Warga Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, dibuat gempar dengan beredarnya undangan pemilihan ratu transgender. Belakangan pihak panitia pelaksana muncul dan berjanji membatalkan kegiatan tersebut.
Ajang pemilihan ratu transgender tersebut awalnya beredar di media sosial pada Jumat (13/9). Dalam surat undangan, kegiatan itu disebut dalam rangka memeriahkan HUT ke-79 RI.
Tampak undangan beredar memiliki warna merah dan hitam. Dalam undangan juga disebutkan kegiatan itu memiliki tema 'kebersamaan dan keberagaman'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi yang turut mengetahui beredarnya undangan tersebut langsung turun tangan menghubungi pihak panitia. Mereka diminta memberikan klarifikasi.
"Kami sudah mengundang pihak panitia penyelenggara untuk melakukan klarifikasi terkait kegiatan ini," kata Kabid Humas Polda Gorontalo Kombes Desmont Harjendra saat di konfirmasi detikcom, Sabtu (14/9).
Dia mengatakan langkah tersebut dilakukan untuk memastikan informasi pemilihan ratu transgender tersebut. Ia juga menyebut pemanggilan panitia untuk memastikan apakah pelaksanaan kegiatan telah memenuhi ketentuan hukum yang berlaku atau tidak.
"Langkah ini diambil untuk mendapatkan informasi yang jelas mengenai maksud dan tujuan acara tersebut," tuturnya.
"Sekaligus memastikan apakah pelaksanaannya telah memenuhi ketentuan hukum yang berlaku," tambahnya.
Panitia Janji Batalkan Kegiatan
Pihak panitia diketahui langsung memenuhi undangan pihak kepolisian. Mereka pun berjanji kepada pihak kepolisian akan membatalkan kegiatan itu.
"Kami undang pihak panitia pelaksana dan mereka telah berjanji tidak akan menyelenggarakan acara," kata Kombes Desmont.
Panitia pelaksana pemilihan ratu transgender disebut berjanji membatalkan acara tersebut dengan membuat surat pernyataan. Namun Desmont tak menjelaskan lebih jauh alasan panitia legowo membatalkan kegiatan mereka.
"Dengan dibuatkan surat pernyataan dan mereka berjanji akan mengikuti aturan dan norma yang berlaku," jelasnya.
(hmw/hmw)