Pakar politik Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurmal Idrus menilai duet Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi belum pasti diusung sebagai bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulsel di Pilgub 2024 karena faktor elektabilitas. Nurmal menganggap DPP NasDem belum menentukan paslon itu diusung karena meragukan elektoral keduanya.
"Karena kalau sudah meyakinkan elektoralnya sebenarnya sudah tidak ada lagi masalah, NasDem tidak perlu koalisi. Jadi saya tidak condong ke politisnya tapi ke elektoralnya. Jadi ada keraguan dari DPP dari elektoral keduanya," kata Nurmal Idrus kepada detikSulsel, Minggu (23/6/2024).
Nurmal yang juga Direktur Nurani Strategic menganggap hampir semua partai memang tidak mau mempertaruhkan kursinya ke bapaslon yang elektoralnya tidak meyakinkan. Dia menilai sampai saat ini tidak ada figur yang elektabilitasnya menjulang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk menang harus dibutuhkan lebih besar, misalnya kalau petahana di atas 50%, ini kan tidak ada. Jadi dia berkutat di 20% sampai 25%, atau tidak melewati 30%. Sementara di bawahnya juga tipis," ujarnya.
Mantan Ketua KPU Makassar ini menilai elektabilitas Andi Sudirman belum signifikan jika masih di kisaran 20%. Hal itu dinilai menjadi faktor utama DPP NasDem belum mengumumkan calon usungannya di Pilgub Sulsel.
"Maka mungkin itu faktor pertama menurut saya yang membuat berbeda dengan daerah lain, kan sudah ada beberapa daerah diumumkan NasDem. Mestinya kalau mau fair sebenarnya, harusnya sudah selesai ini karena ada Ibu Fatma, ada kader di situ," katanya.
Menurutnya, ada keraguan DPP NasDem melihat bapaslon Andi Sudirman-Fatmawati. Sehingga DPP NasDem masih harus melakukan kajian atau pendalaman.
"Karena kan secara strategi untuk menaikkan elektabilitas sudah dilakukan oleh dua orang ini. Andi Sudirman sudah menyebar banyak baliho, ibu fatma juga begitu, tentu ada peningkatan signifikan elektabilitasnya. Tapi mungkin NasDem melihat ada masalah kenaikan elektabilitas maka itu menjadi faktor. Jadi faktor utamanya itu," katanya.
Nurmal kembali menegaskan jika DPP NasDem menahan usulan dari DPW NasDem Sulsel bukan karena alasan politis. Pasalnya, suami Fatmawati merupakan Ketua DPW NasDem Sulsel yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan (OKK) di DPP NasDem.
"Saya kasih contoh bukan dari faktor politis, NasDem sudah punya Fatma di situ. Tapi kan lagi-lagi faktor elektoral, kalau faktor politis selesai sebenarnya karena Rusdi Masse. Tapi kalau faktor elektabilitas tidak bisa juga dipaksakan, kalau elektabilitasnya tidak memungkinkan... kan NasDem punya pengukuran-pengukuran yang pasti," jelasnya.
Soal potensi bapaslon Andi Sudirman-Fatmawati batal atau tidak, Nurmal menyebut hal itu akan sangat ditentukan juga oleh elektabilitas calon pesaingnya.
"Tergantung elektabilitas dia dan pesaingnya. Menurut saya lebih kepada elektabilitas dia dan pesaingnya. Dua yang harus dihitung elektoral andi sudirman ini dan pesaing yang terdekat dengan dia," katanya.
"Jadi dua itu, kemungkinan elektoralnya dianggap belum mencapai titik yang diinginkan dan yang kedua elektoral calon lawannya juga terus naik. Akibatnya komunikasi itu terus terjadi," tambah Nurmal.
Seandainya elektoral Andi Sudirman-Fatma meyakinkan, maka DPP NasDem pasti akan langsung menetapkan paket tersebut bakal diusung di Pilgub Sulsel. Pasalnya, lanjut Nurmal, NasDem tidak perlu koalisi.
"Tidak perlu dipikir partai lain artinya kalau NasDem menetapkan tinggal menunggu saja siapa yang mau ikut. Karena mau ikut atau tidak tetap bisa mengusung. Jadi sebenarnya Sulsel ini khas, berbeda dengan daerah lain. Daerah lain cepat NasDem menentukan sementara Sulsel yang harusnya lebih cepat karena tidak perlu koalisi, jadi sebenarnya (faktor) elektoral," pungkas Nurmal.
Diketahui, Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi resmi diusulkan DPW NasDem Sulsel ke DPP sebagai bakal paslon gubernur dan wakil gubernur. Namun DPP NasDem menilai usulan dari DPW tersebut masih berpotensi berubah seiring dinamika politik di Sulsel.
"Jadi begini, Sulsel dinamikanya berbeda dengan provinsi lain. Artinya Sulsel ini setiap menit dinamikanya selalu berubah-ubah. Termasuk figur," ujar Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) DPW NasDem Sulsel Tobo Haeruddin kepada wartawan saat ditemui di salah satu kafe di Makassar, Jumat (21/6) malam.
Tobo berdalih kondisi ini tidak hanya terjadi di Sulsel saja. Dia mengatakan DPP NasDem juga masih mempertimbangkan kandidat yang akan diusung di pilgub di sejumlah daerah di Indonesia.
"Bukan cuma Sulsel, semua DPW NasDem provinsi yang mengusulkan nama-nama, tidak serta-merta langsung diterima. Harus ada pendalaman dan pengkajian serta diplenokan oleh DPP," jelasnya.
(sar/ata)