barang siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali." (HR Muslim)

Dalam hadits riwayat Imam At-Tirmidzi, dari jalur sahabat Abdullah bin Mas'ud, Rasulullah bersabda:

أَوْلى النَّاسِ بِي يوْمَ الْقِيامةِ أَكْثَرُهُم عَليَّ صَلاَةً

Artinya: "Manusia yang paling berhak bersamaku pada hari kiamat ialah yang paling banyak membaca shalawat kepadaku." (HR Tirmidzi).

Semoga Allah menjadikan kita, sebagai hamba yang mampu meneladani uswah Rasulullah, dan mendapatkan syafaatnya kelak di hari kiamat. Aamiin yaa Robbal Aalamiin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

عِبَادَ اللهِ إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Sumber: NU Online

Contoh Khutbah Jumat #7

Memupuk Kecintaan terhadap Rasulullah

Khutbah I

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: لَقَدْ مَنَّ اللّٰهُ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ بَعَثَ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَۚ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.

Pada hari Jumat yang mulia ini, masih di bulan Rabiul Awwal, bulan Maulid 1446 hijriyah, bulan kelahiran Rasulullah SAW, khatib berpesan kepada diri khatib pribadi, maupun kepada jamaah sekalian. Marilah kita bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, dengan imtitsaalul awaamir, wajtinaabun nawahiih. Menjalankan segala perintah Allah sejauh batas maksimal kemampuan kita. Dan menjauhi segala larangan Allah tanpa terkecuali.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.

Nabi Muhammad adalah anugerah terbesar yang Allah berikan bagi umat manusia. Dengan lantaran risalahnya lah, kita mampu terlepas dari kelamnya kekufuran, menuju cahaya iman dan Islam. Lewat perantara syafaatnyalah, kita mendapat rahmat Allah, di yaumil faza'il akbar. Di hari kiamat, hari di mana seluruh manusia mengalami kesusahan dan kebingungan yang dahsyat.

Sudah sepantasnya umat Islam mencintai Nabi secara mendalam. Tersebab besarnya kecintaan Nabi terhadap umat. Tak pernah sedikitpun Nabi memikirkan keuntungan pribadi dan keluarganya. Segala daya upaya nabi kerahkan, semata agar umat ini selamat dunia dan akhirat.

Beberapa kali Allah SWT tegaskan dalam Al-Qur'an, bahwa Nabi itu Allah utus dari golongan manusia sendiri. Bukan makhluk asing, makhluk luar angkasa, ataupun bukan manusia. Sehingga amat memungkinkan untuk dicontoh. Allah SWT berfirman dalam QS. Ali Imran ayat 164:

لَقَدْ مَنَّ اللّٰهُ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ بَعَثَ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَۚ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

Artinya: "Sungguh, Allah benar-benar telah memberi karunia kepada orang-orang mukmin ketika (Dia) mengutus di tengah-tengah mereka seorang Rasul (Muhammad) dari kalangan mereka sendiri yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka kitab suci (Al-Qur'an) dan hikmah. Sesungguhnya mereka sebelum itu benar-benar dalam kesesatan yang nyata.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.

Bila kita ingin menjadi pengikut Nabi yang sempurna, maka selayaknya kita laksanakan segala sunnahnya. Mulai bangun tidur hingga malam hari. Berupa Perbuatan, perkataan, penampilan, pemikiran, perasaan serta sikap terpuji. Nabi telah tuntunkan, bahwa senyum terhadap saudara berpahala sebesar sedekah. Hormati yang tua kasihi yang muda. Tak remehkan kebaikan sekecil apapun. Walau sekadar singkirkan duri ke tepi jalan. Walau hanya tuangkan minum ke wadah teman. Muslim sejati tak akan pernah menyakiti orang lain, baik dengan perkataan maupun perbuatan.

Seringkali baginda Nabi memperhatikan para sahabatnya dengan penuh ketulusan. Hingga burung peliharaan sahabat kecil pun ditanyakan kepada pemiliknya. Semua merasa dihargai jadi terpanggil. Pernahlah ditepuk pundak sahabat Muadz hingga berbunga, menyapa adik kepada sahabat Umar tatkala ia pamit hendak umrah kepada Baginda. Laa tansa yaa ukhoyya an tad'uwani. Sebuah sapaan yang sangat membungahkan hati sahabat Umar.

Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam kitab Al-Jami'us Shoghir, mencantumkan hadits tentang pentingnya pendidikan anak/parenting terkait penanaman rasa cinta kepada Rasulullah sejak dini. As-Suyuthi menyatakan:

عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَدِّبُوْا اَوْلَادَكُمْ عَلَى ثَلَاثِ خِصَالٍ : حُبِّ نَبِيِّكُمْ وَحُبِّ اَهْلِ بَيْتِهِ وَ قِرَأَةُ الْقُرْأَنِ فَإِنَّ حَمْلَةَ الْقُرْأَنُ فِيْ ظِلِّ اللهِ يَوْمَ لَا ظِلٌّ ظِلَّهُ مَعَ اَنْبِيَائِهِ وَاَصْفِيَائِهِ

Artinya: "Dari Sayyidina Ali RA., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Didiklah anak-anak kalian terkait tiga hal, yaitu mencintai Nabi kalian dan keluarganya, serta membaca Al-Qur'an. Karena sesungguhnya orang yang memahami isi kandungan Al-Qur'an akan berada di bawah lindungan Allah, pada hari di mana tidak ada lindungan selain lindungan-Nya, beserta para Nabi dan kekasihnya" (H.R Ad-Dailami).

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.

Terdapat ribuan kisah keteladanan cinta antara Nabi dan para sahabatnya. Yang menjadi referensi utama dari kita untuk meneladani, agar memiliki rasa mahabbah pada Nabi. Satu ketika setiba Nabi di Kota Madinah awal hijrah, sahabat Ansor berlomba-lomba memberi pelayanan. Tertunduk sedih Ummu Sulaim yang janda, ingin berikan kontribusi, tapi harta tiada di tangan. Ia serahkan putranya Anas kepada Nabi, Untuk membantu rumah tangga sang Baginda. Sahabat Anas menyaksikan eloknya junjungan. Urusan pribadi Nabi lakukan, tanpa pernah suruh orang. Nabi menjahit kancing baju juga menyapu, segala urusan rumah tangga nyalakan tungku.

Cinta Nabi kepada para sahabat, tidaklah bertepuk sebelah tangan. Ketulusan cinta Rasulullah dibalas dengan kemurnian kasih para sahabatnya. Ketulusan hati memang mampu merasuk ke dalam lubuk hati yang dikasihi. Begitu cinta para sahabat kepada Nabi. Saat berangkat menuju perang Tabuk, sebuah perang yang amat berat bagi umat Islam, di kala cuaca sedang panas-panasnya, jarak yang teramat jauhnya dari Madinah, terlebih musim panen kurma di Madinah, yang menghadapkan para sahabat dihadapkan pada pilihan dilematis. Antara penuhi seruan jihad, ataukah berdiam duduk-duduk di rumah. Bila ditinggal tidak terpanen busuklah buah. Tak heran tentara yang mengikuti peperangan ini terkenal dengan istilah jaisyul usroh. Pasukan yang menempuh kesulitan.

Alkisah kala itu, Sahabat Abu Dzar menuju Tabuk dengan berjalan kaki. Karena tak memiliki kendaraan yang memadai. Menyebabkan ia agak tertinggal dari rombongan Nabi. Di tengah jalan ia menjumpai sumber air. Diisi penuh wadah air miliknya. Namun tiba-tiba ia terpikir Rasulullah. Minum pun ia tak berani. Seraya berkata dalam hati "akan kubawa air ini untuk Nabi". Saat ia mampu menyusul kafilah pasukan, ambruk ia di depan Nabi. Demi Nabi sang kekasih, Abu Dzar rela dehidrasi.

Sahabat Anas bin Malik RA meriwayatkan bahwa Nabi bersabda:

ثلاثٌ مَنْ كُنَّ فيه وجَدَ حلاوَةَ الإيمانِ : أنْ يكونَ اللهُ و رسولُهُ أحبُّ إليه مِمَّا سِواهُما ، و أنْ يُحِبَّ المرْءَ لا يُحبُّهُ إلَّا للهِ ، و أنْ يَكْرَهَ أنْ يَعودَ في الكُفرِ بعدَ إذْ أنقذَهُ اللهُ مِنْهُ ؛ كَما يَكرَهُ أنْ يُلْقى في النارِ

Artinya: "Ada tiga jenis orang yang akan mendapatkan rasa manisnya iman, (yaitu) ketika Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selain keduanya; dan ketika ia mencintai seseorang, ia tidak mencintainya kecuali semata karena Allah; dan ketika ia benci kembali ke dalam kekufuran, setelah Allah menyelamatkannya, sebagaimana ia benci dimasukkan ke dalam neraka." (HR. Bukhari, Muslim, Turmudzi, Nasa'i, Ahmad)

Para ulama menjelaskan makna manisnya keimanan sebagai kenikmatan seseorang dalam ketaatan, ketaatan menjalankan perintah Alllah SWT dan juga kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Manisnya iman dijelaskan oleh kiai Bahauddin Nursalim (Gus Baha) Rembang, sebagai kenyamanan akal pikiran atas apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.

Suatu ketika, tatkala para sahabat sedang membersamai Rasulullah, ketika itu Nabi memegang tangan sahabat Umar. Terekam dalam riwayat berikut:

كُنَّا مع النَّبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ وهو آخِذٌ بيَدِ عُمَرَ بنِ الخَطَّابِ، فَقالَ له عُمَرُ: يا رَسولَ اللَّهِ، لَأَنْتَ أحَبُّ إلَيَّ مِن كُلِّ شَيْءٍ إلَّا مِن نَفْسِي، فَقالَ النَّبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: لَا، والَّذي نَفْسِي بيَدِهِ، حتَّى أكُونَ أحَبَّ إلَيْكَ مِن نَفْسِكَ، فَقالَ له عُمَرُ: فإنَّه الآنَ، واللَّهِ، لَأَنْتَ أحَبُّ إلَيَّ مِن نَفْسِي، فَقالَ النَّبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: الآنَ يا عُمَرُ

Artinya: "Wahai Rasulullah, engkau adalah orang yang paling kucintai melebihi apapun selain diriku." Kemudian Rasulullah berkata: "Wahai Umar, demi Allah, yang mana diriku berada dalam kekuasaan-Nya, (tidak sempurna iman) hingga engkau lebih mencintaiku dibanding mencintai dirimu sendiri". Umar lantas menyatakan: "Demi Allah, Sekarang engkau lebih kucintai daripada diriku sendiri". (HR. Al-Bukhari No.6632).

Begitu mudah bagi sahabat Umar, untuk mengubah keyakinannya. Dari awalnya menjadikan diri sebagai prioritas utama. Menuju Rasulullah sebagai yang pertama dan utama. Hingga rela berkorban untuknya.

Semoga Allah menjadikan kita sebagai umat yang memiliki rasa cinta kepada baginda Nabi Muhammad, mampu meneladani perilaku Nabi dalam kehidupan Nabi, serta mampu menyambung perjuangan Nabi dalam rangka li'ilaa'i kalimaatillah. Amin, amin, amin yaa Rabbal alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي اِلىَ رِضْوَانِهِ اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَر

Demikianlah kumpulan contoh khutbah Jumat akhir bulan September 2024. Semoga kita semua dapat memetik hikmah di bulan Maulid ini, detikers!




(urw/edr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads