Bolehkah Puasa Asyura Digabung Qadha Ramadhan? Simak Penjelasannya di Sini

Bolehkah Puasa Asyura Digabung Qadha Ramadhan? Simak Penjelasannya di Sini

Rasmilawanti Rustam - detikSulsel
Selasa, 16 Jul 2024 00:40 WIB
Ilustrasi Buka Puasa
Ilustrasi bolehkah puasa Asyura digabung qadha Ramadhan. (Foto: Shutterstock/)
Makassar - Umat muslim dianjurkan melaksanakan puasa Asyura di bulan Muharram. Lantas, bolehkah puasa Asyura digabung qadha Ramadhan?

Qadha puasa Ramadhan merupakan kewajiban bagi umat muslim yang memiliki utang puasa Ramadhan. Di sisi lain, puasa di bulan Muharram termasuk puasa Asyura merupakan puasa paling utama setelah Ramadhan.

Lalu bagaimana jika masih memiliki utang puasa namun hendak melaksanakan puasa Asyura? Apakah boleh digabung?

Yuk simak penjelasannya di bawah ini!

Bolehkah Puasa Asyura Digabung Qadha Ramadhan?

Mengutip laman Nahdlatul Ulama (NU Online), terdapat perbedaan pendapat ulama terkait hukum menggabungkan puasa Asyura dengan qadha Ramadhan. Ada yang berpendapat sah dan kedua-duanya bernilai pahala, namun ada juga yang tidak memperbolehkan bahkan tidak sah kedua-duanya.

Imam Ar-Ramli (wafat 1004 H) menjelaskan dalam kitabnya Nihayatul Muhtaj tentang keabsahan menggabungkan dua niat puasa qadha' dengan puasa sunah.

وَلَوْ صَامَ فِي شَوَّالٍ قَضَاءً أَوْ نَذْرًا أَوْ غَيْرَهُمَا أَوْ فِي نَحْوِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ حَصَلَ لَهُ ثَوَابُ تَطَوُّعِهَا كَمَا أَفْتَى بِهِ الْوَالِدُ - رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى - تَبَعًا لِلْبَارِزِيِّ وَالْأَصْفُونِيِّ وَالنَّاشِرِيِّ وَالْفَقِيهِ عَلِيِّ بْنِ صَالِحٍ الْحَضْرَمِيِّ وَغَيْرِهِمْ

Artinya: "Kalau seorang puasa qadha atau nadzar di hari Asyura, maka dia mendapatkan pahala puasa sunnah Asyuranya juga, sebagaimana fatwa ayah kami (Sayamsudin Ar-Ramli) mengikuti fatwanya Al-Barizi, Al-Asfuni, An-Nasyiri, Al-Faqih Ali bin Shalih Al-Hadrami dan selainnya." (Syihabbuddin ar-Ramli, Nihayatul Mujtaj [Bairut, Darul Fikr: 1984 H] juz III halaman 208).

Adapun pendapat Imam Abdurahman Ba'alawi (wafat 1320 H) dalam kitabnya, Bugyatul Mustarsyidin fi Talkhish Fatawa Ba'dh Al-Aimmah Al-Muta-akhkhirin yang menjelaskan perbedaan pendapat terkait permasalahan ini.

ظاهر حديث : "وأتبعه ستاً من شوّال" وغيره من الأحاديث عدم حصول الست إذا نواها مع قضاء رمضان ، لكن صرح ابن حجر بحصول أصل الثواب لإكماله إذا نواها كغيرها من عرفة وعاشوراء

Artinya: "Dzahir hadits "kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal" dan hadits-hadits lainnya mengindikasikan tidak tercapainya kesunnahan puasa enam hari di bulan Syawal jika diniatkan bersamaan dengan niat qadha Ramadhan. Akan tetapi Ibnu Hajar menjelaskan tentang dihasilkannya pahala sunnah karena ia telah dianggap telah menyelesaikannya, jika ia meniatkannya termasuk juga puasa sunah lainnya seperti puasa sunnah Arafah, Asyura dan lain-lain."

Pendapat itu juga didukung oleh Imam Ramli, berikut:

بل رجح (م ر) حصول أصل ثواب سائر التطوعات مع الفرض وإن لم ينوها ، ما لم يصرفه عنها صارف ، كأن قضى رمضان في شوّال ، وقصد قضاء الست من ذي القعدة ، ويسنّ صوم الست وإن أفطر رمضان اهـ.

Artinya: "Bahkan Imam Ramli menguatkan pendapat tentang dihasilkannya pahala semua puasa sunah yang diniatkan bersama puasa fardlu sekalipun tanpa diniatkan, selama tidak ada niat lain yang membelokkannya seperti seseorang berniat qadha Ramadhan di bulan Syawal dan berniat mengqadha puasa sunah Syawal pada bulan Dzulqa'dah. Dan disunnahkan berpuasa sunah Syawal, meskipun ia tidak puasa Ramadhan."

Sementara pendapat yang menyebut bahwa menggabungkan puasa Asyura dan qadha Ramadhan tidak diperbolehkan, dijelaskan oleh Imam Abu Makhramah sebagai berikut:

قلت : واعتمد أبو مخرمة تبعاً للسمهودي عدم حصول واحد منهما إذا نواهما معاً ، كما لو نوى الظهر وسنتها ، بل رجح أبو مخرمة عدم صحة صوم الست لمن عليه قضاء رمضان مطلقاً

Artinya: "Aku berkata: "Imam Abu Makhramah mengikuti pendapat Imam As-Samanhudi memegang pendapat tidak tercapainya salah satu dari keduanya (kedua-duanya tidak sah) jika berniat dengan dua niat secara bersamaan. Sebagaimana seseorang yang berniat shalat dzhuhur sekaligus niat shalat sunahnya. Bahkan, beliau menegaskan tidak sah seseorang puasa sunah Syawal sementara ia masih memiliki tanggungan puasa qadha Ramadhan." (Sayyid 'Abdur Rahman bin Muhammad bin Husain bin Umar Ba 'Alawi Al-Hadhrami [Bairut, Darul kutub ilmiyah: 2012], halaman 235).

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hukum menggabungkan niat puasa qadha Ramadhan dengan puasa Asyura terdapat perbedaan pendapat ulama madzhab Syafi'i.

Pendapat pertama dari Al-Baziri, Syihabuddin Ar-Ramli, Syamsuddin Ar-Ramli, Ibnu Hajar dan yang lainnya yang mengatakan sah menggabungkan niat puasa qadha Ramadhan dengan puasa Asyura dan keduanya bernilai pahala. Pendapat tersebut

Sementara pendapat kedua menurut Imam Abu Makhramah mengikuti pendapat Imam As-Samhudi menyatakan penggabungan dua niat puasa wajib dan sunnah dalam satu kali pelaksanaan justru membuat puasa tersebut tidak sah. Seperti tidak sahnya niat shalat dzuhur dan sunah ba'diyahnya dalam satu pekerjaan shalat.

Bahkan lebih dari itu, beliau menyatakan puasa sunnah tidak sah jika masih memiliki tanggungan qadha Ramadhan. Wallahu a'lam bisshawab.

Bacaan Niat Puasa Qadha Ramadhan

Bagi umat muslim yang meyakini pendapat ulama yang memperbolehkan menggabungkan niat puasa Asyura dengan puasa qadha Ramadhan, maka dapat melafalkan niat puasa qadha.

Berikut bacaan niat puasa qadha Ramadhan:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an qadhā'I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT."

Demikian penjelasan terkait 'bolehkah puasa Asyura digabung qadha Ramadhan?'. Semoga menjawab, detikers.


(alk/alk)

Hide Ads