80 Contoh Puisi Pendek 2, 3, dan 4 Paragraf dengan Berbagai Tema

80 Contoh Puisi Pendek 2, 3, dan 4 Paragraf dengan Berbagai Tema

St. Fatimah - detikSulsel
Selasa, 23 Jul 2024 22:00 WIB
Ilustrasi puisi untuk guru.
Ilustrasi (Foto: Istimewa)
Daftar Isi
Makassar -

Contoh puisi dapat membantu detikers yang sedang mencari inspirasi untuk membuat puisi. Berikut ini contoh puisi pendek dengan berbagai tema yang dapat menjadi referensi.

Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra yang kerap digunakan sebagai media untuk mengungkapkan pemikiran atau perasaan. Puisi tidak melulu harus panjang yang terpenting makna dari puisi tersebut dapat tersampaikan kepada pembaca.

Nah, bagi detikers yang ingin membuat puisi pendek tapi belum mendapatkan inspirasi, di bawah ini detikSulsel telah menyajikan contoh puisi pendek berbagai tema yang dihimpun dari berbagai sumber.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Disimak, yuk!

Contoh Puisi Pendek 2 Bait

1. Aku Ingin

Karya: Sapardi Djoko Damono

ADVERTISEMENT

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

2. Surat Cinta

Karya: Goenawan Mohamad

Bukankah surat cinta ini ditulis
ditulis ke arah siapa saja
Seperti hujan yang jatuh ritmis
menyentuh arah siapa saja

Bukankah surat cinta ini berkisah
berkisah melintas lembar bumi yang fana
Seperti misalnya gurun yang lelah
dilepas embun dan cahaya.

3. Guru

Karya: Kahlil Gibran

Barang siapa mau menjadi guru
Biarlah dia memulai mengajar dirinya sendiri
Sebelum mengajar orang lain
Dan biarkan pula dia mengajar dengan teladan
Sebelum mengajar dengan kata-kata

Sebab, mereka yang mengajar dirinya sendiri
Dengan membenarkan perbuatan-perbuatan sendiri
Lebih berhak atas penghormatan dan kemuliaan
Daripada mereka yang hanya mengajar orang lain
Dan membenarkan perbuatan-perbuatan orang lain

4. Ilmu Pedoman Hidup

Karya: Natasha Maylina

Di kala mentari merekah
Bergegas melangkahkan kaki
Menimba ilmu setinggi langit
Masa depan siapa yang tahu
Hanya ilmu yang kukejar
Hingga titik darah penghabisanku

Belajar, belajar, belajar
Itulah yang bisa kulakukan
Tuk menuju pintu kesuksesan
Meski kesulitan menghadang
Takkan ku menyerah meraih ilmu
Ilmu adalah pedoman hidupku

5. Pesan Alam

Karya: Haidi S

Bencana ini mengajarkan kita
Bagaimana rasanya terpenjara
Di tempat yang disebut rumah
Yang perlahan membuat

Mungkin kita harus ingat
Saat perilaku kita menjerat
Penghuni laut udara dan darat
Akal dan nurani nyatanya tak saling terikat
Tuhan melalui alam menyampaikan pesan penuh Ilham
Membiarkannya geram sebab dosa tak terpendam

6. Benderaku

Karya: Gatot Supriyanto

Ini benderaku, dua warna
Telah digambar dengan tubuh memar pahlawan
Bahkan tubuh luluh
Dengan tangan terpotong-potong
Hati tercabik-cabik
Diaduk di tungku peperangan
Merahnya membasahi bumi pertiwi
Putihnya jadi cermin negeri

Ku ingin jadi angin
Bergabung kau, kau, kau hingga menggunung
Menjaga bendera tetap berkibar

7. Easther

Karya: Nisfanda Bella Vizta

Sempatkah terlintas namaku
Dalam ingatan batinmu
Dalam singkatnya takdir Tuhan?
Apakah kau dapat mekar dan berbunga sesuka hati?
Sementara diriku melayu dan mati

Padamkanlah apimu
Dalam kesaksian yang menyakitkan
Bersajaklah kau
Mekarmu adalah kemenangan
Ayunkanlah rohku
Jauh di angkasa
Menuju ruang tak tertuju

8. Keberagaman

Karya: Layyinatul Mufidah

Pancasila berperan tegu bagiku
Mempunyai jiwa kuat untukku
Keberagaman adalah jiwaku
Kesaktianmu kunci kekuatanmu

Indonesia adalah dasar Pancasila
Kesaktiannya kekuatan bagi rakyatnya
Budaya sebagai ciri khasnya
Perbedaan sumber kekuatannya

9. Pancasila Pedomanku

Karya: Liaulan Naula

Pancasilaku Indonesiaku
Pancasila sebagai inspirasiku
Di situlah kita bisa belajar
Dari berbagai macam
Suku, Bahasa, dan agama
Dengan satu pedoman kita akan tetap sama
satu jiwa dan satu tujuan

Sebangsa dan senegara Indonesia
Hanyalah Pancasila yang menjadi tujuan dengan mengerti arti Pancasila
Hidupku akan tentram dan sejahtera
Pancasila kesaktianku

10. Menikmati Malam

Karya: Ammar Sae Azale

Di malam hari sangat sunyi
Kupandang langit biru yang indah
Bulan bulat bersinar terang
Bintang-bintang menemani

Kuk kuk kuk suara burung bantu
Krik krik krik suara jangkrik bernyanyi
Kik kik kik musang lucu berlari
Hatiku tenang menikmati malam

11. Guruku

Karya:Ammar Sae Azale

Kau yang membuatku pintar
Kau guru yang pantang menyerah
Kau guru hebat

Bagaikan mentari yang bersinar
Kau tidak pemah lelah
Membuatku menjadi taat

12. Bumi

Karya: Ammar Sae Azale

Bumi tempat kami hidup
Tanah tempat kami menanam
Laut tempat ikan berkembang biak

Bumi tempat kami berjalan
Jangan biarkan bumi rusak
Tugas manusia untuk menjaganya

13. Teduh Hutan Jati

Karya: Bambang Supranoto

Angin dan keteduhan memberiku ketenteraman
Rimbun daun-daun jati masih lebat menaungi
Rasanya bumi akan indah dan menyejukkan
Kalau saja kawasan hutan tersedia kita nikmati

Tuhan tak henti memberi berkah
Beragam luasan alam yang indah
Kita kelola kita lestarikan
Kita jaga dari kerusakan

Kamis, 19 April 2018

14. Hutan Meranggas

Karya: Bambang Supranoto

Berapa lama lagikah kita masih berdaya menghirup udara
Ketika timbunan racun tak henti memenuhi ruang angkasa
Pohon-pohon merintih disiksa tangan manusia
Rimbun dedaunannya mulai letih berfotosintesa

Masih mampukah kita bemapas tanpa paru-paru luka
Ketika atmosfir makin tercemar oleh gas rumah kaca
Dari hari ke hari sinar matahari panasnya bertambah
Saat hutan makin meranggas dirusak dengan gegabah

Rabu, 24 Januari 2018

15. Sajak Membaca Buku

Karya: Bambang Supranoto

Selalu bisa kutemukan lembar rahasia baru
Yang dibisikkan huruf-huruf halaman buku
Ingin bisa kunikmati kata-kata yang bermakna
Agar cakrawala pengetahuanku tak sempit terpenjara

Kuingin pikiran terbuka mengiringi nurani yang dewasa
Hingga bisa mengembara bahagia memahami dunia
Berkelana dalam fantasi kalimat dan alinea
Melintasi ruang dan waktu yang sungguh memesona

Kamis, 8 Maret 2018

16. Ketika Bermain Ombak

Karya: Bambang Supranoto

Lagukanlah gemuruh laut di sela percik ombak
Menebar kegembiraan nyanyian jujur anak-anak
Sesaat bercengkerama dengan lompatan penuh suka
Menikmati suasana yang bisa hilang tertimbun usia

Nikmatilah luasan samudra yang berhias cakrawala
Betapa Tuhan mencipta semesta begitu memesona
Di hamparan pasir pesisir riak air memelipir mendesir
Sentuhan rahasia bentang alam mengalunkan zikir

Senin, 10 Januari 2018

17. Sehat Itu Mudah

Karya: Bambang Tri Subeno

Sehat itu mudah
Istirahat cukup
Tidak kurang, tidak berlebihan
Makan bergizi dan teratur
Bukan makanan lezat dan mewah
Olahraga menggerakkan badan
Bisa jalan kaki
Lari pagi

Berenang, bersepeda, sepak bola
Sehat itu murah
Sakit yang mahal

18. Permen

Karya: Eko Purnomo

Permen manis
Anak meringis
Permen lembut
Anak cemberut

Anak-anak suka permen
Gigi-gigi jadi rumpang
Gara-gara makan permen
Kunyah-kunyah tak berehat

19. Belajar Mengaji

Karya: Eko Purnomo

Sore hari telah tiba
Anak-anak pergi mengaji
Belajar iqra pengobat hati

A Ba Ta jadi kunci
Untuk menjadi anak terpuji
Yang selalu cinta Ilahi

20. Permainan Tradisional

Karya: Eko Purnomo

Kini kuterbujur kaku
Tak ada teman menginginkanku
Tak ada canda tawa bersamaku
Semua telah pergi meninggalkanku

Posisiku telah tergantikan
Dengan aneka mainan modern
Anak-anak mulai meninggalkanku
Biarkan aku termenung dengan kesendirianku

Contoh Puisi Pendek 3 Bait

1. Sia-sia

Karya: Chairil Anwar

Penghabisan kali itu kau datang
Membawa kembang berkarang
Mawar merah dan melati putih
Darah dan suci
Kau tebarkan depanku
Serta pandang yang memastikan: untukmu

Lalu kita sama termangu
Saling bertanya: apakah ini?
Cinta? Kita berdua tak mengerti

Sehari kita bersama. Tak gampir-menghampiri.
Ah! Hatiku yang tak mau memberi
Mampus kau dikoyak-koyak sepi.

Februari, 1943

2. Dengan Puisi, Aku

Karya: Taufik Ismail

Dengan puisi aku bernyanyi...
Sampai senja umurku nanti..
Dengan puisi aku bercinta...
Berbaur cakrawala...

Dengan puisi aku mengenang...
Keabadian Yang Akan Datang...
Dengan puisi aku menangis...
Jarum waktu bila kejam mengiris..

Dengan puisi aku mengutuk...
Napas jaman yang busuk...
Dengan puisi aku berdoa..
Perkenankanlah kiranya...

3. Malam Laut

Karya: Sudarto Bachtiar

Karena laut tak pernah takluk, lautlah aku
Karena laut tak pernah dusta, lautlah aku
Terlalu hampir tetapi terlalu sepi
Tertangkap sekali terlepas kembali

Ah malam, gumpalan cahaya yang selalu berubah warna
Beginilahh jika mimpi menimpa harapan banci
Tak kusangka serupa dara
Sehabis mencium bias mendera

Karena laut tak pernah takluk, mereka tak tahu aku di mana
Karena laut tak pernah dusta, ku tak tahu cintaku di mana
Terlalu hampir tetapi terlalu sepi
Tertangkap sekali terlepas kembali

4. Adakah Suara Cemara

Karya: Taufiq Ismail

Adakah suara cemara
Mendesing menderu padamu
Adakah melintas sepintas
Gemersik daunan lepas

Deretan bukit-bukit biru
Menyeru lagu itu
Gugusan mega
Ialah hiasan kencana

Adakah suara cemara
Mendesing menderu padamu
Adakah lautan ladang jagung
Mengombakkan suara itu.

5. Hujan Bulan Juni

Karya: Sapardi Djoko Damono

tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

6. Atas Kemerdekaan

Karya: Sapardi Djoko Damono

kita berkata: jadilah
dan kemerdekaan pun jadilah bagai laut
di atasnya: langit dan badai tak henti-henti
di tepinya cakrawala

terjerat juga akhirnya
kita, kemudian adalah sibuk
mengusut rahasia angka-angka
sebelum Hari yang ketujuh tiba

sebelum kita ciptakan pula Firdaus
dari segenap mimpi kita
sementara seekor ular melilit pohon itu:
inilah kemerdekaan itu, nikmatkanlah

7. Gumamku ya Allah

Karya: W.S. Rendra

Angin dan langit dalam diriku,
gelap dan terang di alam raya,
arah dan kiblat di ruang dan waktu,
memesona rasa duga dan kira,
adalah bayangan rahasia kehadiran-Mu, ya Allah!

Serambut atau berlaksa hasta
entah apa bedanya dalam penasaran pengertian.
Musafir-musafir yang senantiasa mengembara.
Umat manusia tak ada yang juara.
Api rindu pada-Mu menyala di puncak yang sepi.

Semua manusia sama tidak tahu dan sama rindu.
Agama adalah kemah para pengembara.
Menggema beragam doa dan puja.
Arti yang sama dalam bahasa-bahasa berbeda.

8. Kunang-kunang

Karya: Alvin Reza Saputra

Kunang adalah gadis cantik secantik tangkai mawar
Kunang memiliki kuku berupa surga di langit
Kunang menjumpai sang ayah yang berada di kebun

Kunang pun bertemu dengan pria tampan
Hati kunang bergetar seperti suara lonceng
Ia menumpai sebuah pondok kecil untuk menghilang rasa lelah

Malam pun menghampirinya, Ia ketakutan
Melihat tempat yang sangat gelap, segelap gua
Kuku kunang pun bersinar
Berwarna kuning seperti matahari menyinari bumi

9. Mentari Pagi

Karya: Ayu Amanda

Cahaya masuk menyapa hangat
Cerah tapi tak menyengat
Matahari mulai terang cut
Sendu yang tak merapat

Kicauan burung cantik
Menjadi hiasan musik
Pagi ini terasa menarik
Tak inginku terusik

Lembaran baru kan dimulai
Berjalan elok gemulai
Tak berharap terlerai
Ketabahan hati lagi ini terurai

10. Anak Jalanan

Karya: Muhammad Fikri

Mentari senyum di pagi hari
membuatku terbangun
"Saatnya kumencari"
dengan penuh semangat

Anak jalanan
Kau mengorbankan dirimu untuk keluarga
Jemari kecil menggenggam kuat
Tanpa mengenal lelah

Ketika senja sudah nyaris kuat dan malam menjelang
"Kurasa saatnya ku pulang"
Semangat didapatkan dan dibawa pulang
Sesampai di rumah
"Perjuanganku tidak sia-sia
dengan menafkahi keluarganya"
Sesampai ia menutup matanya

11. Aku dan Masa Depanku

Karya: Ulil Albab Af-Farizi

Ketika sang mentari menampakkan sinarnya
Diiringi kicauan burung yang menyapa
Detik demi detik yang berbunyi
Membangunkanku untuk menggapai cita

Buku-buku yang memandangku
Seolah tak rela menenggelamkanku dalam angan
Kutatap mentari dan berkata
Aku siap demi masa depanku
Semangat yang membara
Membangkitkan jiwa dan raga

Lonceng sekolah yang memanggil
Adalah awal mengumpulkan ilmu
Menuntut ilmu
Ialah candu bagiku
Menambah kecerdasan
Dan menjadi jembatan
Akan cita-citaku

12. Sahabat Pantai

Karya: Haris Nadem M.

Sinar senja membasuh wajahku
Yang bercucuran air mata dan berdebu
Mengingat episode-episode masa cilik kita
Penuh gembira dan tawa

Andai bisa kuputar roda waktu
Aku akan bermuara ke dalam lorong itu
Untuk mencarimu
Si kecil, tengil, nakal

Hari-hari diriku di panggang sinar mentari
Berenang dalam pasir putih berkilau
Memanjat pohon kelapa nan tinggi selangit
Serta berendam dalam indah karang dan ikan

13. Pengakuan yang Jujur

Karya: Radius S.K. Siburian

Di tiap ujung daun menjari tersimpan nada kagum
Di tiap bentangan akar bersembunyi nada taat
Di tiap pucuk pohon pinus bertunas nada syukur
Di tiap ujung paruh burung terselip rasa kagum

Di tiap auman fauna terdengar rasa taat
Di tiap alat gerak animalia terbekas rasa syukur
Di tiap bibir pantai-pantai tercium rasa kagum
Di tiap puncak gunung menjulang tersimpan rasa taat

Di tiap muara sungai terbentang rasa syukur
Di tiap hamparan samudra terbentang nada dan rasa
Kagum, taat, syukur semua menyanyi kitab Kejadian Sempurna

14. Pahlawan

Karya: Trimo

Ajarkan aku wahai pahlawanku
Untuk cinta negeri nusantara ini
Nusantara yang engkau perjuangkan dengan gigih dan berani
Bersemboyan merdeka atau mati

Ajarkan aku wahai pahlawanku untuk memiliki
Semangat juangmu
Semangat untuk merdeka
Semangat untuk berdaulat
Semangat untuk berkeadilan
Semangat untuk berkemakmuran
Sesuai dengan cita-citamu

Ajarkan aku wahai pahlawanku untuk membangun negeri nusantara ini
Dengan caraku sendiri
Dengan kekuatanku sendiri
Agar aku tahu
Agar aku mampu menjadi bangsa mandiri

15. Ayah, Pahlawan Keluarga

Karya: Firdarisma

Ayah...
Ayah adalah pahlawan keluarga
Ayah tak kenal lelah dan tak pernah mengeluh
Demi keluarga Ayah tetap bertahan dan bersabar

Ayah...
Ayah adalah pemimpin keluarga
Di dalam keluarga kecil ini
Ayah memimpin keluarga ini
Untuk menjadi keluarga yang sejahtera

Ayah...
Aku berterima kasih
Atas pengorbananmu Ayah
Hanya doa yang bisa kubalaskan
Atas perjuanganmu Ayah

16. Pancasila Saksi Indonesia Raya

Karya: Laila Silvia Nirwana

Pancasila
Pancasila lambang negara
Pancasila dasar negara
Terdiri dari lima sila
Membuat rakyat sentosa

Pancasila pribadi bangsaku
Darimu aku belajar
Tuk buat Indonesia maju
Dengan semangatku yang penuh

Dari pahlawan
Aku belajar tuk berkorban
Dengan semangat yang berkobar
Membunuh lawan di depan
Sampai aku menang

17. Dalam Raguku Tertulis Pancasila

Karya: Ozy V. Alandika

Negara Republik dengan legenda yang menyedihkan
Mengiringi kisah-kisahnya dengan peluh mengalir
Memberikan kemenangan yang akan dikenang
Pejuang sejati demi Negara ...
Dasar Negara kami yang dijunjung
Harapan yang Indonesia impikan

Pancasila ...
Dasar setiap masyarakat Indonesia
Aturan dari negara yang kini merdeka
Menjadikan kami seperti sekarang
Ideologi negara ...
Menjadikan kami sebagai umat taat peraturan

Tanpa kau mungkin kami tak bisa menjadi seperti sekarang
Terima kasih, Pak Soekarno dan Muhammad Hatta
Pahlawan dengan tanda jasa Pancasila

18. Semangat Berkorban

Karya: Rinta Rachma Dea

Kini waktu telah berhenti
Pagi mulai berganti malam
Daun yang hijau mulai mengering
Musim telah gugur ...

Indonesia yang diperjuangkan
Bendera yang berkibar di atas sana
Pancasila lambang negara
Takkan pernah jatuh ...

Semuanya t'lah pergi
Pahlawan yang rela berkorban untuk nyawanya
Meski kini t'lah gugur
Tapi semangat ini takkan pernah runtuh

19. Pancasila Jiwa Kami

Karya: Darin Raichana F

Negara Republik dengan legenda yang menyedihkan
Mengiringi kisah-kisahnya dengan peluh mengalir
Memberikan kemenangan yang akan dikenang
Pejuang sejati demi Negara ...
Dasar Negara kami yang dijunjung
Harapan yang Indonesia impikan

Pancasila ...
Dasar setiap masyarakat Indonesia
Aturan dari negara yang kini merdeka
Menjadikan kami seperti sekarang
Ideologi negara ...
Menjadikan kami sebagai umat taat peraturan

Tanpa kau mungkin kami tak bisa menjadi seperti sekarang
Terima kasih, Pak Soekarno dan Muhammad Hatta
Pahlawan dengan tanda jasa Pancasila

20. Pancasila Sakti Indonesia Jaya

Karya: Salimatuddin

Indonesia jaya, jayalah Indonesia
Kesaktian Pancasilamulah yang membuat Indonesia jaya
Kesaktian Pancasilamulah yang membuat Indonesia makmur
Kemakmuran, kejayaan, ketentraman ini semua berkatmu

Indonesia
Di sinilah tempat di mana Pancasila dijunjung tinggi
Tempat di mana Pancasila sangat berarti
Dan di sinilah tempat kesaktian Pancasila terbukti

Indonesia
Pancasilamulah yang kubanggakan
Berkatmulah kami bisa seperti ini
Hidup damai, aman, tenteram
Terima kasih Pancasilaku.

21. Pancasila

Karya: Is'af Nur Insyiroh

Berkibar bendera... sebagai tanda selalu jaya
Ikrar dirimu sebagai jati diri bangsa Indonesia
Lantunan sila-silamu sebagai jiwa sebuah bangsa
Engkaulah dasar negara kesatuan Republik Indonesia.

Walau musuh selalu ingin merongrongmu
Tapi menyerah itu tak akan ada dalam riwayatmu
Musuhmu di mana-mana namun tak dapat menggantikanmu
Hingga kini berubah zaman kau masih menang selalu.

Hiduplah engkau selalu Pancasila
Agar bangsa Indonesia tetap jaya
Jangan pernah menyerah pulih apa pun jua
Sampai bangsa Indonesia mencapai cita.

Contoh Puisi Pendek 4 Bait

1. Elegi

Karya: Joko Pinurbo

Maukah kau menemaniku makan?
Makan dengan piring yang retak
dan sendok yang patah. Makan,
menghabiskan hatiku yang pecah.

Itulah makan malam terakhirnya
Di surga kecilnya yang suram.
Besok ia sudah terusir kalah
Dan harus pergi menuju entah

Lalu mereka berfoto bersama
Sementara mobil patrol berjaga-jaga
di ujung sana. Lalu hujan datang
memadamkan api di matanya.

Ia akan merindukan rumahnya
dan akan sering menengoknya
lewat mesin pencari kenangan
sebelum malam mimpinya.

2. Sajadah Panjang

Karya: Taufiq Ismail

Ada sajadah panjang terbentang
Dari kaki buaian
Sampai ke tepi kuburan hamba
Kuburan hamba bila mati

Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan sujud
Di atas sajadah yang panjang ini
Diselingi sekedar interupsi

Mencari rezeki, mencari ilmu
Mengukur jalanan seharian
Begitu terdengar suara azan
Kembali tersungkur hamba

Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan rukuk
Hamba sujud dan tak lepas kening hamba
Mengingat Dikau
Sepenuhnya.

3. Tumpukan Pelangi

Karya: Fazira Rahmadani

Angin yang bertandak dengan riak cinta
Bergaung riuh menangkap segala penjuru
Tak ada sekapur sirih menyambut
Tak ada beras kunyit ditabur
Hanya nyanyian burung waktu

Beratap matahari dalam tinta alam
Sambangi malam dengan gigil embun

Ketika matahari memecahkan bumi
Menusuk tulang dengan tajam
Gedung menjulang menantang sang surya

Di depan tumpukan pelangi
Mereka bersujud
Meminta doa
Agar tidak tenggelam di kala senja

4. Ayah

Karya: Layli Qibtiah

Ayah....
Engkau pahlawan hidupku
Engkau bekerja keras demi keluarga
Engkau terkena hujan dan panas

Ayah...
Engkau selalu ada untukku
Engkau selalu ada untuk ibu
Engkau selalu ada untuk keluarga

Ayah...
Pahlawanku...
Ayahku...
Pedomanku...

Ayah...
Engkau selalu baik
Engkau selalu bekerja keras
Terima kasih ayah...

5. Pendidikan dan Harapan

Karya: Dwi Arif

Pendidikan adalah tangga harapan
Tangga itu menuntun manusia untuk mencapai tujuan
Semua manusia berhak untuk menggunakan
Untuk mengubah mimpi menjadi kenyataan

Tangga itu tidak boleh disembunyikan
Dari semua insan yang ingin perubahan
Tangga tersebut tidak boleh disalahgunakan
Hanya untuk meraih keuntungan

Tangga itu harus benar-benar kuat
Agar mampu merubah manusia menjadi bermartabat
Tangga tersebut harus selalu dirawat
Agar bisa membimbing kita meraih akal sehat

Tangga itu harus bisa beradaptasi
Dari zaman yang begitu kencang berlari
Tangga itu tidak boleh dinodai
Agar bisa mengantar kita menjadi manusia bermoral yang hakiki

6. Guruku

Karya: Nurwawan

Setiap hari kau bagi ilmumu
Dengan keikhlasan dan kesabaran
Setiap hari kau bimbing aku
Dengan nasehatmu yang penuh makna

Guruku,
Tak pernah lelah kau ajar aku
Selalu semangat setiap tugasmu

Guruku,
Terima kasih
Atas semua pengorbananmu untukku
Maafkan salahku jika kau pernah terluka dengan kataku

Guruku,
Kau tak kan pernah terlupakan dalam hidupku

7. Pelepah Pancasila

Karya: Pingkan Agustina

Sajak ini menyeru adil
Membuncah agama yang berlayar
Adab mengeja toleransi siku gundu
Berdebar lepuh senja ditelan kelam

Pelepah kelopak sosial
Tergerak dicuram hiruk pikuk amuk masa
Sabar ngilu ini bisa di rengkuh
Emak, abah hawa beku yang perlu

Teman rendam jerit geram amarah
Selalu menyimak jerumun kebersamaan
Tak perlu memisah kutuk
Kita sejarah yang sama

Kelopak benang merah keluarga guntur
Tak runtuh diterpa topan
Menyingkap laras tengkuk Pancasila
Bersama senyum garuda zaman

8. Ibu Malaikatku

Karya: Mosdalifah

Ibu...
Di sini kutulis cerita tentangmu
Nafas yang tak pernah terjerat dusta
Tekad yang tak koyak oleh masa
Seberapa pun sakitnya kau tetap penuh cinta

Ibu...
Tanpa lelah kau layani kami
Dengan segenap rasa bangga dihati
Tak terbesit sejenak pikirkan lelahmu
Kau terus berjalan di antara duri-duri

Ibu...
Tak pernah kuharap kau cepat tua dan renta
Tak pernah ku ingin kau lelah dalam usia
Selalu kuharapkan kau terus bersamaku
Dengan cinta berikan petuahmu

Ibu...
Kau lah malaikatku
Penyembuh luka dalam kepedihan
Penghapus dahaga akan kasih sayang
Sampai kapan pun itu
Aku akan tetap mencintaimu

Ibu, malaikatku

9. Jalan Perubahan Nusantara

Karya: Jevon Brilian Nanlohy

Sang surya menggeliat di cakrawala ibu kota
Aku terbuai deru angin sejuk di balik gedung nan megah
Tersadar karakter ibu pertiwi porak-poranda
Negeriku masih beraroma harum langkah hancur sang penjajah

Hatiku menjadi seperti lilin luluh dalam dada
Saat kebudayaan nusantara di pandang hina
Anak negeri pertahankan budaya Indonesia
Tembangkanlah nyanyian karakter bangsa

Semerbak aroma teknologi, tercium sampai pelosok nusantara
Singa-singa muda merana kelaparan, Ibu pertiwi dimakan tikus
berdasi
Revolusi mental bangun karakter, tak akan jatuh di jurang teknologi
Pancarkan sinar identitas nasional yang bercahaya

Sang presiden berkata ubah mental anak bangsa
Bangun positifmu, tanggalkan negatifmu hai penerus bangsa
Gelorakan semangat jalan perubahan bumi persada
Demi kejayaan nusantara kini dan selamanya

10. Catatan Kecil

Karya: Warno

Catatan kecil berbuku sendu
Seakan golak terpaku
Meratap menatap nasib
Tak kuasa memandang gundah
Padahal, setia nyala berbahagia

Jengah terkesima
Pudar termakan waktu
Yang manis, yang retak, yang kelabu

Intisari telah terekam di sini
Suatu saat pasti dimengerti
Meski bukan hari ini

Pintaku, seberangi penghalang yang memadamkan
Pintaku, tunjuklah kebenaran seluas pandangan
- Demi erat hati dan kalbu

11. Menggugat Nasionalisme Kita

Karya: Ade putra ode amane

Baris berbaris
Variasi Barisan
Gerak Jalan
Itukah Makna HUT RI?

Ada lomba tarik tambang
Tarik-menarik luka ditangan
Bulan dan bintang tak jadi timbangan
Apakah ini arti perjuangan?

Dengan lomba Fashion Show wanita
Terekam kamera CCTV, lalu disensor
Eksploitasi, melanggar HAM
Begitukah Kemerdekaan?

Ada lomba tata rias dengan mata tertutup
Mata dibuka Tris Polica
Untuk apa Lomba tangkap bebek?
Kalau tak menyingkap tembak-menembak

12. Terus Mengingat Kebesaranya-nya

Karya: Wiputra Cendana

Indonesiaku Kini
77 tahun usiamu kini
Semarak Sang Ibu Pertiwi
Semakin banyak sentuhan generasi
Bahu membahu membangun negeri

Derap langkah paskibra nan serentak
Mengobarkan semangat semarak
Biar jiwa ini terus berdetak
Menantikan jaya Indonesia dan prestasi yang semerbak

Tidak pernah lelah lengan baju ini disingsingkan
Menorehkan prestasi gemilang penuh harapan
Mengejar setiap asa dengan terus bersimpuh pada
Tuhan
Menjadi kisah yang tak lekang zaman

Wajah Indonesia yang penuh warna
Penuh dengan semangat bhineka
Tanpa memandang suku, ras, agama, dan budaya
Inilah kita, Indonesia

13. Asa Bagi Negeri

Karya: Wiputra Cendana

Perjalanan ini
Terasa terus dinanti
Menyusuri setiap lembah, bukit, dan sungai
Hanya untuk menorehkan kisah bagi Pertiwi

Generasi Indonesia telah bangkit
Ukiran prestasi yang didedikasikan semakin tidak sedikit
Menjadi unggulnya pertumbuhan bibit
Hingga para musuh pun lari terbirit-terbirit

Dipersatukan oleh bahasa Indonesia
Diikat dengan profil Pancasila
Mengutamakan persatuan dan kesatuan bhineka
Dipercantik dengan polesan warna alam raya

Tuhan terus merenda
Suatu karya yang indah adanya
Tanah subur dan makmur dengan penuh cahaya
Bagi generasi penerus bangsa Indonesia
Dirgahayu Indonesia unggul, Indonesia jaya

14. Merah Putih di Angkasa Pura

Karya: Dwi fitriani

Laksana senja di kolong jembatan
Manusia kecil terhimpit keadaan
Peluh tak lagi sekedar bercucuran
Mempertahankan nafas di masa penjajahan.

Tangan kokoh menggenggam pasti
Sebuah bambu runcing melawan belati
Tak ada kata usai berjuang untuk negeri
Menghantarkan bendera ke tiang yang lebih tinggi.

Niat baik tertanam pada hati
Menegakkan keadilan untuk negeri
Tak peduli darah mengalir menyeberangi pipi
Memilih tetap bertarung meski mati

Bunga mekar pada waktunya
Bendera merah putih berkibar di angkasa pura
Diiringi lantunan lagu Indonesia raya
Kata merdeka bersorak dimana-mana
Merdeka!

15. Bumi Pertiwi

Karya: Mohammad Imam Sufiyanto

Bumi Pertiwi Selalu di Dalam Sanubari
Memberikanku Semangat di Balik Intuisi
Selalu Ku Kenang Dengan Sejumlah Prestasi
Menjadi Tombak Perjuangan Seluruh Insani

Bumi Pertiwi, Begitu Indah Untaian Kemilau Surgawi
Di Tanah Pertiwi yang Subur dan Membumi
Dalam Hati dan Sanubari menjadi Memori
Mengisi Kemerdekaan dengan Inovasi

Bumi Pertiwi, Kau memberi Begitu Banyak Arti
Selalu Mengingatkan Kami Untuk Terus Termotivasi
Bahwa Arti Pengorbanan Bukan Sekedar Materi
Karena Sejarah Pertiwi Adalah Harga Mati

Bumi Pertiwi, Masa Depan yang Hakiki
Ceritamu Kini Menyongsong Mentari
Kami Akan Terus Berkompetisi
Untuk Menempatkanmu Di Podium Tertinggi

16. Merdeka Belajar Indonesia Merdeka

Karya: Hengki Mangiring Parulian Simarmata

Terbanglah tinggi
Lepaskan belenggu
Hiduplah bebas
Mengejar cita-cita

Tetaplah berkarya
Dengan Ide dan Kreativitas
Menciptakan hal baru
Menciptakan kebaikan

Berjuanglah
Raihlah cita-cita
Demi Bangsa
Demi Negeri

Merdeka, Merdeka
Pikiranku Merdeka
Bangsaku Merdeka
Negaraku Sejahtera

17. Belajar Pengalaman

Karya: Kustati Budi Lestari

Belajar dari pengalaman
Merupakan pelajaran yang sangat berharga
Memaknai suatu kejadian nan nyata
Menjadi suri tauladan yang berharga

Belajar perjuangan kemerdekaan
Berasa kita ada di masanya
Berasa kita ikut mengalami
Gelora hati ini menjerit... beginikah perjuangan itu....

Semangat kemerdekaan yang dikumadangkan
Terasa menggaung di telingaku
Mematik kalbuku
Menumbuhkan jiwa patriokku yang lama membeku

Dengan 17 Agustus
berkobar jiwaku... tertantang ragaku
untuk mengisi kemerdekaan ini
akan ku tunjukkan karya nyataku untuk negriku

18. Aku Anak Hebat

Karya: Amalia Najichac

Aku anak hebat
Generasi penerus bangsa yang sehat
Karena tubuhku menyimpan beragam vitamin
Hasil kekayaan tanah yang subur dan air yang murni
Tanah air Indonesia

Aku anak hebat
Generasi penerus bangsa yang cerdas
Karena aku dididik dan dibina
oleh bapak dan ibu guru para insan cendekia
Titisan Ki Hajar Dewantara

Aku anak hebat
Generasi penerus bangsa yang pemberani
Karena jiwaku adalah jiwa dari para pahlawan
yang tak pernah gentar berjuang demi bangsa ini
bangsa Indonesia

Aku anak hebat
Generasi penerus bangsa yang istimewa
Karena di dalam dadaku terukir Pancasila
sebagai pedoman hidup dalam menghadapi dunia
Menjunjung tinggi martabat negaraku, Indonesia

Semarang, 20 Mei 2018

19. Perlombaan

Karya: Amalia Najichac

Mari kawan jangan berpangku tangan
Kita siapkan otak, jiwa, dan raga
Perangi diri sebelum perangi lawan
untuk menjadi sang juara

Berlatih setiap hari jangan mengeluh
Karena sebuah kemenangan dapat diraih dengan penuh peluh
Bulatkan tekat dan bersungguh-sungguh
Buatlah bangga bapak dan ibu guru

Esok arena perlombaan akan kita jumpai
Bersama beraksi mengadu kreasi
Menjunjung sportivitas tampil unjuk gigi
Tunjukkan kita kelompok yang berprestasi

Kalah menang sudah biasa
Baiknya tunjukkan kita bisa
Jika menang tak dapat diraih
Jangan bersedih jangan berkecil hati
Karena kita pejuang sejati

Semarang, 20 Mei 2018

20. Surat untuk Sahabat

Karya: Amalia Najichac

Senyum itu enggan lepas dari bibirmu
Ketika kau melihat kedatanganku
Uluran tanganmu menyambutku
untuk selalu bersama dan saling berpegang erat
Menghadapi segala suka maupun duka

Bila sesekali kau marah
Itu karena aku tak mau memahamimu
Bila sesekali aku berbuat salah
Maafmu selalu terbuka untukku

Kata terima kasih kuanggap lebih manis daripada kata maaf
untuk segala keceriaan yang selalu kau bagi
untuk segala ketulusan hati yang selalu kau beri
dan untuk kesetiaan yang tak akan pernah lekang oleh masa

Bila kita dewasa nanti
dan jarak juga waktu memisahkan kita
Satu harapku dalam hati
Kata persahabatan tidak akan pernah menjadi sebuah kenangan

Semarang, 17 Mei 2018

Contoh Puisi Pendek tentang Sekolah

1. Sekolahku Rumah Bagiku

Karya: Cello

Dirgahayu sekolahku
Terima kasih atas jasa-jasamu
Yang telah membantu ku
Membantu tuk menimba ilmu

Tak terasa waktu terus berganti
Tak terasa diriku pun bertambah selalu usianya
Kau selalu berjalan bersama ku beriringan
Menggapai cita

Di sinilah tempat semua terjadi
Di sinilah rumah kedua bagiku
Canda, tawa, tangis, kesal semua ku rasakan
Semua berkat engkau sekolahku

2. Sekolahku Keluargaku Kedua

Karya: Caroline

Kau tempat ku untuk belajar
Kau tempat ku untuk mendapat ilmu
Kau tempat ku untuk dapat belaian kasih
Kau tempat ku untuk mendapat pengetahuan

Sekolah ku
Kau keluarga ku kedua
Tempat kebahagiaan
Tempat kasih sayang dan tempat cinta

3. Banyak Tugas

Karya: Kamilah Siswati

Ayah aku lelah
Ibu aku ragu
Banyak tugas di sekolah
Banyak les tiap waktu
Belum juga mengaji

Ayah aku mohon
Ibu aku minta
Beri aku waktu yang banyak
Beri aku mainan lagi
Agar aku bisa semuanya
Kerjakan tugas sekolah
Les dan les di rumah
Juga mengaji dan bermain

Ayah aku lelah
Ibu aku bosan
Tapi aku ingin
Menjadi yang terbaik
Tuhan jaga kami
Tuhan bantu kanu
Raih mimpi-mimpi

4. Berangkat Sekolah

Karya: Raeditya Andung Susanto

Suara hujan mengetuk pintu rumahku
sejak subuh tadi
dingin masih enggan beranjak pergi
padahal sudah pukul enam pagi

Hujan bukanlah halangan untukku
menimba ilmu
aku tetap berangkat sekolah
dengan jas hujan kecil pemberian ayah

Meski sepatuku basah
itu bukan masalah
karena ilmu lebih berharga
daripada menunggu hujan itu reda

Bumiayu, 27 April 2018

5. Perpisahan

Karya: Raeditya Andung Susanto

Selesai sudah cerita panjang kita kawan
Enam tahun menuntut ilmu di suatu tempat
bernama sekolah
Tempat penuh cerita
Tempat penuh cinta

Namun perpisahan bukanlah akhir dari persahabatan
kita akan terus bersama sampai kelak dewasa
dan sukses membanggakan orang tua

Terima kasih untuk segalanya
aku tidak akan pernah melupakan
kalian semua

Bumiayu, 30 April 2018

6. Sekolah Istanaku

Karya: Vika Amalia S.A

Sekolahku .....
Bagai istanaku
Juga rumah kedua bagiku
Banyak pengalaman yang terjadi disana

Sekolahku .....
Tempat paling berkesan bagiku
Karenanya banyak ilmu kudapat .....

Sekolahku .....
Aku takkan melupakanmu
Karena sekolahku adalah istanaku .....

7. Sekolahku Jadi Istanaku

Karya: Nur Triwulan Sari

Sekolahku Istanaku ....
Tempatku mencari ilmu
Banyak kisah dan peristiwa terjadi disini
Rumah kedua setelah rumahku sendiri
Disini..... di tempat ini

Sekolahku Istanaku .....
Aku belajar banyak hal, untukku sendiri
Disini ada orang yang membimbingku
Yang tadinya aku tidak tahu jadi tahu
Karnannya guruku .....

Aku mulai nyaman disini
Karna disini aku juga mendapatkan teman
Dan sahabat buat bercanda, tawa, sedih

8. Kenakalan Remaja

Karya: Aisha Zefanya A

Merajalela
Kenakalan remaja .....
Kini kian merajalela
Merusak sifat generasi bangsa
Yang dapat merubah semuanya

Kenakalan remaja .....
Hilanglah dari bangsa kita
Pergilah menjauh dari diri kita
Agar senantiasa terjaga

Kenakalan remaja .....
Janganlah engkau mudah terbawa
Janganlah engkau mudah mengikuti jaman
Yang dapat menghancurkan moralitas bangsa

9. Beragam Sekolahku

Karya: Cindi Afrilia

Istanaku
Sekolahku ....
Sudah dua tahun saya belajar disini
Dengan perjuangan saya bisa belajar disini

Sekolah indah seperti sebuah istana
Sekolahku .....
Terdapat banyak keragaman di dalammu
Seperti ragam agama, suku, dan budaya
Tetap berdirilah sekolahku .... istanaku .....

10. Definisi Sekolah

Karya: Nabillah Adwitya Sakanti

Tempat dimana aku belajar
Dari pagi hingga petang
Berdiri kokoh nan tenang
Membuat semua orang merasa nyaman

Bagai matahari yang menyinari bumi
Kau sungguh berarti di hidup ini
Bagai air yang menghilangkan dahaga
Kehadiranmu sangatlah berharga

Oh sekolahku .....
Aku sudah tak bisa lagi menggambarkanmu dengan kata - kata
Karena jujur, dimata ini kau amat sangat sempurna

11. Berkibarlah Sekolahku

Karya: Nailatus Shofia

Sekolahku .....
Tempat aku berusaha mencari ilmu
Tempat aku dibimbing oleh bapak dan ibu guru

Sekolahku adalah istanaku
Berjam-jam aku berada di sekolah
Berjam-jam aku bertemu dengan teman -teman
Di sekolah aku menjadi tahu arti keluarga sesama teman
Di sekolah aku mengerti arti rasa senang dan duka bersama-sama

Sekolahku semoga namamu terus berjaya dan berkibar
Kami akan berusaha mengukir prestasi untuk almamater kami
Sukses dan jayalah selalu sekolahku SMPN 4 Surabaya

12. Rahasia Sekolahku

Karya: Izaz Zamzam E

Sekolahku adalah istanaku .....
Kau tempatku untuk membuka rahasia dunia
Kau membuatku mengetahui segala huruf
Kau membuatku juga agar bisa membaca
Kau diciptakan untuk mengharumkan kami

Oh sekolahku ....
Di setiap pagi, kicauan burung selalu bersautan
Bersautan menyambutmu, istanaku
Kau rumah kedua untukku

Terima kasih Sekolahku

13. Sekolah Kami

Karya: Prameswara Dwi K

Kami mencintai sekolah kami
Sekolah yang berisikan generasi terbaik bangsa
Tempatku mencurahkan mimpi dan keinginan
Menjadikan buah-buah kesuksesan

Guru-guru nan baik dan sopan
Ya itulah sekolah kami
Sekolah yang menjadi penentu hidup
Dan kesuksesan kami

14. Kisah Klasik Sekolahku

Karya: Sabrina Tarisha

Mataku terbuka
Tubuhku terbangkitkan disaat fajar menyingsing
Tempat dimana para insan menimba ilmu
Kupijakkan kakiku di atas tanah jaman Belanda

Engkau alasan tas ungu tergantung di bahuku
Sepatu pantofel hitam mengkilat
Nama dada terpasang di kemeja putihku
Jerawat tumbuh diatas keningku
Sekolahku....

Kisah klasik insan remaja
Benih-benih cinta mulai tercipta
Pagi berganti senja
Rasa letih tak mematahkan semangat menggali ilmu

Ilmu seluas samudra
Buku bagaikan banyaknya butiran pasir
Kenangan akan tercipta di dalam memoriku
Saat diriku melangkah dan berpijak pergi meraih mimpi

15. Sekolah Mutiara

Karya: Bagas Dwi Pangestu

Sekolahku bagaikan peti kemas
Kau penghasil bibit emas
Dengan menjuarai semua bidang jurnas
Bagaikan bangker penyimpan tunas

Oh sekolah... prestasimu tiada bandingan
Membuat sekolah ini seperti kayangan
Menjadikan arti sebuah kenangan
Yang sangat mendalam

Piala-piala terpampang di balik lemari kaca
Menjadi kebanggaan yang menyertainya
Dengan diiringi doa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Semoga engkau tetap menjadi sang juara

16. Indahnya Sekolahku

Karya: Michelle Amarta Devi

Oh sekolahku...
Indahnya lingkunganmu
Hijaunya tanamanmu
Sejuknya Udaramu
Memberikan kenyamanan tersendiri untukku

Oh sekolahku...
Sebuah tempat untuk menuntut ilmu
Melahirkan generasi yang baru
Generasi yang mampu menjadi nomor satu

Oh sekolahku...
Janji hati ini mengenang jasamu
Janji hati ini tuk menjadi nomor satu
Terima kasih ku ucapkan padamu
Wahai sekolahku

17. Sekolah Adalah Rumahku

Karya: Rayhan Deanokta

Oh sekolahku...
Sekolah yang indah dan sejuk
Sekolah adalah tempat untukku belajar
Sekolah adalah rumah kedua bagiku
Sekolah adalah untuk menambah ilmu

Oh sekolahku...
Sekolah yang penuh dengan semangatku
Sekolahku bagaikan daun yang kering
Udara yang sangat panas tapi aku tetap semangat
Kau penghasil bibit emas yang begitu hebat

Oh sekolahku...
Sekolah yang penuh dengan makanan
Aku selalu memikirkan makan dan tidak konsentrasi
Sekolahku disanalah aku mencari teman
Dan selalu bercanda bareng sama teman-teman

18. Indahnya Sekolahku

Karya: Bunga Nuraini

Wahai...sekolahku...
Engkau tempatku menuntut ilmu
Engkau sangat penting bagiku
Tempatku mendapatkan banyak ilmu

Tanpamu harus dimana aku menuntut ilmu
Senang, duka aku lewati bersama temanku
Makan dan bermain bersama disekolahku
Belajar bersama pun bersama temanku

Indahnya lingkungan sekolahku
Lingkungannya bersih dan hijau
Burung-burung pun berkicau
Bangunannya megah seperti istana rumahku

19. Sekolahku Adiwiyata

Karya: Priskilla Angelina Y

Sekolahku merupakan istanaku
Sekolah SMPN 4 merupakan rumah kedua yang kumiliki
Istanaku ini menjadi sekolah adiwiyata
Yang memiliki biopori dan takakura
Yang sudah dikenali di seluruh Jawa Timur

Sekolah kami ini menjadi tempat menuntut ilmu bagi siswa
Tempat untuk belajar agar generasi bangsa menjadi maju
Dan tidak terpecah belah
Yang merupakan jalan menuju pintu kesuksesan
Agar menjadi panutan bagi bangsa

Dari situlah titik dimana kami menggapai impian
Agar dapat menjadi siswa yang dapat dibanggakan
Dengan mengharumkan nama bangsa
Dan negara Indonesia

20. Catatan Sekolah

Karya: Yunus Ar Rahman

Sang mentari telah bangun dari tidurnya
Menandakan sudah pagi katanya
Meninggalkan lika-liku yang penuh derita
Menciptakan sebuah kenangan manis bersama

Sekolah, tempat menuntut ilmu hakikat nya
Tetapi, bukan hanya itu saja tujuannya
Banyak arti kehidupan yang kita terima
Semuanya pada menjadi sistem yang nyata

Membuat semuat kenangan
Menyisakan arti pengorbanan
Demi secuil yang didapatkan
Menyimpulkan sebuah catatan masa depan

Nah itulah kumpulan puisi pendek dengan berbagai tema yang dapat detikers jadikan sebagai referensi. Semoga bermanfaat, ya!




(edr/urw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads