Keputusan DPP Golkar mendukung duet Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi (ASS-Fatma) di Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan (Pilgub Sulsel) 2024 membuat kader Golkar Sulsel berada dalam kondisi dilematis. Kebijakan itu berpotensi menimbulkan gejolak setelah DPP dinilai mengabaikan kader internal partai sendiri.
Diketahui, DPP Golkar telah mengeluarkan surat keputusan (SK) untuk bakal calon gubernur dan wakil gubernur Sulsel, ASS-Fatma. Pengumuman rekomendasi itu disampaikan Wakil Ketua Umum (Waketum) Golkar, Ahmad Doli Kurnia, di Kantor DPP Golkar, Jakarta Barat, Kamis (8/8/2024).
Sehari sebelum pengumuman itu, ASS-Fatma lebih dulu bertemu dengan Ketum Golkar Airlangga Hartarto. ASS-Fatma datang didampingi Ketua DPD I Golkar Sulsel Taufan Pawe (TP) di kediaman Airlangga di Kawasan Widya Chandra, Jakarta Selatan, Rabu (7/8) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah tadi Pak Ketum (Airlangga) sudah memberikan arahannya kepada Pak Andalan (ASS) dan Bu Hati (Fatma)," kata Juru Bicara DPD I Golkar Sulsel Zulham Arief usai pertemuan tersebut.
Sementara itu, ASS-Fatma mengklaim sudah mengantongi total 56 kursi dukungan. Jumlah tersebut melebihi syarat minimal 17 kursi untuk maju Pilgub Sulsel 2024.
Rinciannya, NasDem (17 kursi), Golkar (14 kursi), Demokrat (7 kursi), Gerindra (13 kursi), Hanura (1 kursi) dan PAN (4 kursi). Adapula dukungan dari PSI meski tidak memiliki kursi di DPRD Sulsel.
Sorotan Kader Golkar Sulsel
Kader senior Golkar Sulsel, Armin Mustamin Toputiri menyoroti keputusan DPP Golkar mengusung ASS-Fatma di Pilgub Sulsel. Armin mengaku pasrah meski dibuat kebingungan dengan langkah politik partai ke depan.
"Saya pribadi, jujur mengaku tak tahu lagi bagaimana mensiasati fakta politik yang bagi saya sangat dilematis ini. Kita lihat saja nanti, apa hasil bakal terjadi," kata Armin kepada detikSulsel, Jumat (9/8).
Armin menjelaskan, keputusan Partai Golkar tersebut sah-sah saja secara politik. Apalagi Golkar memang butuh berkoalisi dengan partai politik lain agar mampu mengusung kandidat di Pilgub Sulsel.
"Paradoksnya, karena ada 5 kader Golkar sebelumnya diberi surat tugas (maju di Pilgub Sulsel) untuk mensosialisasikan diri," tuturnya.
Surat tugas dari DPP Golkar untuk kelima kader itu diserahkan sejak November 2023 lalu. Kelima kader Golkar yang sempat ditugaskan maju Pilgub Sulsel, yakni: Waketum DPP Golkar Nurdin Halid; Ketua Golkar Sulsel Taufan Pawe (TP); Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan; Bupati Luwu Utara Indah Indriani Putri; dan mantan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin (IAS).
"Dan hasil survei membuktikan jika tingkat keterpilihan di antara mereka, tak kalah bersaing dengan figur lain dari partai lain. Tapi DPP Golkar malah justru mengusung figur lain dan atau kader dari parpol lain," ucap Armin.
"Terhadap sikap DPP Golkar itu, sebagai kader, terbuka saya sampaikan bahwa jauh sebelum putusan itu final, kami tak habis-habisnya mengingatkan, mengajukan protes dengan beragam dalih dan pertimbangan," tambahnya.
Namun pertimbangan dari DPD Golkar Sulsel berbanding terbalik dengan keputusan DPP Golkar. Dia menganggap ada pengaruh desakan eksternal di balik keputusan DPP meski tidak dijelaskan lebih jauh desakan yang dimaksud.
"Rupanya DPP dihadapkan pada desakan yang tak kalah jauh mendesaknya. Dan saya kira, publik sudah dapat menebak dan menduga pertimbangan itu. Jelasnya, desakan internal dikalahkan oleh desakan eksternal," tegas Armin.
Armin melanjutkan, sikap DPP Golkar bukan tidak mungkin menimbulkan konsekuensi internal. Situasi ini dinilai bisa berdampak pada pertarungan kader Golkar yang maju sebagai cakada di pilkada kabupaten dan kota.
"Di waktu bersamaan ada banyak kader-kader kita di kabupaten/kota yang juga sedang menghadapi pertarungan besar dalam pilkada serentak, sangat butuh tandem untuk bermitra dengan kader Golkar yang maju di pilgub," paparnya.
Apalagi, lanjut Armin, kandidat yang diusung DPP Golkar merupakan kader partai lain, yakni Wakil Ketua Bendahara Umum NasDem Fatmawati Rusdi. Fatma juga merupakan istri dari Ketua DPW NasDem Sulsel Rusdi Masse (RMS).
"Parahnya, karena paket diusung Golkar di Pilgub, salah satunya kader partai lain yang tak mustahil niscaya akan memikirkan kepentingan kader-kader mereka (NasDem) yang ikut bertanding di pilkada kabupaten/kota. Dan pesaing kuatnya, justru lebih banyak dari kader Golkar," jelas Armin.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Simak Video "Video: Duduk Perkara Pendukung Paslon Pilgub Sulsel Saling Lempar Batu"
[Gambas:Video 20detik]