Pakar politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Sukri Tamma menilai mundurnya Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Golkar akan berdampak besar pada rekomendasi usungan di Pilkada 2024. Termasuk dukungan Golkar ke Andi Sudirman-Fatmawati Rusdi di Pilgub Sulawesi Selatan (Sulsel) 2024.
"Kemungkinan berubah pasti ada, tapi kalau saya melihat sih... di politik itu tidak ada tindakan yang tidak didahului oleh tanda-tanda. Biasanya ada tindakan yang mendahului sebelum mengambil tindakan lain. Menurut saya sejauh ini belum ada tanda-tanda Golkar akan memilih kandidat lain," ujar Sukri kepada detikSulsel, Senin (12/8/2024).
Menurut Sukri, nasib rekomendasi Golkar ke ASS-Fatma akan bergantung pada hasil rapat pleno DPP Golkar, Selasa (13/8) besok. Dalam rapat tersebut DPP Golkar akan memutuskan sejumlah kebijakan strategis termasuk nasib rekomendasi yang diteken oleh Airlangga saat masih menjabat Ketum Golkar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekali lagi kita akan menunggu pasca-besok. Saya pribadi melihat belum ada tanda-tanda akan ada pergeseran, kecenderungan usungan Golkar di Pilgub Sulsel, dari ASS-Fatma ke calon lain," katanya.
Sejumlah kader senior Golkar di Sulsel diketahui sudah mewacanakan agar rekomendasi ke ASS-Fatma ditinjau ulang. Alasannya, penunjukan ASS-Fatma tak sesuai mekanisme di Golkar. Sukri pun menilai usulan kader tersebut akan dipertimbangkan DPP.
"Iya (usulan kader berpengaruh), saya kira Golkar partai besar yang selama ini bekerja berdasarkan masukan kader. Saya kira sebagai partai politik tentu mempertimbangkan, karena kader bukan orang lain, kader itu adalah bagian dari mereka yang tentu punya hitungan, tentu memberi alasan saat menyampaikan usulan," jelasnya.
Namun, kata Sukri, DPP tetap akan menyandingkan usulan peninjauan ulang itu dengan kepentingan besar partai. Sementara arah dukungan Golkar di Pilgub Sulsel akan sangat bergantung konstelasi politik nasional.
"Kalau menghitung kepentingan partai, kalau menggeser dukungan itu menjadi penting, itu bisa jadi. Pada akhirnya kepentingan terbesar partailah yang akan menjadi standarnya," katanya.
"Kalau usulannya sejalan dengan kepentingan-kepentingan partai bisa jadi akan diakomodasi. Kalau tidak sejalan saya kira posisinya tetap akan sama (Golkar tetap mengusung ASS-Fatma). Karena pada prinsipnya siapa pun yang menyampaikan pada ujungnya kebijakan partai akan ditentukan berdasarkan kepentingan partai," tambahnya.
Namun Sukri memastikan pergantian ketua umum Airlangga akan berdampak pada kebijakan umum partai. Soal nasib rekomendasi Golkar di Pilkada disebutnya akan ditindaklanjuti DPP sebab rekomendasi usungan harus ditandatangani oleh ketua umum definitif.
"Tentu akan ditindaklanjuti karena yang boleh menandatangani B.1-KWK ketua partai definitif. Ini yang mesti dipastikan nanti (usai pleno di DPP)," katanya.
"Tentu kita masih menunggu, jarak menuju ke pendaftaran sisa beberapa pekan lagi, mereka akan pleno besok menentukan Plt. Kita akan lihat hasilnya apakah akan ada perubahan signifikan kepada kebijakan rekomendasi yang sudah ada," tambahnya.
Diketahui, Golkar telah menyatakan dukungan ke ASS-Fatma 4 hari sebelum Airlangga mundur sebagai ketua umum Golkar. Sikap Golkar tersebut disampaikan Airlangga Hartarto usai bertemu dengan ASS-Fatma, di Kawasan Widya Chandra, Jakarta Selatan, Rabu (7/8) malam.
"Alhamdulillah tadi Pak Ketum (Airlangga) sudah memberikan arahannya kepada Pak Andalan (ASS) dan Bu Hati (Fatma)," kata Juru Bicara DPD I Golkar Sulsel Zulham Arief kepada wartawan.
(asm/sar)