.webp)
Jemaah An-Nadzir di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), menetapkan 10 Dzulhijjah 1445 Hijriah (H) jatuh pada 16 Juni 2024. Jamaah An-Nadzir Gowa pun menggelar salat Idul Adha pagi tadi.
Jamaah An-Nadzir Gowa menggelar salat Idul Adha di Masjid Baitul Muqaddis Pondok An-Nadzir, Kampung Mawang, Kelurahan Romang Lompoa, Kecamatan Bontomarannu, Gowa. Sejumlah aparat kepolisian dari Polres Gowa tampak berjaga di lokasi.
"An-Nadzir menetapkan 1 Ramadan, 1 Syawal, 10 Dzulhijjah itu memiliki metodologi tersendiri yang sedikit banyak akan berbeda dengan apa yang dipakai saudara-saudara kita mayoritas umat muslim di negeri ini," kata Pimpinan Jemaah An-Nadzir Gowa Samiruddin Pademmui dalam khotbahnya usia salat Idul Adha.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang jelas An-Nadzir mengamati pula, tetap merujuk pada dalil bahwasanya Rasulullah Muhammad SAW mengatakan berpuasalah kamu dengan melihat bulan, berbukalah kamu dengan melihat bulan," tambahnya.
 Jemaah An-Nadzir di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), menggelar salat Idul Adha pagi tadi. (Sahrul Arul/detikSulsel) |
Jemaah laki-laki menggelar salat Idul Adha di halaman masjid, sedangkan jemaah perempuan melaksanakan salat di dalam masjid. Setelah Samiruddin mengakhiri khotbahnya, para jemaah berbaris rapi saling bersalaman dan berpelukan.
Sebelumnya diberitakan, jemaah An-Nadzir Gowa menetapkan 10 Dzuhijjah 1445 H jatuh pada Minggu (16/6). Penetapan 10 Dzulhijjah 1445 H oleh An-Nadzir Gowa lebih cepat sehari dari Pemerintah dan Muhammadiyah.
"Jemaah An-Nadzir Gowa Sulawesi Selatan telah memutuskan dan menetapkan 10 Dzulhijjah 1445 H/2024 M dan pelaksanaan salat Idul Adha 1445 H/2024 M jatuh pada hari Ahad 16 Juni 2024," ujar Samiruddin Pademmui dalam keterangannya, Kamis (13/6).
Samiruddin menjelaskan, jemaah An-Nadzir punya metode sendiri dalam menetapkan tanggal Hijriah. Metode tersebut, kata dia, merupakan hasil pengajaran dari Imam KH Syamsuri Abdul Madjid
"An-Nadzir memiliki ilmu, metodologi dan tata cara sendiri dalam memantau dan menetapkan 1 Ramadan, 1 Syawal dan 10 Dzulhijjah. Ilmu metodologi ini merupakan hasil pengajaran dari Guru dan Imam KH Syamsuri Abdul Madjid yang beliau menjamin kebenarannya dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah," jelasnya
(hsr/ata)
