Peringatan Serius Rusia ke Prancis soal Penangkapan CEO Telegram

Peringatan Serius Rusia ke Prancis soal Penangkapan CEO Telegram

Tim detikInet - detikSulsel
Rabu, 28 Agu 2024 13:00 WIB
pavel durov
Foto: Instagram @durov
Jakarta -

Rusia menganggap penangkapan pendiri dan CEO Telegram Pavel Durov di Prancis merupakan hal serius. Rusia mengeluarkan peringatan ke Prancis dan mengisyaratkan penahanan terhadap Durov mungkin bermotif politik.

Melansir detikINET, Durov ditangkap setelah Kantor Kejaksaan Umum Paris mengeluarkan surat perintah penangkapan atas tudingan kejahatan terorganisir, perdagangan narkoba, penipuan, terorisme, dan distribusi gambar pornografi anak di bawah umur di platform tersebut.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pun memperingatkan dan mendesak Paris memberikan membuktikan tudingan tersebut. Dia menegaskan jika tuduhan terhadap Durov adalah hal serius.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tuduhan tersebut memang sangat serius," kata Peskov yang dikutip detikINET dari CNBC.

"Mereka membutuhkan dasar bukti yang tidak kalah seriusnya. Jika tidak demikian, itu akan menjadi upaya langsung untuk membatasi kebebasan berkomunikasi," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Peskov mengatakan penangkapan Durov dapat dilihat sebagai pembatasan kebebasan berbicara dan tindakan intimidasi jika Prancis gagal memberikan bukti serius atas kesalahannya. Diketahui Durob yang lahir di Rusia juga memegang kewarganegaraan Prancis dan Uni Emirat Arab.

Peskov mengindikasikan Rusia masih menganggap Durov sebagai warga negara, dan mereka siap mendukungnya dengan bantuan yang diperlukan, meskipun Peskov mengakui situasinya rumit.

Di pihak lain, Uni Emirat Arab juga mengatakan telah mengajukan permintaan kepada pejabat Prancis untuk menawarkan bantuan diplomatik kepada Durov dan mengikuti kasus tersebut dengan saksama.

Jawaban Presiden Prancis

Setelah penangkapan Durov, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan keputusan untuk menahannya bukanlah bermotif politik tetapi bagian dari penyelidikan independen. Ia mengklaim negaranya sangat berkomitmen terhadap kebebasan berbicara.

Durov adalah salah satu dedengkot teknologi paling tenar dari Rusia. Ia mendirikan Telegram tahun 2013, menyebutnya platform yang tak disensor dan netral, dapat diakses semua lapisan masyarakat dan pandangan. Durov diperkirakan hartanya USD 15,5 miliar, menurut Forbes, menjadikannya orang terkaya ke-121 di dunia.

Rusia memblokir akses ke Telegram tahun 2018 dan mendenda perusahaan tersebut beberapa kali karena gagal menghapus konten yang diduga ilegal. Pada tahun 2020, akses ke Telegram dipulihkan di Rusia, memicu spekulasi bahwa Telegram mungkin memiliki hubungan dengan pemerintah Rusia, yang dibantah Telegram.

Telegram, dengan 800 juta pengguna di seluruh dunia, banyak digunakan di Rusia, serta di Ukraina. Aplikasi ini digunakan oleh pejabat pemerintah dan militer di kedua belah pihak dalam perang Rusia-Ukraina.




(asm/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads