PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel), menunda keberangkatan pelayaran feri dari Pelabuhan Pamatata, Kabupaten Kepulauan Selayar, ke Pelabuhan Bira, Kabupaten Bulukumba, maupun sebaliknya akibat cuaca buruk. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut ketinggian gelombang mencapai 3 meter.
"Sudah ada (yang berangkat) tadi pagi trip I. Hanya, menjelang siang seharusnya trip II, sehubungan cuaca buruk akhirnya ditunda keberangkatannya sampai cuaca normal kembali," ujar General Manager PT ASDP Cabang Selayar, Husin Alatas kepada detikSulsel, Selasa (6/8/2024).
Husin mengatakan berdasarkan jadwal ada dua trip penyeberangan feri rute Bira-Pamatata maupun sebaliknya pada Selasa (6/8). Rinciannya, Bira-Pamatata trip I pukul 08.00 Wita dan trip II pukul 14.00 Wita menggunakan KMP Balibo. Sementara, Pamatata-Bira untuk trip I pukul 08.00 Wita menggunakan KMP Kormomolin serta trip II pukul 11.00 Wita menggunakan KMP Balibo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, dia mengungkapkan hanya satu trip yang diberangkatkan, baik dari Bira maupun Pamatata, menyusul pengumuman cuaca yang dirilis BMKG. BMKG dalam keterangannya menyampaikan ketinggian gelombang Selat Selayar mencapai 2-3 meter pada Selasa (6/8).
"Kami koordinasi dengan teman-teman di BMKG maupun Syahbandar. Pada kesimpulannya, berbahaya jika dilakukan pelayaran. Akhirnya sepakat untuk menunda operasional," kata Husin.
ASDP, kata dia, berencana memindahkan jadwal trip II yang tertunda hari ini untuk pemberangkatan, Rabu (7/8). Kendati demikian, hal tersebut sangat tergantung pada perkembangan cuaca ke depan.
"Cuaca di Selayar ini normalnya yang memang aman itu biasanya di pagi hari atau dini hari. Jadi, kalau berkaca pengalaman periode sebelumnya, kami istilahnya estimasikan besok pagi. Mudah-mudahan besok kondusif," tuturnya.
"Di sini uniknya sudah bisa kelihatan teman-teman di daratan, kalau kelihatan ombak, busa putih, itu sudah pasti di tengah ombaknya luar biasa," tambahnya.
Husin menyampaikan tiket pengguna jasa atau penumpang yang batal berangkat tetap berlaku sampai pemberangkatan selanjutnya. Selain itu, kata dia, pengguna jasa bisa mengambil opsi pengembalian atau refund.
"Tiket masih berlaku. Kami lakukan expand, perpanjangan, di sistem kami. Jadi, masa berlakunya di-expand sampai operasional normal kembali. Tinggal disesuaikan masa berlaku tiketnya. Istilahnya tidak ada tiket hangus, apalagi ini force majeure. Kembali lagi ke pengguna jasa karena bisa refund juga dan utuh pengembalian dananya," bebernya.
(hsr/sar)