"Tercatat ada 633 unit rumah yang terendam, satu unit fasilitas pendidikan, dan satu unit fasilitas ibadah juga ikut terdampak," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya, Jumat (28/6/2024).
Muhari mengatakan banjir yang dipicu hujan deras ini sudah terjadi sejak Rabu (26/6). Ketinggian air mencapai 1 hingga 1,5 meter di berbagai desa.
"Jalan penghubung antara Desa Doloduo II dan Desa Makaruo terputus, menambah kesulitan mobilitas di daerah tersebut," tuturnya.
Adapun desa-desa yang paling terdampak, yakni Desa Toruakat, Pusian, Pusian Barat, dan Pusian Selatan di Kecamatan Dumoga. Kemudian, Desa Tonom, Mogoyunggung Induk, dan Mogoyunggung Satu di Kecamatan Dumoga Timur.
Selanjutnya, Desa Tanoyan Utara dan Kopandakan dua di Kecamatan Lolayan. Terakhir, Desa Dondomon, Dondomon Selatan, Dondomon Utara, Mopuya Selatan satu, Mopuya Induk, Mopuya Utara, Tumokang, dan Mopugat Selatan di Kecamatan Dumoga Utara.
"Sebanyak 671 kepala keluarga atau 1.893 jiwa terdampak. Pengungsi lebih memilih tinggal di rumah kerabat mereka yang aman dari bencana banjir," tambah Muhari.
Muhari menuturkan tim SAR gabungan masih melakukan monitoring di daerah terdampak. Dia mengaku personel membutuhkan waktu untuk membantu warga karena dampak banjir yang luas.
"Cakupan wilayah banjir yang luas dan tersebar di enam kecamatan menjadi tantangan besar dalam penanganan bencana ini," ujarnya.
BPBD Bolaang Mongondow juga berkoordinasi dengan aparat terkait dan terus melakukan pendataan. Distribusi logistik untuk warga terdampak disalurkan secara bertahap.
"Kondisi cuaca saat ini cenderung berawan dan hujan ringan, banjir mulai berangsur surut," sambungnya.
BNPB pun mengingatkan masyarakat dan pemerintah setempat untuk melakukan pemeliharaan infrastruktur keairan yang mendukung antisipasi dan pengendalian banjir. Muhari menyarankan perbaikan dan perawatan sistem drainase untuk jangka pendek, dan pengelolaan lingkungan secara komprehensif untuk solusi jangka panjang.
"Termasuk pengendalian penggunaan ruang yang berbasis kepada mitigasi bencana," tandas Muhari.
(sar/hsr)