Bakal calon pasangan bupati dan wakil bupati, Saiful Arif-Ali Yathas, tetap optimistis akan menjadi salah satu kontestan pada Pilkada Selayar 2024, Sulawesi Selatan (Sulsel), walaupun PAN mengalihkan dukungan kepada duet Natsir Ali-Muhtar. Praktis sejauh ini Saiful Arif-Ali Yathas belum satu pun mengantongi dukungan partai politik (parpol).
"Jadi, ini biasa dalam politik. Salip-menyalip. Tapi, kan, intinya pendaftaran masih lama. B.1-KWK itu memang sudah tiket untuk mendaftar, tapi, kan, belum waktunya pendaftaran. Dalam politik apa pun masih bisa terjadi sampai menit akhir," ujar Ali Yathas kepada detikSulsel, Jumat (26/7/2024).
Untuk diketahui, Saiful Arif-Ali Yathas sebelumnya membawa bendera PAN yang punya 4 kursi di legislatif dalam berburu koalisi demi mencukupkan syarat dukungan minimal 5 kursi. Akan tetapi, belakangan PAN beralih memberikan surat keputusan (SK) dukungan format B.1-KWK kepada duet Natsir Ali-Muhtar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Internal PAN sebetulnya pertama kami yang diusung. Kemudian tidak tahu faktor apa tiba-tiba pasangan Natsir-Muhtar terima B.1-KWK di pusat," katanya.
Kendati demikian, Ali Yathas yang merupakan kader PAN menyebut keputusan partai bisa saja berubah ke depan dengan berbagai pertimbangan dan situasi politik. Pihaknya juga yakin akan mendapatkan kendaraan untuk mendaftar ke KPU apa pun partainya nanti.
"Ada yang sudah B.1-KWK, termasuk PAN, ada yang masih rekomendasi. Intinya kita sudah bangun komunikasi dengan semua partai dan survei juga masih akan berproses beberapa kali lagi. Itu menjadi pertimbangan utama nanti partai ketika dia apakah mengganti rekomendasi (atau tidak). B.1-KWK itu pun masih bisa (berubah)," terangnya.
"Kami masih yakin untuk bisa mendapatkan tiket. Sudah bangun komunikasi dengan hampir semua partai yang masih mengeluarkan itu. Masih yakin kalau 27-29 Agustus itu kami salah satu pasangan juga yang akan mendaftar di KPU dengan PAN ataupun bukan PAN. Kami masih yakin itu," tambahnya.
Anggota DPRD Selayar ini kemudian menyebut bahwa salip-menyalip dukungan partai merupakan salah satu upaya menghentikan penetrasi politik lawan sedari dini.
"Jadi, begitulah. Kalau lawan bisa dimatikan lebih awal, ya, dimatikan lebih awal. Tapi, saya bilang ini, kan, masih ada satu bulan. Jangankan satu bulan. Hitungan detik pun semuanya masih bisa berubah," ucapnya.
Ali Yathas tidak memungkiri delapan partai yang punya kursi di legislatif untuk Pilkada Selayar telah mengambil sikap. Golkar (9 kursi), PAN (4 kursi), Demokrat (1 kursi), Gerindra (1 kursi), dan PDIP (2 kursi) ke kubu Natsir Ali-Muhtar.
Sedangkan NasDem (3 kursi), PKS (4 kursi), dan PKB (1 kursi) ke kubu Ady Ansar-Suwadi. Dari semua partai itu, tersisa PDIP yang belum mengeluarkan surat tugas maupun rekomendasi dukungan.
"Kalau misalnya analisa politik lokal yang kita mau pakai, sudah pasti kami out. Makanya, kami tidak mengambil surat tugas dari kabupaten maupun provinsi. Jadi, yang dibangun sekarang itu komunikasi (pusat) ... makanya saya di Jakarta terus ini. Semua partai kita bangun komunikasi, termasuk Golkar. Pokoknya semua partai yang ada kursinya kita bangun komunikasi. Mereka kasih harapan semua," tuturnya.
Dia menegaskan bahwa Saiful Arif-Ali Yathas bukannya tanpa modal sebelum memutuskan ikut bertarung pada Pilkada Selayar. Tanpa menyebut sosok dimaksud, menurutnya, langkah politik mereka sudah mendapat dukungan elite.
Salah satu pertimbangannya, kata dia, Saiful Arif yang kini menjabat Wakil Bupati Selayar dinilai memiliki peluang besar menenangkan kontestasi politik kali ini.
"Itu tadi, Pak Saiful ini bahaya memang kalau lolos," ucapnya.
(ata/ata)