10+ Contoh Proposal Penelitian Lengkap, Ada Kualitatif hingga Kuantitatif

10+ Contoh Proposal Penelitian Lengkap, Ada Kualitatif hingga Kuantitatif

Yaslinda Utari Kasim - detikSulsel
Sabtu, 22 Jun 2024 23:00 WIB
ilustrasi Mengurus Dokumen Sidik Jari
Foto: Getty Images/iStockphoto/Sitthiphong
Makassar -

Proposal penelitian merupakan dokumen rancangan terkait penelitian yang akan dilakukan oleh seorang peneliti. Berikut ini contoh proposal penelitian lengkap struktur untuk metode kualitatif, studi pustaka, hingga kuantitatif.

Salah satu tahapan awal dalam sebuah penelitian adalah menyusun proposal. Dokumen proposal ini biasanya berisikan latar belakang masalah, metode penelitian, hingga estimasi waktu dan anggaran yang akan digunakan dalam penelitian.

Proposal penelitian biasanya diajukan kepada pihak kampus dan pihak-pihak lain yang bersangkutan dengan berbagai tujuan. Mulai dari mendapatkan izin penelitian hingga sponsor anggaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk itu, proposal harus memberikan gambaran jelas terkait kegiatan penelitian yang akan dilakukan. Dokumen proposal penelitian mesti disusun dengan rapi dan sebaik mungkin.

Sebagai referensi, berikut kumpulan contoh proposal penelitian yang dihimpun detikSulsel dari berbagai sumber. Yuk, disimak!

ADVERTISEMENT

1. Contoh Proposal Penelitian tentang Strategi Pembelajaran

Judul: Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Oleh Guru Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMKN 1 XX

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas XI AP 1 dan 2 pada 1-2 April 2017 ditemukan beberapa permasalahan dalam kegiatan pembelajaran. Pertama, motivasi belajar siswa masih rendah ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Kondisi ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang melakukan aktivitas lain seperti berbicara, bercanda, bermain gadget hingga tidur.

Kedua, prestasi belajar sebagian besar siswa juga masih rendah di mana berdasar hasil nilai ulangan harian, sebanyak 55 persen belum mencapai kriteria ketuntasan minimal. Ketiga, sumber belajar yang digunakan oleh guru dan siswa belum memadai karena tidak adanya bahan ajar untuk kurikulum 2013 edisi revisi.

Keempat, strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran belum bervariasi. Dalam kegiatan pembelajaran, guru masih menggunakan strategi yang monoton, yaitu ekspositori. Padahal, setiap materi pelajaran tentu membutuhkan penerapan strategi yang bervariasi karena tujuan pembelajarannya juga berbeda.

Berdasarkan keempat permasalahan tersebut, perlu sekiranya dilakukan penelitian mengenai pelaksanaan strategi pembelajaran oleh guru. Adapun judul penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu "Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Oleh Guru Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMKN 1 XX".

B. Pembatasan Masalah

Strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran belum bervariasi.

C. Rumusan Masalah

Bagaimana pelaksanaan strategi pembelajaran oleh guru kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran SMKN 1 XX?

D. Kajian Teori

Berdasarkan tema penelitian yang diambil maka terdapat tiga kajian teori utama. Pertama, teori mengenai strategi pembelajaran meliputi pengertian, komponen, jenis, perencanaan serta pelaksanaannya. Kedua, teori tentang metode pembelajaran yang terdiri dari pengertian, jenis, dan perencanaannya. Ketiga, teori yang membahas mengenai guru kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran mulai pengertian, kompetensi, keterampilan mengajar dan perannya dalam kegiatan pembelajaran.

E. Desain Penelitian

Penelitian ini berdesain deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif sehingga data yang dihasilkan adalah berupa kata dan kalimat.

F. Informan Penelitian

Subjek dalam penelitian ini terdiri dari guru dan siswa kelas X kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran SMKN xx tahun ajaran 2016/2017. Pemilihan subjek penelitian berupa guru kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran menggunakan teknik purposive sampling. Sementara itu, khusus untuk siswa kelas X kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran menggunakan teknik snowball sampling.

G. Instrumen Pengumpulan Data

Penelitian ini berdesain deskriptif dengan pendekatan kualitatif maka instrumen yang dapat digunakan ialah berupa pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi.

H. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data interaktif. Teknik ini terdiri dari tiga tahap kegiatan yang harus ditempuh oleh peneliti, yaitu penyajian, reduksi, dan penarikan kesimpulan dari data.

I. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Data hasil penelitian yang telah terkumpul perlu diperiksa keabsahan datanya. Adapun teknik pemeriksaan data yang digunakan adalah triangulasi metode dan sumber.

Triangulasi metode dapat dilakukan peneliti dengan membandingkan data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Kemudian, triangulasi sumber dapat dilakukan dengan membandingkan data wawancara informan guru A dengan B.

2. Contoh Proposal Penelitian tentang Limbah

Judul: Analisis Potensi Limbah Tebu sebagai Bahan Bakar Pembangkit Listrik Energi Biomassa di Pabrik Gula

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini, seiring berjalannya waktu industri-industri, baik industri rumahan maupun pabrik semakin banyak di Indonesia. Oleh karena itu, sangat mudah menemukan sebuah industri meskipun letaknya dekat dengan permukiman padat penduduk. Letak sebuah pabrik yang berdekatan dengan pemukiman warga tentu dapat menimbulkan dampak buruk, baik itu melalui limbah padat, cair, maupun gas. Terutama limbah padat membutuhkan tempat penampungan yang cukup besar. Aktifnya perindustrian di Indonesia tidak dapat berlangsung terus-menerus tanpa adanya proses yang dapat menekan dampak buruk yang diakibatkan oleh pembuatan produk di suatu perindustrian.

Limbah atau sampah memang merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, tetapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar. Beberapa pabrik di Indonesia kini sudah mulai menerapkan sistem pengolahan limbah untuk mengurangi dampak polusi dari limbah-limbah tersebut, bahkan ada beberapa yang memanfaatkan limbah pabrik untuk dijadikan produk baru yang berguna, yang tentunya diolah melalui proses-proses tertentu. Salah satunya mengolah limbah pembuatan gula menjadi kompos, batako, dan lain-lain. Itu artinya, pemanfaatan limbah saat ini menjadi sangat penting terutama untuk mengatasi masalah penumpukan sampah di kota-kota besar, limbah organik industri, serta limbah pertanian dan perkebunan.

Sistem pembangkit listrik (generator biomass) yang paling optimal, yaitu model sistem pembangkit listrik grid-connected. Perhitungan hasil potensi biomassa tebu (feedstock biomass) dengan memanfaatkan ampas tebu sebagai sumber energi generator 1, generator 2, generator 3, dan perhitungan konsumsi daya pada industri yang secara menyeluruh digunakan bantuan perangkat lunak, dalam hal ini HOMER versi 2.68.

Hasil simulasi dan optimasi berbantuan software HOMER menunjukkan bahwa secara keseluruhan sistem yang paling optimal untuk diterapkan di PT Madubaru (PG/PS Madukismo) sistem pembangkit listrik (100%) dengan Grid PLN (0%). Dihitung 0% karena langganan dari PLN tidak dimanfaatkan dalam sistem pembangkit, padahal pembangkit mampu menampung daya konsumsi seluruh sektor industri. Hasil total daya yang dihasilkan dari pembangkit 1, 2, dan 3 sebesar 15.024.411 kWh/tahun dari hasil analisis Homer Energy.

Berdasarkan data di atas, peneliti tertarik untuk menyusun tugas akhir yang berjudul "Analisis Potensi Limbah Tebu sebagai Pembangkit Listrik Energi Biomassa di Pabrik Gula". Dalam tugas akhir ini, fokus utama peneliti adalah pemanfaatan limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan gula di PG. Madukismo Yogyakarta.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk memudahkan penyusunan tugas akhir ini, peneliti merumuskan masalah dalam beberapa bentuk pertanyaan sebagai berikut.

Seberapa efektif potensi ampas tebu dalam penyediaan energi listrik?
Bagaimana analisis penerapan ampas tebu di pabrik gula?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dalam pembahasan tugas akhir ini dibatasi pada dua hal. :

Pengambilan data hanya dilakukan di PG. Madukismo Yogyakarta.
Analisis perhitungan daya dan beban hanya terpusat melalui Homer.

1.4 Tujuan Penelitian

Perhitungan potensi ampas tebu dalam penyediaan energi listrik.
Mengetahui hasil analisis energi biomassa tebu sebagai sumber energi listrik yang ramah lingkungan di masyarakat.

1.5 Manfaat Penelitian

Penulisan tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk beberapa pihak.

  1. Manfaat bagi Peneliti
    Manfaat penelitian biomassa bagi peneliti, yaitu menambah wawasan untuk dijadikan sebagai pedoman dalam menghadapi masalah bahan bakar yang saat ini sedang dalam kondisi mengkhawatirkan.
  2. Manfaat bagi Universitas
    Penulisan tugas akhir ini diharapkan dapat menjadi referensi akademis, terlebih pengembangan jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta selanjutnya.
  3. Manfaat bagi Masyarakat dan Industri
    Pertama, dapat dijadikan sebagai referensi dalam penyedia energi listrik terbaru yang ramah lingkungan. Kedua, sebagai acuan dalam menyediakan energi alternatif yang mandiri dan tidak tergantung pada energi fosil. Ketiga, dapat meningkatkan kemandirian masyarakat dalam bidang energi alternatif untuk daerah yang tertinggal agar lebih maju dan sejahtera.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dasar teori berisi pemikiran atau teori-teori yang melandasi dilakukannya penelitian. Oleh karena itu, tidak jarang pada bagian ini beberapa lembaga menyebutnya dengan "landasan teori".

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam menyusun tugas akhir ini, peneliti menggunakan studi pustaka sebagai metode penelitian. Adapun studi pustaka (study research). Studi ini dilakukan dengan cara menelaah dan mencari literatur yang sudah ada untuk memperoleh data yang berhubungan dengan analisis pada penulisan tugas akhir.

Penelitian lapangan (field research) berupa peninjauan ke lokasi dan diskusi dengan pihak-pihak yang terkait untuk mendapatkan data. Setelah dilakukan pengujian, data-data yang diperoleh di lapangan akan dianalisis untuk kemudian disusun dalam sebuah laporan tertulis yang utuh.

BAB IV

JADWAL PELAKSANAAN

Pada bagian ini, peneliti dapat mencantumkan keseluruhan agenda penelitian yang sudah disusunnya, baik dalam bentuk tabel maupun tik. Agenda tersebut haruslah disusun secara rinci dengan memperhatikan alokasi waktu.

BAB V

RENCANA ANGGARAN

Saat menyusun dan melakukan penelitian, tentu saja peneliti membutuhkan dana agar tujuan penelitian itu dapat tercapai. Oleh karena itu, peneliti perlu mencantumkan segala kebutuhan disertai dengan harga tiap barang/item.

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Peneliti wajib mencantumkan sumber referensi yang digunakan sebagai acuan dalam menyusun penelitian tersebut.

3. Contoh Proposal Penelitian tentang Game Online

Judul: Pengaruh Aktivitas Bermain Game Online Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMAN XX.

Latar Belakang Masalah

Keberadaan game online memang mulai memengaruhi aktivitas keseharian kalangan remaja usia sekolah. Kondisi ini dapat dibuktikan dengan kecenderungan para remaja khususnya yang berada pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) banyak menghabiskan waktunya untuk bermain game online.

Fakta ini jelas memprihatinkan, sebab remaja usia sekolah seperti mereka seharusnya banyak menghabiskan waktunya untuk aktivitas yang positif. Dalam perspektif sosiologi, seseorang yang menjadikan game online sebagai prioritas cenderung akan berkembang menjadi pribadi egosentris dan individualis.

Kedua sifat tersebut sangat berbahaya bagi perkembangan individu yang bersangkutan ke depannya. Berdasarkan hasil observasi pra penelitian yang dilakukan peneliti pada 1-3 Mei 2017 di kelas X A-C SMA N XX ditemukan beberapa permasalahan. Pertama, 55 persen siswa kelas X A-C SMA N XX menghabiskan waktunya untuk bermain game online.

Persentase tersebut diperoleh melalui pengambilan data dengan menggunakan instrumen berupa angket. Kedua, prestasi belajar siswa kelas X A-C SMA N XX masih tergolong dalam kategori rendah di mana sebagian besar siswa masih belum mencapai kriteria ketuntasan minimal dalam mata pelajaran wajib.

Kedua permasalahan tersebut tentu dapat menghambat pencapaian tujuan kognitif, afektif dan psikomotorik dari pembelajaran. Oleh karena itu, perlu sekiranya diadakan penelitian dengan judul "Pengaruh Aktivitas Bermain Game Online Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMA N XX".

Pembatasan Masalah

  1. Tingginya intensitas bermain game online yang dilakukan oleh siswa kelas X A-C SMA N XX.
  2. Rendahnya prestasi belajar sebagian besar siswa kelas X A-C SMA N XX.

Rumusan Masalah

Adakah pengaruh aktivitas bermain game online terhadap prestasi belajar siswa kelas X SMA N XX?

Kajian Teori

Berdasarkan permasalahan yang dipilih maka dalam proposal penelitian ini perlu dicantumkan dua teori yaitu mengenai prestasi belajar dan game online. Kajian teori mengenai prestasi belajar terdiri dari pengertian, ciri-ciri, faktor yang memengaruhi dan upaya untuk meningkatkannya. Sementara itu, kajian teori mengenai game online meliputi pengertian, jenis, dan dampaknya.

Hipotesis

Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel aktivitas bermain game online dengan prestasi belajar siswa kelas X A-C SMA N XX.

Desain Penelitian

Penelitian ini berdesain ex-post facto, di mana peneliti berusaha untuk meneliti sesuatu fakta yang telah terjadi di lapangan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif sehingga menghasilkan data berupa kumpulan angka.

Populasi dan Sampel

  1. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X A-C SMA N XX yang berjumlah 180 orang.
  2. Sampel dalam penelitian ini akan mengambil masing-masing 30 orang dari setiap kelas untuk dijadikan sebagai subjek. Pengambilan siswa tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik simple random sampling, di mana responden dipilih oleh peneliti secara acak.

Instrumen Pengumpulan Data

Peneliti akan melakukan pengumpulan data dari responden dengan menggunakan instrumen berupa angket tertutup. Dalam angket ini telah disusun berbagai pertanyaan mengenai variabel yang diteliti, yaitu aktivitas bermain game online dan motivasi belajar.

Validitas Data

Pengujian data hasil penelitian ini menggunakan empat validitas yaitu isi (content), konstruk (construct), konkuren (Concurrent), dan prediksi (predictive). Alat ukur yang akan digunakan oleh peneliti untuk menguji validitas data penelitian adalah Product Moment dari Karl Pearson.

4. Contoh Proposal Penelitian tentang Gaya Hidup Sehat

Judul: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup Sehat

Latar Belakang

Gaya hidup sehat merupakan aspek penting dalam menjaga kesejahteraan fisik dan mental individu. Namun, observasi menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat memiliki tingkat kesehatan yang kurang optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup sehat.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini akan mengajukan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap gaya hidup sehat?
  2. Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi individu dalam menjalani gaya hidup sehat?
  3. Bagaimana hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan dan implementasinya dalam gaya hidup sehat?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Menganalisis persepsi masyarakat terhadap gaya hidup sehat.
  2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi individu dalam menjalani gaya hidup sehat.
  3. Menilai hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan dan implementasinya dalam gaya hidup sehat.

Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, hipotesis yang diajukan adalah:

  • Persepsi positif terhadap gaya hidup sehat akan meningkatkan kecenderungan individu untuk mengadopsi gaya hidup tersebut.
  • Pengetahuan yang baik tentang kesehatan akan berhubungan positif dengan implementasi gaya hidup sehat.

Kegunaan Penelitian

Manfaat dari penelitian ini melibatkan:

  • Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup sehat.
  • Menyediakan dasar bagi pengembangan program-program promosi kesehatan yang lebih efektif.
  • Memberikan panduan bagi individu, keluarga, dan masyarakat dalam meningkatkan gaya hidup sehat.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini akan difokuskan pada masyarakat umum dengan variasi usia, pendidikan, dan latar belakang sosial. Pengumpulan data akan dilakukan melalui survei dan wawancara di beberapa wilayah yang representatif.

Metode Penelitian

  • Pendekatan Penelitian: Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kuantitatif untuk mengumpulkan data secara sistematis.
  • Tempat dan Waktu Penelitian: Pengumpulan data akan dilakukan di berbagai wilayah pada periode waktu enam bulan.
  • Desain Penelitian: Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional untuk melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.
  • Populasi dan Sampel: Populasi penelitian ini adalah masyarakat umum di wilayah terpilih, dan sampel akan dipilih secara acak dari berbagai kelompok usia dan latar belakang.
  • Teknik Pengumpulan Data: Survei melalui kuesioner dan wawancara akan digunakan sebagai teknik pengumpulan data.
  • Teknik Analisis Data: Analisis statistik seperti regresi dan korelasi akan digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel.

Landasan Teori

Penelitian ini akan merujuk pada teori-teori yang relevan tentang perilaku kesehatan, teori motivasi, dan teori perubahan perilaku untuk mendukung kerangka kerja analisis.

Tinjauan Pustaka

Penelitian ini akan merujuk pada karya-karya terdahulu yang mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup sehat dan hubungan antara pengetahuan kesehatan dengan perilaku kesehatan.

Daftar Pustaka

Green, L. W., & Kreuter, M. W. (2005). Health Program Planning: An Educational and Ecological Approach.
Glanz, K., Rimer, B. K., & Viswanath, K. (Eds.). (2008). Health Behavior and Health Education: Theory, Research, and Practice.

5. Contoh Proposal Penelitian tentang GENRAM

Judul: Pengaruh Aktivitas dengan Bermain Game Online Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMA N 1 Playen

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Keberadaan game online yang saat ini semakin merajalela membuat motivasi belajar setiap siswa berkurang karena terlalu asyik bermain game online. Akibatnya, game online menjadi hal yang candu dan fatal bagi siswa sehingga berisiko membentuk karakter anak yang kurang sadar tentang pentingnya pendidikan.

Permasalahan ini kemudian akan menghambat pencapaian tujuan kognitif, afektif, dan psikomotorik dari sikap belajar yang harus dipatuhi dan dipenuhi dalam proses belajar mengajar. Oleh sebab itu, penulis berupaya membuat proposal penelitian dengan judul "Pengaruh Aktivitas dengan Bermain Game Online Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMA N 1 Playen".

Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang terdapat pada proposal penelitian ini yakni:

Adakah pengaruh aktivitas bermain game online terhadap motivasi belajar siswa kelas X SMA N 1 Bangun?

Batasan Masalah

Penulis membuat batasan masalah pada proposal penelitian ini, di antaranya:

  1. Tingginya intensitas waktu bermain game online yang dilakukan siswa kelas X A-E SMA N 1 Bangun.
  2. Rendahnya tingkat motivasi belajar siswa kelas X A-E SMA N 1 Bangun.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh aktivitas bermain game online terhadap motivasi belajar siswa kelas X SMA N 1 Bangun.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat yang diperoleh, di antaranya

Manfaat Teoritik:

Untuk menambah referensi terhadap kajian terkait hubungan pengaruh perkembangan teknologi terutama game online pada minat belajar siswa.
Sebagai bahan acuan referensi pada penelitian sejenis di masa mendatang.

Manfaat Praktis:

Penelitian ini juga bermanfaat untuk pemahaman orang tua murid tentang pengaruh perkembangan teknologi terutama game online pada minat belajar siswa.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang dapat menimbulkan kegiatan belajar. Hal ini dapat menjamin kelangsungan dan memberi arah pada kegiatan motivasi belajar siswa dengan tujuan agar tujuan pendidikan negara dapat tercapai.

Menurut Koswara (2002), siswa belajar karena didorong kekuatan mental. Kekuatan tersebut berupa keinginan, perhatian, dan cita-cita di dalam diri seseorang.

Sebagai acuan ditulisnya proposal ini, peneliti menggunakan rujukan beberapa penelitian terdahulu di antaranya "Pengaruh Penggunaan Media Sosial Facebook Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMA N 2 Magelang" yang ditulis oleh Muhammad Hanafi.

Kedua, yakni penelitian dari Pertiwi dan Hidayati dengan judul "Kecanduan Media Sosial Terhadap Motivasi Belajar pada Remaja di SMA Muhammadiyah 1 Semarang".

Kesamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah meneliti pengaruh majunya teknologi terhadap motivasi belajar siswa. Perbedaannya, penelitian ini objeknya adalah game online, sementara penelitian terdahulu terfokus pada media sosial.

BAB II

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada proposal ini adalah penelitian deskriptif. Cara penelitiannya menggunakan pendekatan kualitatif sehingga didapatkan data yang hasilnya berupa rangkaian kata dan kalimat.

Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel yang akan diambil pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X A-E di SMA N 1 Bangun. Selanjutnya, pengambilan sampel digunakan menggunakan teknik snowball sampling.

Instrumen Penelitian

Penelitian yang berdesain deskriptif ini dilakukan dengan cara pendekatan kualitatif. Maka instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi, wawancara, dan disertai dengan dokumentasi.

Teknik Pengolahan Data

Peneliti akan mengambil sampel menggunakan teknik snowball sampling dan mengumpulkan data dari siswa tersebut kemudian mengolah datanya dengan menghubungkan hasil sampel dengan objek yang dikehendaki. Teknik dilakukan melalui tiga tahap kegiatan yakni, sampel, reduksi, dan penarikan kesimpulan dari data.

Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data secara interaktif.

6. Contoh Proposal Penelitian Optimalisasi Perkuliahan

Judul: Optimalisasi Perkuliahan Metodologi Penelitian Melalui Pendekatan Konstruktivis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata kuliah Metodologi Penelitian merupakan mata kuliah wajib bagi setiap mahasiswa dalam mengikuti kuliah di program studi yang dipilihnya, tidak terkecuali bagi mahasiswa program studi (prodi) Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), khususnya mahasiswa prodi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Non Reguler angkatan 2006.

Mahasiswa prodi PKn angkatan 2006 saat ini memasuki kegiatan perkuliahan pada semester VI (enam) dan mendapat sejumlah mata kuliah yang ditawarkan pada semester VI (enam) termasuk mata kuliah Metodologi Penelitian.

Mata kuliah Metodologi Penelitian membekali mahasiswa agar mampu menguasai metode atau cara-cara melakukan penelitian yang benar.

Melakukan penelitian merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap mahasiswa untuk menyusun tugas akhir skripsi (TAS) yang merupakan tugas wajib bagi setiap mahasiswa prodi PPKn untuk meraih gelar kesarjanaan (S1).

Dengan mengikuti perkuliahan Metodologi Penelitian diharapkan mahasiswa mampu melakukan penelitian dengan benar sesuai kaidah-kaidah metodologi penelitian. Mengikuti kuliah Metodologi Penelitian menjadikan mahasiswa terampil melakukan penelitian dengan benar.

Keterampilan melakukan penelitian adalah bekal keberhasilan bagi mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi. Inilah yang menjadi tujuan utama dari kegiatan kuliah Metodologi Penelitian.

Ketercapaian tujuan mata kuliah Metodologi Penelitian segera terwujud jika kegiatan perkuliahannya dilaksanakan dengan optimal, artinya kegiatan perkuliahan yang melibatkan dosen dan mahasiswa harus dilaksanakan seideal mungkin.

Dosen dan mahasiswa harus aktif dalam kegiatan perkuliahan tersebut. Sarana dan prasarana perkuliahan haruslah tersedia dengan baik dan media perkuliahan memadai sesuai silabus mata kuliah Metodologi Penelitian.

Di samping itu yang paling penting ialah bahwa kegiatan perkuliahan haruslah terpusat pada mahasiswa (student centered). Mahasiswa harus aktif dalam kegiatan perkuliahan untuk dapat mengkonstruksi dan menemukan konsep-konsep ilmu tentang metode penelitian.

Kemampuan mengkonstruksi mahasiswa dapat dibangun melalui kegiatan perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis. Perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis menempatkan mahasiswa sebagai subjek belajar yang mandiri untuk dapat membangun pengetahuannya sendiri.

Pengetahuan bukan tiruan dari realitas, bukan juga gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan merupakan hasil dari konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang dengan membuat struktur, kategori, konsep, dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan tersebut.

Namun pada kenyataannya pada awal berlangsungnya kegiatan kuliah nampak sebagian besar mahasiswa yang mengikuti kuliah sulit memahami pentingnya metode penelitian yang benar bagi mahasiswa.

Hal ini terbukti dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh dosen tentang pembuatan proposal penelitian, tidak ada satupun mahasiswa yang berani menjawab pertanyaan tersebut dan bahkan sebagian besar mahasiswa (empat puluh lima mahasiswa) yang mengikuti kuliah bersikap pasif dengan menunggu penjelasan dari dosen, dan banyak mahasiswa sulit memahami pentingnya pembuatan proposal yang benar bagi suatu kegiatan penelitian.

Nampaknya mahasiswa terbiasa dan lebih senang mendengarkan ceramah dosen ketimbang harus aktif melakukan kegiatan. Jika dibiarkan akan mempengaruhi kemampuan keterampilan mahasiswa dalam melakukan penelitian, dan pada akhirnya berpengaruh pada lambatnya penyelesaian tugas akhir skripsi.

Kondisi seperti ini tidak bisa dibiarkan dan harus segera dilakukan tindakan agar perkuliahan Metodologi Penelitian dapat berlangsung optimal dengan hasil yang memuaskan, dan pada akhir perkuliahan Metodologi Penelitian setiap mahasiswa dapat menyusun sebuah proposal penelitian yang siap dikonsultasikan kepada pembimbing untuk segera dilaksanakan penelitian sebagai bahan untuk menyusun tugas akhir skripsi.

Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut tidak lain adalah melalui perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis. Perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis membangun pemahaman mahasiswa dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal, dan perkuliahan dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan (Bahan Sosialisasi KTSP Depdiknas RI 2006).

B. Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

1. Perumusan Masalah

Bagaimana mengoptimalkan perkuliahan Metodologi Penelitian mahasiswa program studi PPKn angkatan 2006 (NR) melalui pendekatan konstruktivis?

2. Pemecahan Masalah

Untuk pemecahan masalah dilakukan beberapa kegiatan antara lain membuat skenario pembelajaran, mempersiapkan sarana dan alat bantu, mempersiapkan cara merekam kegiatan, serta melaksanakan kegiatan yang mengacu pada silabus mata kuliah Metodologi Penelitian, melakukan analisis data.

Dengan kegiatan-kegiatan tersebut akan diketahui terjadinya proses perkuliahan yang menggunakan pendekatan konstruktivis, dan aktivitas serta partisipasi yang tinggi dari mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan Metodologi Penelitian.

Kemudian perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis sebagai bentuk tindakan ini dilakukan melalui tiga tahap, di mana tahap kedua merupakan perbaikan atas tahap pertama dan tahap ketiga merupakan perbaikan kekurangan atas hasil tindakan tahap kedua.

Indikator keberhasilan kegiatan ini dapat diketahui dari:

  1. Partisipasi mahasiswa yang tinggi, aktivitas mahasiswa yang tinggi, gairah dan ekspresi mahasiswa yang antusias, variasi penggunaan media dan alat bantu, yang dapat diketahui dari observasi dosen dan peneliti dalam setiap siklusnya;
  2. Sikap positif mahasiswa terhadap perkuliahan Metodologi Penelitian dengan pendekatan konstruktivis yang diperoleh melalui angket skala sikap pada setiap siklusnya;
  3. Kemampuan mahasiswa dalam menyusun rancangan penelitian, mulai dari membuat latar belakang masalah, merumuskan masalah, menentukan teori dasar yang digunakan, menentukan cara-cara melakukan penelitian dari penentuan subjek penelitian ataupun responden, menentukan sampel, menentukan teknik pengumpulan data, melakukan validasi data, menyusun angket, hingga menentukan analisis data. Hal ini dapat dilihat dari proposal penelitian yang dihasilkan mahasiswa.

C. Tujuan Penelitian

Mengoptimalkan perkuliahan Metodologi Penelitian mahasiswa prodi PPKn angkatan 2006 melalui pendekatan konstruktivis.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat hasil penelitian ini adalah:

  1. Dapat dijadikan bahan kajian dosen pada umumnya dan dosen prodi PPKn pada khususnya untuk lebih memahami pendekatan konstruktivis dalam penerapannya pada kegiatan kuliah mata kuliah masing-masing dengan benar.
  2. Dapat meningkatkan pengetahuan Metodologi Penelitian mahasiswa, terutama cara-cara melakukan penelitian yang benar.
  3. Dapat dijadikan acuan bagi dosen prodi PKn untuk lebih meningkatkan kualitas perkuliahan untuk tercapainya standar kompetensi yang ditetapkan.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pendekatan Konstruktivis dalam Pembelajaran

Pendekatan konstruktivis dapat didefinisikan sebagai tempat di mana peserta didik dapat bekerja sama dan saling mendukung saat mereka menggunakan berbagai alat dan sumber informasi dalam mengejar tujuan pembelajaran dan kegiatan pemecahan masalah (Wilson, 1996).

Keunggulan penggunaan pendekatan konstruktivis dalam pembelajaran di sekolah, yaitu:

  1. Pembelajaran berdasarkan konstruktivis memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan secara eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri, berbagi gagasan dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan penjelasan tentang gagasannya.
  2. Pembelajaran berdasarkan konstruktivis memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa atau rancangan kegiatan disesuaikan dengan gagasan awal siswa agar siswa memperluas pengetahuan mereka tentang fenomena dan memiliki kesempatan untuk merangkai fenomena, sehingga siswa terdorong untuk membedakan dan memadukan gagasan tentang fenomena yang menantang siswa.
  3. Pembelajaran konstruktivis memberi siswa kesempatan untuk berpikir tentang pengalamannya. Ini dapat mendorong siswa berpikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi tentang model dan teori, mengenalkan gagasan-gagasan pada saat yang tepat.
  4. Pembelajaran berdasarkan konstruktivis memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru agar siswa terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri dengan menggunakan berbagai konteks, baik yang telah dikenal maupun yang baru dan akhirnya memotivasi siswa untuk menggunakan berbagai strategi belajar.
  5. Pembelajaran konstruktivis mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka setelah menyadari kemajuan mereka serta memberi kesempatan siswa untuk mengidentifikasi perubahan gagasan mereka.
  6. Pembelajaran konstruktivis memberikan lingkungan belajar yang kondusif yang mendukung siswa mengungkapkan gagasan, saling menyimak, dan menghindari kesan selalu ada satu jawaban yang benar.

Menurut John Dewey, konstruktivisme dalam bidang pendidikan sebagai pembelajaran bermakna. Pembelajaran bermakna mencakup proses learning by doing yang mana proses ini akan membantu siswa berpikir dan membentuk pemahaman tentang sesuatu masalah yang dicoba untuk dipecahkan.

Konstruktivis lebih menekankan perkembangan konsep dan pengertian yang mendalam. Bagi konstruktivis, kegiatan belajar adalah kegiatan yang aktif, dimana pelajar membangun sendiri pengetahuannya. Pelajar mencari arti sendiri dari yang mereka pelajari. (Paul Suparno, 1997: 62).

Belajar adalah suatu proses organik untuk menemukan sesuatu, bukan suatu proses mekanik untuk mengumpulkan fakta. Pelajar harus punya pengalaman dengan membuat hipotesis, mengetes hipotesis, memanipulasi objek, memecahkan persoalan, mencari jawaban, menggambarkan, meneliti, berdialog, mengadakan refleksi, mengungkapkan pertanyaan, mengekspresikan gagasan, dan lain-lain untuk membentuk konstruksi baru. (Paul Suparno, 1997: 62).

Pendekatan konstruktivis menempatkan pengetahuan sebagai kegiatan aktif siswa yang meneliti lingkungannya. Konstruktivis menekankan aspek pengalaman dan lingkungan yang dapat mengoptimalkan pembelajaran. Mengajar berarti partisipasi dengan siswa dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mempertanyakan kejelasan, bersikap kritis, mengadakan justifikasi.

Guru berperan sebagai mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan baik. Beberapa ciri mengajar dengan pendekatan konstruktivisme menurut Driver dan Oldham sebagaimana dikutip oleh Paul Suparno (1997: 69-70) sebagai berikut:

  1. Orientasi, siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan motivasi dalam mempelajari suatu topik. Siswa diberi kesempatan untuk mengadakan observasi terhadap topik yang hendak dipelajari.
  2. Elisitasi, siswa dibantu untuk mengungkapkan idenya secara jelas dengan berdiskusi, menulis, membuat poster, dan lain-lain. Siswa diberi kesempatan untuk mendiskusikan apa yang diobservasikan dalam wujud tulisan, gambar, ataupun poster.
  3. Restrukturisasi ide:
    1. Klarifikasi ide yang dikontraskan dengan ide-ide orang lain atau teman lewat diskusi ataupun lewat pengumpulan ide. Berhadapan dengan ide-ide lain, seseorang dapat terangsang untuk merekonstruksi gagasannya kalau tidak cocok atau sebaliknya, menjadi lebih yakin bila gagasannya cocok.
    2. Membangun ide yang baru. Hal ini terjadi bila diskusi idenya bertentangan dengan ide lain atau idenya tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan teman-teman.
    3. Mengevaluasi ide barunya dengan eksperimen. Kalau dimungkinkan ada baiknya bila gagasan yang baru dibentuk itu diuji dengan suatu percobaan atau persoalan yang baru.
  4. Penggunaan ide dalam banyak situasi: ide atau pengetahuan yang telah dibentuk oleh siswa perlu diaplikasikan pada bermacam-macam situasi yang dihadapi. Hal ini akan membuat pengetahuan siswa lebih lengkap dan bahkan lebih rinci dengan segala macam pengecualiannya.
  5. Review bagaimana ide itu berubah: dapat terjadi bahwa dalam aplikasi pengetahuannya pada situasi yang dihadapi sehari-hari, seseorang perlu merevisi gagasannya dengan menambah suatu keterangan ataupun dengan mengubahnya menjadi lengkap.

B. Kerangka Berpikir

Perkuliahan metodologi penelitian yang menggunakan pendekatan konstruktivis lebih memberdayakan mahasiswa dalam membentuk kemandirian, sehingga mahasiswa mampu mengkonstruksi pengetahuannya dan menemukan konsep teori yang terkait dengan kenyataan hidup sehari-hari.

Dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan konstruktivis, pola pikir mahasiswa dibangun dari dunia nyata yang ada di sekitar lingkungan hidupnya agar mahasiswa benar-benar siap menghadapi tantangan hidup yang nyata yang ada di hadapannya, sehingga dapat terbentuk sikap hidup yang kuat dan mandiri.

Perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis mengutamakan keaktifan mahasiswa dalam kegiatan kuliahnya. Partisipasi aktif mahasiswa menjadi kegiatan yang harus dilakukan dalam perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis.

Konstruktivis menekankan pada aspek pengalaman. Keaktifan mahasiswa dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mempertanyakan kejelasan, bersikap kritis, mengadakan justifikasi menjadikan tercapainya harapan akan kemampuan penguasaan cara-cara melakukan penelitian menjadi terwujud.

Kegiatan perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis semacam ini sangat diperlukan untuk bekal mahasiswa melakukan penelitian sebagai bagian dari kewajibannya untuk menyusun tugas akhir skripsi.

Oleh karena itulah, dengan pendekatan konstruktivis perkuliahan Metodologi Penelitian akan menjadi optimal dan dapat mendukung ketercapaian standar kompetensi yang ditetapkan dengan cepat.

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah: Pendekatan konstruktivis dapat mengoptimalkan perkuliahan Metodologi Penelitian.

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah di Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), khususnya di ruang kuliah Metodologi Penelitian; Waktu penelitian dilakukan pada saat kuliah Metodologi Penelitian semester genap Tahun Akademik 2008/2009 bulan Maret - Juni 2009.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa program studi PKn non-reguler angkatan 2006 yang berjumlah 33 orang mahasiswa, karena mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa pada semester genap 2008/2009 mengambil mata kuliah Metodologi Penelitian.

C. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah penelitian dilakukan dengan 3 tahapan (siklus) dan kegiatan setiap tahapnya (siklusnya) adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan

  1. Membuat skenario perkuliahan yang sesuai dengan materi kuliah Metodologi Penelitian. Dalam menyusun skenario perkuliahan ini dilakukan kolaborasi antara dosen pengampu dengan dosen sejawat (tim peneliti), dan dalam melaksanakan perkuliahan menggunakan pendekatan konstruktivis.
  2. Membuat lembar observasi untuk melakukan pengamatan terhadap proses perkuliahan yang dilakukan dengan indikator pengamatan terkait pada variasi penggunaan media dan alat bantu, kuantitas keaktifan mahasiswa, kreativitas dosen sebagai fasilitator, dan evaluasi dosen yang dilakukan.
  3. Membuat angket untuk mengetahui sikap dan tanggapan mahasiswa terhadap kegiatan perkuliahan. Angket disusun oleh tim peneliti
  4. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung. Fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan dalam kegiatan ini terutama yang terkait dengan kegiatan dalam pembelajaran PKn, seperti media audio visual, LCD, komputer (laptop), OHP. Dengan media dan alat bantu tersebut diharapkan dapat disajikan berbagai peristiwa nyata yang terkait dengan materi kuliah Metodologi Penelitian, serta dapat direkam berbagai kegiatan dosen dan mahasiswa di kelas.
  5. Mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data. Kegiatan perekaman dilakukan saat perkuliahan dimulai. Perekaman dan pengamatan terhadap kegiatan perkuliahannya, kemudian data yang diperoleh dari hasil perekaman, pengamatan dan data yang diperoleh dari angket tanggapan mahasiswa dianalisis secara kualitatif untuk melihat kecenderungan-kecenderungan adanya peningkatan (optimalisasi).

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini dilakukan kegiatan perkuliahan oleh dosen mata kuliah Metodologi Penelitian selaku ketua tim peneliti dengan pendekatan konstruktivis yang dimulai saat membuka kegiatan perkuliahan, kegiatan perkuliahannya serta akhir setiap kegiatan tatap muka di kelas.

Kegiatan ini diamati oleh tim peneliti dari awal hingga akhir, dan segala kejadian yang terkait dengan aktivitas mahasiswa dan dosen dalam keterlibatannya pada kegiatan perkuliahan yang dilaksanakan.

3. Refleksi

Dilakukan oleh tim peneliti setelah diperoleh hasil dari pengamatan pelaksanaan tindakan yang dilakukan serta hasil angket yang diperoleh dari mahasiswa, untuk merenungkan berbagai hal yang terkait dengan partisipasi aktif atau kegiatan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan, kegiatan dosen serta kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan dalam melaksanakan kegiatan perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis agar dapat dilakukan revisi ataupun tindakan yang sesuai mengarah pada tercapainya tujuan penelitian ini pada tahap berikutnya.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Siklus Pertama

Pemaparan materi perkuliahan menggunakan LCD dengan materi "Penyusunan Proposal Penelitian" dengan menyajikan beberapa permasalahan riil yang ada di masyarakat. Menugaskan secara individu kepada mahasiswa untuk memahami permasalahan tersebut, kemudian menyuruh mahasiswa secara random untuk mencoba mereka-reka latar belakang dari permasalahan tersebut secara lisan.

Kemudian menugaskan kepada setiap mahasiswa membuat proposal penelitian yang dimulai dari menyusun latar belakang masalah serta permasalahan penelitian, dan membagi mahasiswa dalam kelompok-kelompok dengan maximum anggota 6 orang mahasiswa untuk tiap kelompoknya.

Setiap kelompok diminta untuk mendiskusikan latar belakang masalah dan permasalahan penelitian yang dibuat oleh tiap-tiap anggota kelompok tersebut. Hasil diskusi dicoba untuk dipaparkan oleh tiap-tiap mahasiswa.

Setelah kegiatan perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis diperoleh hasil dari beberapa pertanyaan kepada mahasiswa serta dari hasil pengamatan, kelebihan dan kekurangan dalam kegiatan perkuliahan tersebut. Beberapa kelebihan dari kegiatan siklus pertama antara lain:

  1. Mahasiswa merasa dihadapkan pada permasalahan riil yang terjadi di masyarakat.
  2. Mahasiswa menjadi mengerti bahwa melakukan penelitian bukan berawal dari judul tetapi dari adanya permasalahan riil.
  3. Mahasiswa menjadi mengerti prosedur melakukan penelitian.
  4. Penggunaan media dirasa oleh mahasiswa sudah cukup memadai, terutama didukung dengan media gambar.

Beberapa kekurangan dari kegiatan siklus pertama, antara lain:

  1. Penjelasan dosen tentang isi dari latar belakang masalah masih belum dimengerti oleh sebagian besar mahasiswa;
  2. Mahasiswa dalam merumuskan latar belakang masalah masih berupa uraian rekaan yang tidak memiliki dasar sumber acuan, baik yang berupa teori maupun praktek;
  3. Hanya beberapa orang mahasiswa (2 orang dari 33 orang) yang dapat menyusun latar belakang masalah penelitian yang mendekati kebenaran;
  4. Mahasiswa menginginkan contoh-contoh rumusan masalah penelitian yang lebih banyak dari dosen.

2. Siklus Kedua

Apersepsi mengulang materi perkuliahan siklus pertama dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada mahasiswa serta memperbaiki kekurangan yang muncul pada siklus pertama terkait dengan pembelajaran materi perkuliahan.

Kemudian pemaparan materi "Kajian Teori Dalam Proposal Penelitian" (khususnya penelitian kualitatif) menggunakan media LCD dengan gambar.

Selanjutnya menugaskan kepada mahasiswa secara individu untuk memperbaiki latar belakang masalah dan permasalahan yang telah disusun pada waktu siklus pertama, dan bagi yang sudah mendekati kebenaran dalam menyusun latar belakang dan rumusan masalah disamping memperbaikinya sekaligus menyusun kajian teori yang terkait dengan permasalahan penelitiannya.

Dari hasil kerja individu masing-masing mahasiswa kembali didiskusikan di kelompok masing-masing untuk mendapat masukan dan kritik dari anggota kelompoknya. Kemudian pemaparan hasil kerja individu secara random bagi yang belum benar dalam menyusun latar belakang masalah dan rumusan masalah penelitian.

Setelah kegiatan perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis diperoleh hasil dari beberapa pertanyaan kepada mahasiswa serta dari hasil pengamatan, kelebihan dan kekurangan dalam kegiatan perkuliahan tersebut. Beberapa kelebihan yang dapat diperoleh dari kegiatan perkuliahan pada siklus kedua antara lain:

  1. Mahasiswa yang dapat menyusun latar belakang masalah dan rumusan masalah penelitian dengan benar bertambah 2 orang;
  2. Sebagian besar mahasiswa sudah mulai memahami penyusunan proposal penelitian terutama dalam menyusun rumusan masalah serta kajian teori meskipun masih belum terampil dan benar dalam menyajikan isi uraian latar belakang masalah.
  3. Penggunaan media LCD sangat membantu mahasiswa dalam memahami materi perkuliahan.

Beberapa kekurangan dari kegiatan siklus kedua antara lain:

  1. Masih ada mahasiswa yang belum bisa menyusun latar belakang masalah karena belum mengerti tentang kondisi idealis (das sollen) yang dibedakan dengan kondisi sekarang atau senyatanya (das sein);
  2. Mahasiswa masih memerlukan tambahan contoh-contoh uraian tentang latar belakang masalah;
  3. Diskusi mahasiswa di dalam kelompok kurang memberikan masukan perbaikan bagi anggota kelompok secara individual dikarenakan tidak meratanya kemampuan mahasiswa dalam penguasaan materi.

3. Siklus Ketiga

Apersepsi mengulang materi perkuliahan pada siklus kedua dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada mahasiswa seputar materi perkuliahan sebelumnya dan memperbaiki kekurangan yang ada pada waktu kegiatan siklus kedua. Kemudian pemaparan materi "Metode Penelitian (Kualitatif) Dalam Proposal Penelitian" dengan menggunakan LCD.

Selanjutnya menugaskan mahasiswa untuk menyusun metode penelitiannya secara individu melanjutkan penyusunan proposal pada kegiatan-kegiatan siklus pertama dan kedua. Kemudian hasil kerja individu tersebut diminta untuk didiskusikan di kelompok masing-masing untuk mendapat masukan dari sesama anggota kelompok.

Dari hasil diskusi kelompok kemudian dipresentasikan di kelas secara random untuk mendapat masukan perbaikan dan saran dari kelas dan dosen.

Beberapa hasil yang dapat diperoleh dari kegiatan siklus ketiga adalah sebagai berikut:

  1. Jumlah mahasiswa yang sudah dapat memahami dengan benar dalam menyusun latar belakang masalah sudah bertambah 3 orang;
  2. Sebagian besar masih belum memahami materi "Metode Penelitian Dalam Penyusunan Proposal Penelitian" terutama pada penentuan subjek penelitian, teknik analisis data dan analisis data.
  3. Semua mahasiswa sudah memahami isi dari Kajian Teori dalam proposal penelitian yang benar;
  4. Penggunaan media LCD dengan disertai ilustrasi gambar-gambar dalam kegiatan perkuliahan Metodologi Penelitian cukup membantu mahasiswa dalam memahami materi perkuliahan.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di atas nampak adanya peningkatan pemahaman mahasiswa atas materi kuliah Metodologi Penelitian khususnya pada materi tentang Penyusunan Proposal Penelitian yang terkait dengan penyusunan "Latar Belakang Masalah".

Peningkatan pemahaman akan materi kuliah jika dibandingkan dengan jumlah mahasiswa dapat disimpulkan bahwa dari 33 orang mahasiswa setiap siklusnya mengalami peningkatan, mulai dari 6% (2 orang) pada siklus pertama meningkat menjadi 12,1 % (4 orang) pada siklus kedua, dan pada siklus ketiga menjadi 21,2% (7 orang).

Di samping itu perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis membuat mahasiswa menjadi aktif, berani bertanya jika tidak mengerti, motivasi dan kegairahan mengikuti kuliah menjadi meningkat dan interaksi antara dosen dengan mahasiswa semakin intensif.

Hal ini sebagaimana dapat dilihat dalam tabel 1 di atas. Peningkatan aktivitas mahasiswa dalam perkuliahan juga menunjukkan bahwa pendekatan konstruktivis dalam perkuliahan sangat membantu mahasiswa dalam memahami materi perkuliahan dengan baik.

Selain daripada itu tanggapan mahasiswa terhadap perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis ada peningkatan pada setiap siklusnya.

Hal ini dapat dilihat dalam tabel 2. Bahwa pernyataan tentang pendekatan konstruktivis membuat mahasiswa semakin malas ditanggapi semakin menurun, pada siklus pertama ada 27,2%, dan pada siklus kedua ada 9%, namun pada siklus ketiga masih ada 6%.

Masih adanya mahasiswa yang beranggapan bahwa pendekatan konstruktivis menjadikan mahasiswa malas dimungkinkan karena ketidaktahuan mahasiswa apa yang dimaksud dengan pendekatan konstruktivis.

Melihat hasil penelitian tentang pemahaman mahasiswa akan materi perkuliahan serta kelebihan dan kekurangan dalam setiap siklus menunjukkan adanya peningkatan, namun nampaknya peningkatan tersebut amatlah kecil dan pada siklus ketiga tidaklah mencapai 100%.

Peningkatan yang amat kecil ini sangat memprihatinkan, dan kecilnya peningkatan pemahaman tersebut ternyata tidaklah sebanding dengan peningkatan atas aktivitas mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan dan tanggapan mahasiswa terhadap perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis yang dari tabel 1 dan 2 rata-rata peningkatan tiap siklusnya cukup tinggi.

Apa yang menjadi penyebab kecilnya tingkat peningkatan pemahaman mahasiswa tidaklah terungkap dalam penelitian tersebut, hal ini perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Namun demikian pendekatan konstruktivis dalam perkuliahan pada kenyataannya sangatlah membantu dalam upaya meningkatkan atau mengoptimalkan kegiatan perkuliahan, sehingga pada akhirnya dapat membantu mahasiswa lebih cepat memahami materi perkuliahan dengan baik.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendekatan konstruktivis dapat mengoptimalkan perkuliahan Metodologi Penelitian bagi mahasiswa program studi PPKn angkatan 2006 (NR). Hal ini terlihat dari rangkaian kegiatan perkuliahan mulai dari siklus pertama hingga siklus ketiga sebagai berikut.

Pada siklus pertama pemahaman mahasiswa terhadap materi perkuliahan ("Penyusunan latar belakang masalah dalam proposal penelitian") hanyalah 2 (dua) orang dari 33 (tiga puluh tiga) orang jumlah seluruh mahasiswa PPKn angkatan 2006 (NR).

Jadi hanyalah berkisar 6%, dan pada siklus kedua meningkat menjadi 4 (empat) orang dari 33 (tiga puluh tiga) orang jumlah seluruh mahasiswa PPKn angkatan 2006 atau mengalami peningkatan 12,1%, sedangkan pada siklus ketiga menjadi 7 (tujuh) orang dari 33 (tiga puluh tiga) orang jumlah seluruh mahasiswa PPKn angkatan 2006 atau meningkat menjadi 21,2%.

Ada peningkatan aktivitas mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan sejak siklus pertama hingga siklus ketiga, dan tanggapan yang baik dari mahasiswa terhadap perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis yang dibuktikan dengan semakin meningkatnya persentase tanggapan mahasiswa sejak siklus pertama hingga siklus ketiga.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan:

  1. Agar kegiatan perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis dapat diterapkan pada setiap mata kuliah yang ada dalam kurikulum program studi PKn.
  2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengungkap lebih mendalam tentang kesulitan mahasiswa dalam memahami materi penyusunan proposal penelitian, khususnya yang terkait dengan penyusunan latar belakang masalah.
  3. Kegiatan perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis perlu didukung semangat dan motivasi yang tinggi dari dosen dan mahasiswa serta sarana yang memadai.

7. Contoh Proposal Penelitian tentang Komunikasi Persuasif

Judul: Komunikasi Persuasif dengan Meninjau Nilai-nilai Religius dalam Buku Esai "Tak Ada Ikan Asin di Lautan" Karya Edi Ah Iyubenu

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Buku adalah bentuk karya sastra yang dimanfaatkan oleh tokoh agama atau yang lainnya, sebagai sarana dakwah untuk mengajak dan memberikan pemahaman kepada manusia untuk menyampaikan pesan moral yang terkandung dalam ajaran agamanya dengan peristiwa berlangsung atau dialaminya. Dakwah melalui media tulisan atau yang sering disebut sebagai dakwah bil-qalam yaitu sarana dan metode dalam penyampaian pesan-pesan dakwah kepada mad'u melalui media cetak baik surat kabar, majalah, buku-buku, atau berupa tulisan dan artikel lainnya. Pengertian dakwah bil-qalam itu sendiri menurut Jalaluddin Rahmat dalam Islam Aktual adalah penyampaian dakwah melalui media cetak (tulisan).

Sebuah karya sastra yang di dalamnya terdapat aspek religius, pembaca dapat memperoleh manfaatnya untuk menerapkan hidup yang berpedoman pada agama. Nilai-nilai religius dalam karya sastra membawa pengaruh yang baik bagi pembaca meskipun pengaruh tersebut hanya sedikit, tetapi dapat mengubah perilaku moral manusia sedikit lebih baik karena didalam karya sastra tersebut mengandung aspek religius.

Sri Wintala Achmad (2016:12) mengemukakan bahwa kata sastra bersumber dari bahasa Sansekerta yakni shastra. Di mana shas memiliki makna instruksi atau pedoman, dan tra memiliki makna alat atau sarana. Dengan demikian, sastra dapat dimaknai sebagai sarana yang dapat dijadikan sebagai pedoman (hidup) bagi manusia. Dalam bahasa Indonesia, kata tersebut sering digunakan untuk merujuk pada kesusastraan atau suatu jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Sedangkan menurut Sapardi Djoko Damono, sastra merupakan lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium. Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial.

Esai Edi AH Iyubenu dinilai bisa memberikan motivasi dan semangat dalam menjalankan kehidupan sehari-hari serta menuju ketaqwaan dengan pengalaman sisi spiritualnya. Karangan tulisan Edi AH Iyubenu cenderung netral. Dengan bahasa yang menarik dan bisa dipahami, banyak nilai-nilai Islami yang dimasukkan dalam karya-karyanya.

Oleh karena itu, penulis memilih Buku Esai karya Edi AH Iyubenu yang berjudul "Tak Ada Ikan Asin di Lautan" sebagai bahan penelitian, kemudian mendeskripsikan teknik komunikasi persuasif yang digunakan oleh Edi AH Iyubenu dan menjelaskan nilai-nilai religius yang terkandung di dalam bukunya. Penulis ingin menunjukkan kepada pembaca bahwa pesan-pesan Islami tidak hanya dilihat sepintas melalui sebuah judul akan tetapi melalui makna yang terkandung didalamnya.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah sebagai berikut :

Apa sajakah nilai-nilai religius yang terkandung didalam buku esai "Tak Ada Ikan asin di Lautan" karya Edi Ah Iyubenu?
Bagaimana komunikasi persuasif yang digunakan oleh Edi Ah Iyubenu didalam buku esai "Tak Ada Ikan asin di Lautan"?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah dengan cara:

Untuk mengetahui nilai-nilai religius yang terkandung didalam buku esai "Tak Ada Ikan asin di Lautan" karya Edi Ah Iyubenu.
Untuk mendeskripsikan penerapan komunikasi persuasif dalam buku esai "Tak Sada Ikan Asin di Lautan" karya Edi Ah Iyubenu.

1.4 Manfaat

Dari Penelitian ini Adapun manfaat yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut:

Manfaat Teoritis hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan tentang komunikasi persuasif dalam media massa khususnya media cetak buku esai, serta menambah khasanah keilmuan bagi Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah Jurusan Komunikasi & Penyiaran Islam dalam mengembangkan peranan dakwah melalui media cetak buku esai.
Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah satu memperluas cakrawala dalam mengembangkan eksistensi dakwah khususnya melalui karya tulisan, dan menjadi salah satu rujukan mahasiswa untuk mengembangkan dakwah bagi peneliti selanjutnya.

1.5 Kerangka Berpikir

Suatu agama yang terdapat jejaknya melalui ayat-ayat suci Al-Quran dan Hadits, pengamalan tersebut tidak akan memiliki makna secara integral dan kondisional. Hal ini tanpa adanya sebuah pemahaman yang praktis dan kondisional harus membutuhkan alternatif agar dapat dirasakan bagi kebutuhan umat manusia. Melalui buku esai "Tak Ada Ikan Asin di Lautan" karya Edi AH Iyubenu ini pengarang buku tersebut memberikan stimulasi kepada pembacanya, dengan penyampaian bahasa yang indah dan santai ini terdapat komunikasi persuasif di dalam bukunya, sehingga konteks dakwah yang terdapat nilai-nilai religius yang ditulis oleh pengarangnya tersampaikan kepada pembaca yang akan menimbulkan efek.

Efek adalah apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap, perubahan keyakinan, perubahan perilaku dan sebagainya. Sehingga dari efek itu pembaca mendapatkan terpaan pesan dalam buku esai Tak Ada Ikan Asin di Lautan.

8. Contoh Proposal Penelitian Eksperimen

Judul: Eksperimen Pembuatan Jajanan Pasar dengan Substitusi Tepung Jamur

Latar Belakang

Jajanan pasar sebagai makanan Indonesia sangat mudah dijumpai di sekitar. Variasi jajanan pasar yang beragam dan harganya yang terjangkau menjadikan makanan ini digemari berbagai kalangan.

Bahan dasar pembuatan jajanan pasar selama ini mengandalkan tepung terigu. Perolehannya yang mudah dan harganya murah membuat penjual jajanan pasar mempertahankan bahan baku tersebut.

Saat ini, krisis tepung terigu akibat larangan impor membuat pedagang jajanan pasar kesulitan. Sebagai salah satu upaya mengatasi hal tersebut, peneliti bermaksud menggunakan tepung jamur untuk mensubstitusi penggunaan tepung terigu.

Tepung jamur termasuk salah satu tepung yang bergizi tinggi. Budidaya jamur di Indonesia juga terbilang mudah, sehingga potensi adanya krisis tepung berbahan dasar jamur dapat diminimalisasi.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang di atas, dapat diketahui adanya masalah berikut:

Larangan impor membuat pedagang jajanan pasar kesulitan menemukan bahan baku tepung terigu
Perlu adanya altenatif jenis tepung agar usaha jajanan pasar tetap berjalan
Pembatasan Masalah
Masalah yang ditemui di lapangan cukup kompleks. Namun, karena keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti, penelitian dibatasi pada jenis jajanan pasar putu ayu.

Rumusan Masalah

  1. Apakah ada perbedaan penggunaan substitusi tepung terigu dan tepung jamur?
  2. Bagaimana tingkat kesukaan masyarakat terhadap jajanan pasar berbahan dasar tepung jamur?
  3. Bagaimana kandungan gizi jajanan pasar berbahan dasar tepung jamur?

Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui perbedaan penggunaan substitusi tepung terigu dan tepung jamur?
  2. Untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap jajanan pasar berbahan dasar tepung jamur
  3. Untuk mengetahui kandungan gizi jajanan pasar berbahan dasar tepung jamur

Manfaat Penelitian

  1. Bagi Pedagang: mengatasi kelangkaan bahan baku tepung terigu, meningkatkan nilai gizi jajanan pasar yang dihasilkan
  2. Bagi konsumen: mendapatkan jajanan pasar yang lebih lezat dengan nilai gizi tinggi

Hipotesis Penelitian

Terdapat perbedaan kandungan gizi pada penggunaan tepung jamur 0% (kontrol), 15%, 30%, dan 45% terhadap kualitas jajanan pasar.

Tempat dan Waktu Penelitian

  • Tempat: Laboratorium Universitas Mayajaya
  • Waktu Penelitian: Juni - Agustus 2022

Metode Penelitian

Penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen

Objek Penelitian

Substitusi jajanan pasar menggunakan bahan baku tepung terigu dan tepung jamur dengan persentase 0%:100% , 15%:85%, 30%:70%, dan 45%:55%

Variabel Penelitian

  • Variabel bebas: penggunaan tepung jamur dalam pembuatan jajanan pasar dengan persentase 15%, 30%, dan 45%
  • Variabel kontrol: penggunaan tepung jamur dalam pembuatan jajanan pasar dengan persentase 0%

Teknik Pengumpulan Data

  • Penilaian subjektif: uji inderawi dan uji organoleptik
  • Penilaian objektif: uji kimiawi di laboratorium

9. Contoh Proposal Penelitian tentang Pengaruh Pembelajaran

Judul: Pengaruh Pembelajaran Mind Mapping dan Motivasi Siswa terhadap Prestasi Belajar Matematika di Kelas VII SMP Maju Lancar

Latar Belakang

Pemahaman setiap siswa terhadap materi matematika berbeda. Hal ini menyebabkan guru kesulitan apabila meneruskan materi, padahal masih ada siswa yang belum memahami materi sebelumnya.

Materi matematika kelas VII SMP menjadi dasar untuk tahap selanjutnya, sehingga sangat penting bagi siswa untuk memahami materi tersebut secara mendalam. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, ditemukan fakta bahwa 60 persen siswa kelas VII SMP Maju Lancar belum lulus KKM pada mata pelajaran tersebut.

Kegiatan pembelajaran matematika di kelas masih bersifat teoritis. Guru sebagai sumber belajar mencatat materi di papan tulis dan meminta siswa mengerjakannya ke depan. Tidak ada variasi metode pembelajaran dan hanya berbentuk ceramah.

Motivasi siswa dalam belajar matematika juga rendah yang dibuktikan dengan hasil kuesioner terkait minat terhadap mata pelajaran tersebut. Oleh karena itu, diperlukan metode belajar yang berbeda untuk meningkatkan motivasi siswa, sehingga nilai matematikanya akan meningkat.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang di atas, dapat diketahui adanya masalah berikut:

  • Nilai matematika siswa kelas VII SMP Maju Lancar sebanyak 60 persen masih di bawah KKM
  • Motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika rendah
  • Tidak ada variasi metode pembelajaran matematika di dalam kelas

Pembatasan Masalah

  • Masalah yang ditemui di lapangan cukup kompleks. Namun, karena keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti, penelitian dibatasi pada motivasi siswa dan prestasi
  • belajarnya setelah diterapkan metode mind mapping.

Rumusan Masalah

  • Bagaimana pengaruh metode mind mapping terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas VII SMP Maju Lancar?
  • Bagaimana pengaruh metode mind mapping terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas VII SMP Maju Lancar?

Tujuan Penelitian

  • Mengetahui pengaruh metode mind mapping terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas VII SMP Maju Lancar
  • Mengetahui pengaruh metode mind mapping terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas VII SMP Maju Lancar

Manfaat Penelitian

  • Bagi guru: memberikan metode belajar baru yang akan meningkatkan prestasi belajar siswa saat belajar matematika di kelas VII SMP
  • Bagi siswa: meningkatkan motivasi belajar matematika dan meningkatkan prestasi belajar

Hipotesis Penelitian

  • Terdapat perbedaan antara prestasi belajar siswa yang diberikan materi menggunakan metode mind mapping dan ceramah
  • Terdapat perbedaan motivasi belajar matematika terhadap siswa yang diberikan materi menggunakan metode mind mapping dan ceramah

Metode Penelitian

Tempat dan Waktu Penelitian

  • Tempat: SMP Maju Lancar
  • Waktu: Juli - September 2022

Metode Penelitian

Eksperimen

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Maju Lancar di kelas VII A, VII B, VII C, dan VII D. Pengelompokan siswa dilakukan sekolah secara acak dan tidak melihat prestasi atau NEM saat penerimaan siswa baru.

Sampel Penelitian

Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik random sampling. Pada penelitian eksperimen, yang menjadi kelas kontrol adalah VII A, sedangkan kelas yang mendapat perlakuan adalah kelas VII B, VII C, dan VII D.

Teknik Pengumpulan Data

Kuesioner (angket), pre test, post test

10. Contoh Proposal Penelitian tentang Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Judul : Analisis Stabilitas pada Tegangan Pembangkit Listrik Menggunakan Tenaga Angin

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut PT Perusahaan Listrik Negara , jumlah dari pelanggan listrik selama tahun 2009-2013 telah mengalami peningkatan dari 39,9 juta mencapai 53,7 juta atau jika dihitung rata-rata 3 juta setiap tahunnya (RUPTL 2015- 2025).

Di samping itu juga, energi fosil yang selama ini adalah sumber energi utama dari ketersediaannya kemudian mulai menipis. Cadangan dari minyak bumi di indonesia di tahun 2004 maka diperkirakan akan habis dalam 18 tahun yang akan datang.

Angin merupakan salah satu sumber energi yang sangat melimpah disediakan oleh alam. Pemanfaatan dari sumber energi angin di Indonesia penting dikembangkan untuk dapat memenuhi kebutuhan energi listrik yang akan semakin tinggi.

Berdasarkan dari hasil penelitian Lembaga Penerbangan serta Antariksa Nasional (LAPAN) dengan 122 lokasi menunjukkan bahwa ada beberapa wilayah di Indonesia mempunyai kecepatan angin diatas 5 m/s terdapat di wilayah Nusa 2 Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan serta Pantai Selatan Jawa.

Pembangkit listrik tenaga angin memiliki prinsip kerja seperti pada pembangkit listrik umumnya. Pembangkit listrik tenaga angin ini memanfaatkan kecepatan angin untuk dapat memutar kincir angin yang memiliki poros dengan rotor pada generator. Permasalahan yang akan muncul dari pembangkit ini yaitu jika kecepatan angin tidak stabil, salah satunya akan mempengaruhi hasil tegangan generator yang tidak stabil.

Mengingat suplai yang akan dibutuhkan oleh beban harus yang stabil sesuai dengan rating-nya yaitu 220 volt untuk satu fasa sedangkan untuk 380 untuk tiga fasa, apabila tidak stabil akan mengganggu beban dan bahkan dapat merusak semua peralatan listrik.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah sebagai berikut :

Bagaimana pengaruh dari kecepatan angin pada tegangan listrik yang akan dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Angin ?
Bagaimana tegangan yang akan dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan cara pengontrol tegangan, ketika beban berubah serta kecepatan angin berubah?a

1.3 Batasan Masalah

Berikut ini batasan masalah dari penelitian ini.

Sistem yang dirancang pada penelitian adalah Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin , dilakukan analisis stabilitas dalam tegangan listrik terhadap kecepatan angin serta beban.
Tidak akan dibahas penggunaan baterai dalam penyimpanan dari pembangkit listrik tenaga angin ini sendiri.

1.4 Tujuan

Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah dengan cara:

  • Analisis Stabilitas dari Tegangan Pembangkit Listrik pada Tenaga Angin.
  • Mengetahui berbagai perbandingan Tegangan listrik dengan pembangkit listrik tenaga angin bergerak tanpa pengendali tegangan pada saat mencapai kecepatan angin serta beban bervariasi.

1.5 Manfaat

Dari Penelitian ini Adapun manfaat yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut:

  • Memberikan manfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi khususnya mengenai tentang stabilitas tegangan pada PLTA.
  • Penelitian yang akan dijadikan referensi awal serta pembelajaran di kemudian hari, mengenai tentang energi terbaru serta penerapanya dengan cara langsung sebagai sistem kelistrikan dalam skala kecil upaya dalam pemanfaatan energi yang terbaru secara nyata.

11. Contoh Proposal Penelitian tentang Peran Media Sosial

Judul: Analisis Peran Media Sosial dalam Membentuk Opini Publik

1. Latar Belakang

Media sosial telah menjadi platform penting dalam membentuk opini publik. Namun, keberagaman informasi dan pengaruh yang dimiliki oleh media sosial dapat menciptakan dinamika yang kompleks dalam pembentukan opini masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk memahami secara lebih mendalam peran media sosial dalam membentuk opini publik.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini akan merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

  • Bagaimana media sosial mempengaruhi pembentukan opini publik?
  • Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi peran media sosial dalam membentuk opini masyarakat?
  • Sejauh mana keberagaman informasi di media sosial dapat membentuk opini yang seimbang?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

  • Menganalisis peran media sosial dalam membentuk opini publik.
  • Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi peran media sosial dalam membentuk opini masyarakat.
  • Menilai sejauh mana keberagaman informasi di media sosial dapat membentuk opini yang seimbang.

Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, hipotesis yang diajukan adalah:

  • Media sosial memiliki pengaruh signifikan dalam membentuk opini publik.
  • Faktor-faktor seperti algoritma, keberagaman sumber informasi, dan interaksi pengguna memengaruhi peran media sosial dalam membentuk opini masyarakat.

Kegunaan Penelitian

Manfaat dari penelitian ini melibatkan:

  • Memberikan wawasan lebih dalam tentang pengaruh media sosial dalam membentuk opini publik.
  • Memberikan dasar bagi perbaikan kebijakan media sosial untuk meningkatkan keberagaman informasi.
  • Membantu masyarakat dan pemangku kepentingan dalam memahami dinamika media sosial yang memengaruhi opini publik.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini akan difokuskan pada analisis peran media sosial dalam membentuk opini publik di kalangan pengguna aktif media sosial di berbagai platform. Pengumpulan data akan melibatkan survei online dan analisis konten media sosial.

Metode Penelitian

  • Pendekatan Penelitian: Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif untuk mendapatkan pemahaman holistik.
  • Tempat dan Waktu Penelitian: Pengumpulan data akan dilakukan secara online dari berbagai platform media sosial selama enam bulan.
  • Desain Penelitian: Desain penelitian yang digunakan adalah kombinasi antara studi kasus dan analisis konten media sosial.
  • Populasi dan Sampel: Populasi penelitian ini adalah pengguna aktif media sosial, dan sampel akan dipilih secara acak dengan mempertimbangkan variasi usia, jenis kelamin, dan latar belakang.
  • Teknik Pengumpulan Data: Survei online, analisis konten media sosial, dan wawancara akan digunakan sebagai teknik pengumpulan data.
  • Teknik Analisis Data: Analisis statistik dan analisis isi akan digunakan untuk menganalisis data kuantitatif dan kualitatif.

Landasan Teori

Penelitian ini akan merujuk pada teori-teori komunikasi massa, teori perubahan sikap, dan teori pengaruh sosial untuk memahami dinamika media sosial dalam membentuk opini publik.

Tinjauan Pustaka

Penelitian ini akan merujuk pada karya-karya terdahulu yang mengkaji peran media sosial dalam membentuk opini publik dan analisis dampaknya terhadap masyarakat.

Daftar Pustaka

  • Sunstein, C. R. (2017). #Republic: Divided Democracy in the Age of Social Media.
  • Castells, M. (2015). Networks of Outrage and Hope: Social Movements in the Internet Age.

Demikian proposal penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang berharga terhadap pemahaman kita tentang peran media sosial dalam membentuk opini publik.

Itulah kumpulan contoh proposal penelitian yang bisa dijadikan referensi. Semoga membantu ya, detikers!




(urw/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads