Warga di Desa Watu, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) harus bertaruh nyawa menyeberangi sungai menggunakan rakit bambu yang rapuh. Warga terpaksa menggunakan rakit karena tidak ada jembatan di wilayah tersebut.
"Mau bagaimana lagi, kalau memutar jalan lain, alternatif lain warga harus melingkar sejauh 30 km, tentu sangat memakan waktu dan tenaga," ujar warga Desa Watu, Hendra seperti dikutip dari berbuatbaik, Selasa (13/8/2024).
Rakit bambu tersebut digunakan warga menyeberangi sungai dari Desa Watu, Desa Mario Riaja dan Mario Ritenga maupun sebaliknya. Rakit bambu tersebut hanya bisa memuat lima orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah 40 tahun kita seperti ini," kata Hendra.
Dia mengaku warga sudah berkali-kali membuat rakit untuk menyeberangi sungai selebar 100 meter itu namun sering hanyut saat hujan deras. Warga juga pernah mengandalkan ban dalam untuk menyeberangi sungai.
Kondisi tersebut diakui Hendra sangat berbahaya. Dia mengungkap ada warga yang terbawa arus lalu ditemukan dalam keadaan meninggal dengan kondisi telah membusuk di kabupaten lain.
Warga kata Hendra telah meminta bantuan ke pemerintah setempat agar jembatan diperbaiki. Namun sampai sekarang belum ada tanda-tanda jembatan akan diperbaiki.
"Belum ada pergerakan dari pemerintah kabupaten maupun pusat. Jembatan ini sangat penting bagi kami karena potensi pendapatan di desa sebelah lebih tinggi. Selain itu juga akan mengurangi materi untuk ke desa seberang jika harus lewat jalan raya," terangnya.
(hsr/hsr)