KIM Dinilai Sulit Menyatu di Pilgub Sulsel, Parpol Koalisi Pecah Kepentingan

KIM Dinilai Sulit Menyatu di Pilgub Sulsel, Parpol Koalisi Pecah Kepentingan

Sahrul Alim - detikSulsel
Senin, 08 Jul 2024 19:30 WIB
Direktur Lembaga Riset Nurani Strategic Nurmal Idrus.
Direktur Lembaga Riset Nurani Strategic Nurmal Idrus. Foto: (dok. istimewa)
Makassar -

Partai politik (parpol) dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang terbentuk di Pilpres dinilai sulit menyatu di Pilgub Sulawesi Selatan (Sulsel). Pengamat politik Nurmal Idrus menyebut ada kepentingan parpol yang membuat KIM terpecah di pilkada.

"Politik itu tergantung kepentingan partai itu dan calonnya. Jadi bangunan politik (KIM) itu akan sangat sulit dilinearkan ke daerah karena kepentingan apa yang akan didapat partai politik dan siapa figurnya," ujar Nurmal kepada detikSulsel, Senin (8/7/2024).

Direktur Nurani Strategic ini menilai kepentingan masing-masing parpol dalam KIM untuk Pilgub Sulsel berbeda-beda. Parpol KIM di Sulsel masing-masing punya figur potensial yang menyebabkan kepentingannya sulit menyatu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Misalnya Andi Sudirman yang dekat dengan Gerindra, tetapi kemudian muncul Andi Iwan Aras. Kemudian di Golkar ada Ilham Arief Sirjuddin, ada Adnan," tutur Nurmal.

Dia menilai kualitas figur yang dimiliki parpol di KIM sangat bersaing. Kondisi ini yang dinilai menjadi penyebab parpol KIM sulit menyatu di Pilgub Sulsel.

ADVERTISEMENT

"Jadi partai-partai yang tergabung di KIM ini punya kualitas figur yang mumpuni untuk gubernur makanya susah dibangun konsensus menyatukan ini koalisi. Itu salah satu faktornya," jelas mantan ketua KPU Makassar itu.

"Kalau kemudian figurnya tidak terlalu banyak maka partai-partai mudah menyepakati. Tapi dalam konteks Sulsel, saya melihat figur-figur Indonesia Maju muncul beberapa orang dan menurut saya itu sulit disatukan," tambahnya.

Selain Gerindra, lanjut Nurmal, Golkar juga punya sejumlah figur potensial. Terdapat 4 figur yang telah menerima surat tugas yakni Ketua Golkar Sulsel Taufan Pawe, Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan, Ketua Golkar Lutra Indah Putri Indriani, dan mantan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin.

"Golkar punya 4 kader yang punya surat tugas. Kondisi itu membuat sulit terbentuk KIM di Sulsel. Tapi dalam politik itu, apapun yang kadang kita prediksi bisa saja tidak terjadi. Tetapi kalau menurut perkiraan saya akan sangat sulit untuk melinearkan KIM di Sulsel," jelasnya.

PAN Lirik Figur NasDem

Diketahui, DPW PAN Sulsel sebelumnya mengaku melirik kandidat dari Partai NasDem yakni Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi. PAN menilai Andi Sudirman memiliki tingkat keterpilihan yang tinggi karena merupakan mantan gubernur.

"Ini kan Andi Sudirman adalah incumbent dan tingkat elektabilitas dan akseptabilitasnya kan cukup bagus dan insyaallah nanti beliau akan bersama-sama dengan Ibu Fatmawati Rusdi. Saya lihat keduanya saling mendukung kekuatan," ujar Ketua DPW PAN Sulsel Ashabul Kahfi kepada detikSulsel, Selasa (28/5/2024).

Penegasan arah dukungan PAN ini disampaikan Kahfi sehari setelah bertemu dengan Ketua NasDem Sulsel Rusdi Masse Mappasessu (RMS), Senin (27/5) dini hari. Mereka bertemu empat mata di Kantor DPW NasDem Sulsel, Jalan Metro Tanjung Bunga.

"Iya, silaturahmi dengan Pak RMS. Kita berdiskusi soal Pilkada Gubernur, Pilkada Kabupaten/Kota. Ada beberapa wilayah yang kita komunikasikan," jelasnya.

Selain PAN, ada Gerindra yang sejauh ini berencana mengusung Ketua DPD Gerindra Sulsel Andi Iwan Darmawan Aras (AIA). Namun Gerindra masih tetap membuka peluang kepada kandidat lain sembari melihat perkembangan politik.

Sementara Golkar dan Demokrat, sejauh ini masih belum memastikan arah dukungannya. Golkar masih menunggu hasil survei sebelum mengumumkan jagoannya, meski sudah mengeluarkan surat tugas untuk 4 kadernya. Sedangkan Demokrat masih menunggu keputusan DPP, setelah mendorong Ketua Demokrat Sulsel Ni'matullah untuk ikut bertarung.




(asm/ata)

Hide Ads