Pencarian korban hilang akibat banjir bandang di Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara, masih terus berlanjut. Polisi kini mengerahkan anjing pelacak.
Dilansir dari Antara, Kabag Ops Polres Ternate, AKP Fauzi di Ternate mengatakan anjing pelacak dikerahkan sejak Senin (26/8). Tiga korban yang belum ditemukan yakni Minanti Musa (39), Ajana Roman (5), dan Awana Alimudin (64).
Di samping itu, proses pencarian juga dilakukan menggunakan beberapa unit ekskavator. Tim SAR gabungan juga menggunakan peralatan ringan seperti sekop dan mesin pompa air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Ternate mengungkap hingga Senin (26/8), total korban tewas yakni 16 orang. Kemudian 15 orang mengalami luka-luka dan tiga orang masih dalam pencarian.
"Bencana ini mengakibatkan 16 orang meninggal dunia, 15 orang luka-luka, dan 3 korban lagi masih dalam pencarian," ujar Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Ternate, Hawa A. Hamzah kepada detikcom, Senin (26/8/2024).
Hawa mengatakan korban luka yang menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 8 orang. Sementara sisanya menjalani rawat jalan karena kondisinya sudah membaik.
"Empat orang di RSUD Chasan Boesoirie, tiga orang di RS Prima, dan satu orang di RS Tentara. Sedangkan selebihnya menjalani rawat jalan," imbuh Hawa.
Pemkot Ternate Tetapkan Status Tanggap Darurat
Pemerintah Kota Ternate sendiri telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir bandang dan tanah longsor selama 14 hari ke depan. Kebijakan ini untuk mempercepat penanganan dan penyaluran bantuan terhadap korban.
"Status ini kami putuskan dua minggu ke depan. Saat ini pemerintah fokus pada penanganan evakuasi korban. Apalagi laporan lapangan masih ada korban jiwa yang belum dievakuasi," kata Sekretaris Daerah Kota Ternate, Rizal Marsaoly kepada wartawan, Senin (26/8).
Status tanggap darurat ini terhitung sejak 25 Agustus sampai dengan 7 September 2024. Keputusan ini juga mempertimbangkan masukan dari berbagai pemangku kebijakan.
"Status tanggap darurat bencana dilakukan untuk mempermudah tim evakuasi korban bencana yang saat ini masih bekerja. Langkah tanggap darurat juga untuk mengantisipasi dampak buruk yang ditimbulkan dari kegiatan penyelamatan akibat bencana," tuturnya.
Pemkot Ternate juga mengerahkan personel dan sejumlah alat berat untuk membantu membersihkan material tanah berlumpur dan batuan yang menimbun jalan. Pemerintah Kota Ternate juga telah membentuk posko tanggap darurat.
"Selain itu, kita juga telah membentuk posko tanggap darurat bencana banjir di SD Kelurahan Rua. Sedangkan pengungsi banjir bandang ini kita tempatkan di SMK Pelayaran di Kelurahan Kastela dan korban yang lain sudah berada di rumah keluarga mereka untuk sementara waktu," imbuh Rizal.
(hsr/asm)