7 Mitos di Malam 1 Suro yang Banyak Diyakini dan Penjelasannya dalam Islam

7 Mitos di Malam 1 Suro yang Banyak Diyakini dan Penjelasannya dalam Islam

Yaslinda Utari Kasim - detikSulsel
Sabtu, 06 Jul 2024 17:27 WIB
Tradisi malam satu Suro bertepatan dengan Tahun Baru Islam 1 Muharram. Malam satu Suro menandakan awal bulan pertama kalender Jawa. Apa itu malam satu Suro?
Foto: Getty Images/pictafolio
Makassar -

Malam 1 Suro merupakan momen pergantian tahun berdasarkan penanggalan Jawa. Masyarakat muslim Jawa umumnya merayakan dengan menerapkan beberapa tradisi yang telah turun-temurun dilakukan.

Sebagian tradisi itu, disebut-sebut merupakan mitos belaka yang berupa larangan-larangan untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu. Mitos tersebut sudah lama beredar dan melekat di kalangan masyarakat.

Lantas, apa saja mitos malam 1 Suro yang dilakukan masyarakat?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut detikSulsel telah menghimpun ulasan selengkapnya mengenai mitos malam 1 Suro. Yuk, disimak!

Mitos Malam 1 Suro

Terdapat beberapa mitos yang diyakini masyarakat pada malam 1 Suro. Beberapa pantangan dipercaya bisa mendatangkan kesialan bagi orang-orang yang melanggarnya.

ADVERTISEMENT

Nah, berikut beberapa mitos terkait pantangan yang diyakini pada malam 1 Suro:

1. Larangan Keluar Rumah

Dilansir dari Jurnal Universitas Bina Darma (UBD) berjudul 'Makna Komunikasi Ritual Masyarakat Jawa (Studi Kasus pada Tradisi Perayaan Malam Satu Suro di Keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta, dan Pura Mangkunegaran Solo), pada malam satu suro terdapat larangan untuk keluar rumah.

Masyarakat memercayai bahwa lebih baik berdiam diri di dalam rumah terutama pada malam hari. Apabila dilanggar maka akan mendatangkan kesialan atau hal-hal negatif.

2. Tidak Boleh Berbicara atau Berisik

Selanjutnya ada ritual Mubeng Benteng dan Tapa Bisu yang dilakukan pada malam 1 Suro. Ritual ini dilakukan dengan tidak berbicara dan hanya ada di keraton Yogyakarta.

3. Tidak Boleh Mengadakan Pesta atau Hajatan

Bagi masyarakat Jawa, mengadakan hajatan seperti pernikahan, sunatan, dan lainnya di bulan Suro merupakan pamali. Apabila dilakukan maka orang tersebut akan terkena bencana.

Namun dari sudut pandang Islam, tidak ada larangan terkait pernikahan di waktu-waktu tertentu. Termasuk pada bulan Suro yang bertepatan dengan Muharram dalam kalender Islam.

4. Tidak Boleh Berkata Kasar atau Buruk

Berikutnya, masyarakat dilarang berkata kasar atau berbicara hal-hal buruk ketika malam 1 suro. Jika tidak menjaga lisan dari perkataan buruk maka hal-hal yang dibicarakan itu akan menjadi kenyataan.

5. Dicari Makhluk Gaib Jika Bertindak Lalai

Sebagian orang Jawa mempercayai keberadaan makhluk gaib yang muncul pada bulan Suro. Makhluk ini diyakini akan keluar mencari manusia yang bertindak lalai.

6. Dilarang Pindahan atau Membangun Rumah

Pada malam 1 Suro masyarakat dilarang untuk pindah atau membangun rumah. Sebab masyarakat Jawa percaya aktivitas tersebut akan mendatangkan kesialan.

7. Acara Ruwatan

Melansir laman Rumahsyo, terdapat tradisi acara ruwatan atau pembersihan untuk terbebas dari sukerta atau kekotoran. Orang yang diruwat memiliki kriteria merupakan putra/putri tunggal, sepasang putra-putri, dan satu putra diapit dua putri.

Mereka yang lahir seperti itu dianggap merupakan mangsa empuk Bhatara kala yakni simbol kejahatan.

Hukum Mitos Malam 1 Suro dalam Islam

Kembali mengutip Jurnal UBD, malam 1 Suro pertama kali dibentuk untuk memperkenalkan kalender Islam di kalangan masyarakat Jawa. Pada masa itu, Sultan Agung ingin memperluas ajaran Islam di Tanah Jawa sehingga memadukan kalender Saka dan Hijriah menjadi kalender Jawa.

Maka dari itu, awal penanggalannya yakni tanggal satu Suro bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender Hijriah dan dijadikan pedoman waktu bagi umat muslim di Jawa.

Dinukil dari Jurnal Institut Agama Islam Negeri IAIN Palopo berjudul 'Perspektif Hukum Islam Terhadap Tradisi Satu Suro di Desa Maramba Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur', masyarakat Jawa beranggapan bahwa bulan Suro atau Muharram merupakan bulan paling agung dan termulia, sebagai bulan milik Allah SWT.

Sebab mulianya bulan ini maka masyarakat umumnya merasa tidak pantas untuk melaksanakan hal-hal tertentu seperti mitos-mitos yang disebutkan sebelumnya. Semua pantangan tersebut sebenarnya bertujuan untuk memuliakan Allah, para nabi, serta agama.

Sehingga pada hakikatnya pelaksanaan pantangan-pantangan pada malam 1 Suro tujuannya bagus, meski tidak ada ajaran Islam yang memerintahkan untuk melakukannya. Namun, pantangan-pantangan tersebut berkembang menjadi mitos yang berkaitan dengan kesialan dan hal gaib.

Melansir laman Rumaysho, dalam pandangan Islam sendiri bulan Suro atau Muharram menjadi salah satu di antara empat bulan haram (mulia). Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT berikut:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ

Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram (suci). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu." (QS. At Taubah: 36)

Sementara itu, terdapat mitos-mitos di dalamnya yang merujuk pada sikap mencela waktu dan beranggapan sial dengan waktu tertentu. Hal tersebut merupakan kebiasaan orang-orang musyrik dalam pandangan Islam.

Sebagaimana firman Allah SWt dalam Surah Al-Jatsiyah ayat 24 berikut:

وَقَالُوْا مَا هِيَ اِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوْتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَآ اِلَّا الدَّهْرُۚ وَمَا لَهُمْ بِذٰلِكَ مِنْ عِلْمٍۚ اِنْ هُمْ اِلَّا يَظُنُّوْنَ ۝٢٤

Artinya: Mereka berkata, "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa." Padahal, mereka tidak mempunyai ilmu (sama sekali) tentang itu. Mereka hanyalah menduga-duga.

Berdasarkan ayat tersebut, maka segala bentuk celaan terhadap waktu tertentu seperti pada bulan Suro/ Muharram itu dilarang bahkan bisa menjadi haram. Perbuatan ini juga bisa menjadi syirik jika mencela bulan ini dengan menyebutnya sial atau membuat celaka.

Amalan Malam 1 Suro

Seperti yang disebutkan bahwa malam 1 Suro bertepatan dengan malam bulan Muharram. Dibandingkan dengan mengikuti mitos-mitos tertentu, sebaiknya waktu ini diisi dengan amalan yang dianjurkan dalam Islam.

Untuk itu, berikut amalan daftar amalan 1 Suro/Muharram selengkapnya:

1. Mandi

Melansir NU Online, untuk menyambut awal tahun Hijriah semestinya diisi dengan hati dan fisik yang bersih. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk menyucikan diri dengan mandi.

2. Berziarah Kepada Ulama

Tanggal 1 Muharram baik diisi dengan berziarah kepada para ulama. Baik itu yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.

3. Membaca Surah Al-Ikhlas

Berikutnya, pada awal bulan Muharram umat muslim dianjurkan untuk mengamalkan surah Al-Ikhlas. Surah ini dibaca sebanyak 1.000 kali.

4. Menunaikan Salat Sunah

Dikutip dari Kalender Ibadah Sepanjang Tahun oleh Ustaz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid, momen memasuki awal tahun sebaiknya diisi dengan salat sunah. Seperti salat sunah 4 rakaat, tahajud, taubat, dan lain sebagainya.

5. Menyambung Silaturahmi

Selanjutnya malam 1 Suro atau Muharram diisi dengan menyambung silaturahmi kepada semua orang. Termasuk sanak keluarga,orang-orang terdekat, tetangga, maupun orang-orang alim atau ahli ilmu.

6. Menambah Nafkah Keluarga

Umat muslim dianjurkan menambah nafkah keluarga pada bulan Muharram ini. Contohnya dengan memberi hadiah pada istri dan anak.

7. Membaca Doa Awal Bulan Muharram

Terdapat doa yang dibacakan setelah salat magrib sebanyak 3 kali pada awal bulan Muharram. Apabila mengamalkannya maka Allah SWT akan memerintahkan 2 malaikat untuk melindunginya dari fitnah dan tipu daya setan.

Berikut bacaan doanya:

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. اللَّهُمَّ أَنْتَ الْأَبَدِي الْقَدِيمُ الْأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيمِ وَجُودِكَ الْمُعَوَّلِ. وَهَذَا عَامٌ جَدِيدُ قَدْ أَقْبَلَ إِلَيْنَا، نَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ وَجُنُودِهِ وَالْعَوْنِ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ الْأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ وَالْاشْتِغَالِ بِمَا يُقَرِّبُنِي إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحَبْهِ وَسَلَّمَ

Arab Latin: Washallallaahu 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'alaa aalihii wa shahbihii wasallam. Allaahumma antal abadiyul qadiimul awwalu wa 'alaa fadhlikal 'azhiimi wa juudikal mu-awwal. Wa haadzaa 'aamun jadiidun qad akbala ilainaa. Nas-alukal 'ishmata fiihi minasy syaithaani wa auliyaa-ihi wajunuudihii wal 'auni 'alaa hadzihin nafsil ammaarati bissuu-i wal ishtighaali bimaa yuqarribunii ilaika zulfaa yaa dzal jalaali wal ikraam, yaa arhamar raahimiin. Washallallaahu 'alaa sayyidinaa muhammadin wa 'aala aalihi wa shahbihii wasallam.

Artinya: "Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, serta keluarga dan sahabatnya. Ya Allah, Engkau- lah Yang Maha Abadi, Dahulu, lagi Awal. Dan, hanya kepada anugerah-Mu yang agung dan kedermawanan- Mu yang menjadi tempat bergantung. Dan, inilah tahun baru yang benar-benar telah datang. Kami memohon kepada-Mu perlindungan dalam tahun ini dari (godaan) setan, pembantu-pembantunya, dan bala tentaranya. Dan, kami memohon pertolongan untuk mengalahkan hawa nafsu amarah yang mengajak pada kejahatan, dan agar kami sibuk melakukan amal yang dapat mendekatkan diri kami kepada-Mu, wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan, wahai Dzat Yang Maha Pengasih di antara mereka yang mengasihi. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad Saw. serta keluarga dan sahabatnya."

8. Qiyamul Lail

Pada hari pertama bulan Muharram, umat muslim dianjurkan untuk menghidupkan malamnya dengan banyak membaca Al-Qur'an, berzikir kepada Allah SWT, salat sunah seperti hajat, tahajud, taubat, dan lain-lain.

9. Membaca Amalan Setelah Subuh

Umat muslim dianjurkan untuk membaca amalan Basmalah dan ayat kursi sebanyak 360 kali pada bulan Suro atau Muharram. Dengan begitu, orang yang mengamalkannya akan diberikan kemudahan rezeki, keselamatan, dan dipelihara dari segala musibah.

10. Berpuasa

Berpuasa dianjurkan untuk dilakukan pada hari pertama bulan Muharram. Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa Muharram dan shalat yang paling utama setelah fardhu adalah shalat malam." (HR.Muslim)

11. Mengusap Kepala Anak Yatim

Menyadur laman PCNU Kabupaten Magelang, pada malam satu Suro atau Muharram terdapat anjuran untuk mengusap kepala anak yatim. Sebagaimana disebutkan dalam hadis berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: أَنَّ رَجُلًا شَكَا إِلَى رَسُولِ اللهِ ﷺ قَسْوَةً قَلْبِهِ فَقَالَ لَهُ: إِنْ أَرَدْتَ تَلْبِيْنَ قَلْبِكَ فَأَطْعِمِ الْمِسْكِينَ وَامْسَحْ رَأْسَ الْيَتِيمِ

Artinya: Diriwayatkan dari Abi Hurairah , seorang laki-laki mengadukan kepada Rasulullah SAW tentang kekerasan hatinya. Maka Rasulullah bersabda, "Jika kau ingin melembutkan hatimu, berikan makan kepada orang miskin dan usaplah kepala anak yatim. (HR. Ahmad)

12. Membaca Wirid dan Doa

Amalan selanjutnya yakni membaca wirid dan doa. Wirid yang dibaca bisa berupa ayat kursi sebanyak 360 kali.

13. Bersedekah

Dikutip dari laman Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), momen ini sebaiknya dimanfaatkan umat muslim untuk bersedekah. Harta yang dikeluarkan untuk sedekah tersebut akan digantikan oleh Allah SWT, sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya berikut ini:

مَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

Artinya: "Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya" (QS. Saba': 39).

14. Memakai Celak Mata

Mengutip laman Almanhaj, memakai celak termasuk dalam amalan yang disunahkan pada awal Muharram ini. Sebagaimana kebiasaan Rasulullah SAW yang dijelaskan sebagai berikut:

كان يكتحل -عليه الصلاة والسلام- في كل عين ثلاثة أميال

"Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam biasa memakai celak 3 kali pada setiap matanya". Maka memakai celak termasuk sunnah, lebih baik lagi jika memakai itsmid. (Kaset Nuurun 'Ala Ad Darb)

15. Menjenguk Orang Sakit

Tanggal 1 Suro atau Muharram umat muslim juga dianjurkan untuk menjenguk orang yang sedang sakit. Dengan menjenguk orang sakit, umat muslim disebut akan panen di surga seperti diriwayatkan dalam hadis berikut ini:

إِنَّ الْمُسْلِمَ إِذَا عَادَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ لَمْ يَزَلْ فِي خُرْفَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَرْجِعَ (رواه مسلم، رقم 2568)

Artinya: "Sesungguhnya orang muslim ketika mengunjungi saudaranya yang muslim, dia sedang panen di surga sampai dia pulang." [HR. Muslim, no. 2568]

16. Memotong Kuku

Dikutip dari laman Lembaga Amil Zakat Al-Azhar Peduli, amalan selanjutnya yaitu memotong kuku di bulan Muharram yang bisa dilakukan mulai pada tanggal 1. Anjuran ini dilakukan selama 40 hari sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut:

"Kami diberi batasan dalam memendekkan kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, yaitu itu semua tidak dibiarkan lebih dari 40 malam," (HR. Imam Muslim).


Demikianlah ulasan mengenai mitos malam 1 Suro beserta hukumnya dalam Islam dan amalan yang bisa dilakukan. Semoga berguna!




(edr/edr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads