.webp)
Sebanyak 26 orang dilaporkan hilang tertimbun material longsor tambang emas ilegal di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Tim SAR gabungan kini dikerahkan ke lokasi untuk melakukan pencarian.
"26 orang itu perkiraan, tapi belum jelas, karena masih belum didata karena informasi tersebut dihitung berapa orang," kata Kepala Kantor Basarnas Gorontalo Heriyanto saat dikonfirmasi detikcom, Minggu (7/7/2024).
Heriyanto mengatakan pihaknya masih akan memastikan informasi itu di lapangan. Sejumlah saksi di lokasi juga akan dimintai keterangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi dihitung berapa orang yang ada, berapa orang yang tidak ada karena belum tau apakah tertimbun atau menyelamatkan diri ketempat yang aman," katanya.
Lebih lanjut, Heriyanto mengaku sulit mendapatkan data pasti korban tanah longsor di lokasi tambang. Dia menyebut warga yang melakukan aktivitas penambangan bergantian setiap harinya.
"Karena itu tambang ilegal agak sulit memastikan beberapa korban (tertimbun longsor). Karena tidak terdata tiap hari berapa yang naik ke lokasi berapa yang turun dari lokasi dan belum tau berapa orang luar Gorontalo yang melaksanakan aktivitas penambangan di lokasi tersebut," katanya.
Sementara itu, Kapolsek Suwawa Iptu Djoni K. Nusi mengatakan lokasi tambang yang longsor sulit diakses. Salah satu jembatan menuju lokasi tambang tersebut putus.
"Lokasinya jauh, menyebrang dua jembatan anak Sungai Tulabolo Suwawa Timur. Apalagi jembatan yang satunya sudah ambruk rusak penyebabnya karena banjir disertai longsor," terangnya.
Diberitakan sebelumnya, tambang emas ilegal di Desa Tulabolo, Kecamatan Suwawa Timur, Bone Bolango mengalami longsor pada Sabtu (6/7) sekitar 23.45 Wita. Insiden tersebut mengakibatkan 6 pekerja tambang dilaporkan tewas.
"Benar, informasi data korban yang ada masih simpang siur, tetapi kami terima data ada 6 orang korban meninggal dunia yang tertimbun material longsor," kata Heriyanto saat dikonfirmasi detikcom, Minggu (7/7).
(hsr/sar)
