Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan melakukan penelitian di Provinsi Gorontalo terkait sumber gempa dalam mengantisipasi ancaman megathrust. Hal ini menyusul daerah Gorontalo terdapat sesar atau patahan di darat maupun di laut.
"Ya, seperti kita ketahui kan di Gorontalo juga ada sesar yang ada di darat dan kalau di laut ada memang megathrust di utara Gorontalo," ujar Plt Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG, Rahmat Triyono kepada wartawan, Senin (2/9/2024).
Penelitian tersebut akan dimulai pada September hingga Desember 2024 yang dipusatkan di Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo Utara dan Bone Bolango. Penelitian tersebut turut melibatkan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Institut Teknologi Nasional (ITNY), dan Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita akan riset, kita teliti adalah sumber-sumber gempa yang ada di darat, yang juga melewati beberapa kabupaten di Gorontalo kita akan memetakan secara detail patahan atau sesar itu melewati kecamatan dan desa mana saja," jelasnya.
Rahmat menambahkan peralatan untuk mendeteksi gempa di Gorontalo sudah tersedia. Pihaknya saat ini sementara melakukan rekomendasi penelitian ke Pemerintah Provinsi Gorontalo.
"Kalau untuk peralatan kami sudah cukup ya di wilayah Gorontalo dan mampu mendeteksi gempa-gempa magnitudo yang kecil bahkan magnitudo satu, dua itu yang tidak dirasakan kita semua sebenarnya itu terdeteksi dengan baik oleh sensor kami," jelasnya.
Lebih lanjut, Rahmat mengatakan secara historical gempa yang ada di Gorontalo pernah terjadi di atas 7 skala richter. Namun, dia berpesan agar masyarakat Gorontalo tidak perlu khawatir.
"Artinya semoga ini tidak menjadi kekhawatiran untuk megathrust yang di Gorontalo menjadi keresahan masyarakat," terangnya.
Sementara itu, Pj Gubernur Gorontalo Mohammad Rudy Salahuddin berharap hasil penelitian ini nantinya bisa jadi dasar Pemprov Gorontalo dalam mengambil keputusan. Terutama untuk mitigasi resiko apabila terjadi gempa.
"Riset ini sampai dengan bulan Desember dan kita berharap nanti di (bulan) Januari kita bisa mendapatkan hasilnya dan itu kita akan sosialisasikan kepada masyarakat," kata Rudy.
"Sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan tetapi kita harus tetap waspada untuk kita bagaimana kita memitigasi apapun risiko yang akan kita alami ke depan," tambahnya.
(ata/hsr)