- Hadits Tentang Maulid Nabi 1. Hadits Riwayat Muslim 2. Hadits Riwayat Muslim 3. Hadits Riwayat Abdullah bin Mas'ud 4. Sayyidina Umar Bin Khattab 5. Sayyidina Abu Bakar As-Shidiq 6. Ali Bin Abi Tholib
- Ayat Al-Qur'an Tentang Maulid Nabi 1. Surah Yunus Ayat 58 2. Surah Ali'Imran Ayat 164 3. Surah Al-Ahzab Ayat 56 4. Surah Al-Anbiyah Ayat 107 5. Surah Al-Hajj Ayat 77
- Hukum Melaksanakan Maulid Nabi
- Keutamaan Maulid Nabi 1. Ungkapan Kecintaan Kepada Nabi Muhammad 2. Meneguhkan Kembali Kecintaan kepada Rasulullah SAW 3. Mendapatkan Rahmat Allah SWT
Maulid Nabi Muhammad SAW adalah salah satu tradisi yang dirayakan umat muslim setiap tahunnya. Perayaan ini bertujuan untuk memperingati hari kelahiran Baginda Rasulullah SAW.
Maulid Nabi dirayakan umat Islam pada tanggal 12 Rabiul Awal setiap tahun. Tahun ini, momen istimewa tersebut jatuh pada hari Senin, 16 September 2024.
Untuk merayakan momen ini, umat Islam biasanya mengisi dengan berbagai kegiatan amalan, seperti zikir, shalawat, pembacaan kitab rawi, dan bersedekah. Namun pertanyaannya, apakah boleh memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut detikSulsel sajikan hadits tentang Maulid Nabi. Yuk, disimak!
Hadits Tentang Maulid Nabi
Terdapat sejumlah hadits yang menjelaskan tentang perayaan Maulid Nabi, di antaranya:
1. Hadits Riwayat Muslim
Mengutip jurnal Institut Agama Islam Negeri Kudus yang berjudul "Perayaan Maulid Nabi dalam Pandangan KH. Hasyim Asy'ari", peringatan Maulid Nabi masuk dalam anjuran hadits Nabi untuk membuat sesuatu yang baru, namun tidak menyalahi syariat Islam.
Rasulullah SAW pernah bersabda:
Artinya: "Barang siapa yang memulai (merintis) dalam Islam sebuah perkara baik maka ia akan mendapatkan pahala dari perbuatan baiknya tersebut, dan ia juga mendapatkan pahala dari orang yang mengikuti setelahnya, tanpa berkurang pahala mereka sedikitpun." (H.R. Muslim)
2. Hadits Riwayat Muslim
Rasulullah SAW mensyukuri atas kelahirannya dengan cara berpuasa setiap hari kelahirannya, yaitu hari Senin. Sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: "Dari Abi Qotadah al-Anshori RA sesungguhnya Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai puasa hari Senin. Rasulullah SAW menjawab "Pada hari itu aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku." (H.R. Muslim)
3. Hadits Riwayat Abdullah bin Mas'ud
Peringatan Maulid adalah perkara yang dipandang bagus oleh para ulama dan kaum muslimin di seluruh negeri, serta telah dilakukan di semua tempat. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan dalam hadits riwayat Abdullah bin Mas'ud:
Artinya: "Apa yang dipandang baik oleh kaum muslimin, ia pun baik di sisi Allah: dan apa yang dipandang buruk oleh kaum muslimin, ia pun buruk di sisi Allah."
4. Sayyidina Umar Bin Khattab
Melansir laman Universitas Muhammadiyah Surakarta, Sayyidina Umar juga pernah menjelaskan tentang umat muslim yang memuliakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Berikut bukti haditsnya:
مَنْ عَظَّمَ مَوْ لِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَدْ أَحْيَا اْلإِسْلاَمَ
Artinya: "Barangsiapa yang memuliakan atau memperingati kelahiran Nabi SAW, berarti telah menghidupkan Islam."
5. Sayyidina Abu Bakar As-Shidiq
Tak hanya Umar, sahabat Rasulullah SAW, yakni Abu Bakar As-Shidiq juga meriwayatkan hadits tentang peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam salah satu hadits, Abu Bakar As-Shidiq menjelaskan:
مَنْ أَنْفَقَ دِرْ هَماً فِى مَوْ لِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ رَفِيْقِيْ فِى الْجَنَّةِ
Artinya: "Barangsiapa yang membelanjakan satu dirham (uang emas) untuk keperluan mengadakan pembacan Maulid Nabi SAW: akan menjadi temanku di surga."
6. Ali Bin Abi Tholib
Selanjutnya, Ali bin Abi Thalib juga mengatakan bahwa bagi kaum muslimin yang memuliakan hari kelahiran Rasulullah, maka ketika meninggalkan dunia akan membawa iman:
مَنْ عَظَّمَ مَوْ لِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَخْرُجُ مِنَ الدُّنْياَ اِلاَّ بِاْلإِ يْمَانِ
Artinya: "Barangsiapa yang memuliakan/memperingati kelahiran Nabi SAW, apabila pergi meninggalkan dunia pergi dengan membawa iman."
Ayat Al-Qur'an Tentang Maulid Nabi
Menukil dari buku "Bahas Cerdas dan Kupas Tuntas Dalil Syar'i Maulid Nabi" yang ditulis oleh Muhammad Ahmad Vad'aq, selain hadits, ditemukan juga beberapa Ayat Al-Quran juga menjelaskan tentang perayaan Maulid Nabi ini, yakni:
1. Surah Yunus Ayat 58
قُلْ بِفَضْلِ ٱللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا۟ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
Artinya: "Katakanlah: 'Dengan karunia Allah SWT dan ramhat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karena Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan." (QS. Yunus: 58)
2. Surah Ali'Imran Ayat 164
لَقَدْ مَنَّ اللّٰهُ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ بَعَثَ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَۚ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ
Artinya: "Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata." (QS. Ali' Imran: 164)
3. Surah Al-Ahzab Ayat 56
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
Artinya: "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam kepadanya." (QS. Al-Ahzab Ayat: 56)
4. Surah Al-Anbiyah Ayat 107
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
Artinya: "Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (QS. Al-Anbiyah: 107)
5. Surah Al-Hajj Ayat 77
وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَۚ
Artinya: "Dan perbuatlah kebajikan supaya kamu mendapat kemenangan." (QS. Al-Hajj: 77)
Hukum Melaksanakan Maulid Nabi
Kembali dikutip dari jurnal Institut Agama Islam Negeri Kudus yang berjudul "Perayaan Maulid Nabi dalam Pandangan KH. Hasyim Asy'ari", diketahui, di zaman nabi tidak pernah dilakukan peringatan maulid ini. Meskipun begitu, hukum memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW bisa dianggap sebagai bid'ah hasanah (sesuatu yang baik).
Dilansir dari laman Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia, Sayyid Muhammad Abin Alawi Al-Maliki Al-Hasini juga pernah mengatakan:
وَالْحَاصِلُ اَنّ الْاِجْتِمَاعَ لِاَجْلِ الْمَوْلِدِ النَّبَوِيِّ اَمْرٌ عَادِيٌّ وَلَكِنَّهُ مِنَ الْعَادَاتِ الْخَيْرَةِ الصَّالِحَةِ الَّتِي تَشْتَمِلُ عَلَي مَنَافِعَ كَثِيْرَةٍ وَفَوَائِدَ تَعُوْدُ عَلَي النَّاسِ بِفَضْلٍ وَفِيْرٍ لِاَنَّهَا مَطْلُوْبَةٌ شَرْعًا بِاَفْرِادِهَا
Aryinya: "Bahwa sesungguhnya mengadakan Maulid Nabi SAW merupakan suatu tradisi dari tradisi-tradisi yang baik, yang mengandung banyak manfaat dan faidah yang kembali kepada manusia, sebab adanya karunia yang besar. Oleh karena itu dianjurkan dalam syara' dengan serangkaian pelaksanaannya. [Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki, Mafahim Yajibu An-Tushahha, hal. 340]
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perayaan Maulid Nabi hanya formatnya yang baru, sedangkan isinya merupakan ibadah-ibadah yang telah diatur dalam Al-Qur'an maupun Hadits. Dengan demikian, banyak ulama yang mengatakan bahwa perayaan maulid Nabi adalah bid`ah hasanah dan yang melaksanakannya akan mendapatkan pahala.
Keutamaan Maulid Nabi
Melansir laman Universitas Islam An Nur Lampung, ada beberapa keutamaan yang didapatkan umat Islam ketika merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW, di antaranya:
1. Ungkapan Kecintaan Kepada Nabi Muhammad
Peringatan maulid Nabi Muhammad adalah sebuah ungkapan kecintaan dan kegembiraan dengan beliau. Bahkan orang kafir juga mendapatkan manfaat dengan kegembiraan tersebut.
Dalam salah satu hadits riwayat Imam Al-Bukhori pernah dikisahkan ketika Tsuwaibah, budak perempuan Abu lahab, menyampaikan berita gembira tentang kelahiran bayi yang sangat mulia. Ketika itu, Abu Lahab pun langsung memerdekakan Tsuwaibah sebagai tanda cinta dan kasih.
Karena kegembiraannya ini juga, kelak di hari kiamat siksa atas Tsuwaibah akan diringankan setiap hari senin tiba.
2. Meneguhkan Kembali Kecintaan kepada Rasulullah SAW
Bagi umat Islam, kecintaan kepada Nabi adalah sebuah keharusan. Sebab, kecintaan kepada Nabi tersebut merupakan salah satu cara untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.
Kecintaan kepada nabi juga harus berada di atas segalanya, bahkan melebihi kecintaan kepada istri, anaknya, dan diri sendiri. Penjelasan ini sesuai yang dijelaskan dalam sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim:
لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحبّ إليه من ولده ووالده والناس أجمعين
Artinya: "Tidak sempurna iman salah satu diantara kamu sehingga aku lebih dicintai olehnya daripada anaknya, orang tuanya dan seluruh manusia." (HR. Bukhari Muslim).
3. Mendapatkan Rahmat Allah SWT
Salah satu keutamaan yang didapat umat Islam saat Maulid Nabi adalah mendapatkan rahmat Allah. Rahmat tersebut, berupa taman surga dan dibangkitkan bersama-sama golongan orang yang jujur, orang yang mati syahid dan orang yang sholeh.
Imam Sirri Saqathi Rahimahullah pernah berkata:
من قصد موضعا يقرأ فيه مولد النبي صلى الله عليه وسلم فقد قصد روضة من رياض الجنة لأنه ما قصد ذلك الموضع إلا لمحبة النبي صلى الله عليه وسلم : وقد قال صلى الله عليه وسلم: من أحبني كان معي في الجنة
Artinya: "Barang siapa menyengaja (pergi) ke suatu tempat yang dalamnya terdapat pembacaan maulid nabi, maka sungguh ia telah menyengaja (pergi) ke sebuah taman dari taman-taman surga, karena ia menuju tempat tersebut melainkan kecintaannya kepada baginda rasul. Rasulullah bersabda: barang siapa mencintaiku, maka ia akan bersamaku di surga."
Sementara itu, Imam Syafi'i Rahimahullah berkata:
من جمع لمولد النبي صلى الله عليه وسلم إخوانا وهيأ طعاما وأخلى مكانا وعمل إحسانا وصار سببا لقراءته بعثه الله يوم القيامة مع الصادقين والشهداء والصالحين ، ويكون في جنات النعيم
Artinya: "Barang siapa yang mengumpulkan saudara-saudara untuk memperingati Maulid nabi, kemudian menyediakan makanan, tempat, dan berbuat kebaikan untuk mereka serta ia menjadi sebab untuk atas dibacakannya maulid nabi, maka Allah akan membangkitkan dia bersama-sama orang yang jujur, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang sholeh. Dan dia akan dimasukkan dalam surga na'im."
Demikianlah informasi mengenai hadits Maulid Nabi lengkap dengan hukum dan keutamaannya. Semoga bermanfaat!
(urw/alk)