Turun Tangan Polisi Usut Ledakan Tungku Smelter PT ITSS Morowali

Sulawesi Tengah

Turun Tangan Polisi Usut Ledakan Tungku Smelter PT ITSS Morowali

Hafis Hamdan - detikSulsel
Minggu, 16 Jun 2024 06:00 WIB
Momen pekerja mengevakuasi korban luka akibat ledakan tungku smelter PT ITSS Morowali.
Foto: Momen pekerja mengevakuasi korban luka akibat ledakan tungku smelter PT ITSS Morowali. (Dok. Istimewa)
Morowali -

Kasus ledakan tungku smelter milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) kini diselidiki Polres Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng). Polisi mendalami penyebab ledakan yang menyebabkan 2 pekerja mengalami luka bakar.

Ledakan tungku feronikel PT ITSS terjadi di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) pada Kamis (13/6) sekitar pukul 22.00 Wita. Polres Morowali telah menurunkan personel di lokasi kejadian.

"Iya, ini masih kami selidiki," ungkap Kapolres Morowali AKBP Suprianto kepada wartawan, Sabtu (15/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suprianto belum menjelaskan hasil pemeriksaan sementara di lokasi kejadian. Penyidik masih fokus mengumpulkan keterangan di tempat kejadian perkara.

"Anggota kami masih di lapangan," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Suprianto pun enggan berspekulasi adanya dugaan pelanggaran pidana di balik ledakan tersebut. Pihaknya akan mengambil kesimpulan ketika alat bukti di lapangan sudah dikumpulkan.

"Belum, nanti diinformasikan kalau sudah ada perkembangan," ungkap Suprianto.

Sementara itu, Serikat Buruh Industri, Pertambangan dan Energi (SBIPE) IMIP Morowali menyesalkan insiden tersebut. Apalagi tragedi ini merupakan peristiwa berulang sejak ledakan tungku PT ITSS pernah terjadi pada 24 Desember 2023.

"Kami juga menyayangkan ledakan ulang di tungku Feronikel di PT ITSS," ujar Ketua SBIPE IMIP Morowali Henry dalam keterangannya, Jumat (14/6).

Ledakan tungku feronikel itu mengakibatkan pekerja bernama Jekmaryono dan Yudarlan mengalami luka bakar. Henry lantas menyinggung keamanan dan keselamatan kerja karyawan di smelter.

"Hal ini menunjukkan tidak ada perbaikan yang berarti dilakukan oleh PT ITSS untuk melakukan pencegahan kecelakaan kerja dan perlindungan terhadap buruh sehingga kecelakaan yang sama terulang kembali di bagian dan tempat yang sama," ucapnya.

Henry menilai perlu dilakukan audit menyeluruh melalui tim independen yang melibatkan serikat buruh atas kejadian itu. Permintaan pemeriksaan sudah digaungkan SBIPE sejak ledakan serupa terjadi akhir tahun lalu.

"Perusahaan harus bertanggung jawab atas kejadian ini dan memastikan penanganan yang baik terhadap korban termasuk pemenuhan seluruh hak mereka," tegas Henry.

SBIPE pun menyampaikan duka yang mendalam atas adanya korban luka akibat peristiwa itu. Pihaknya memastikan akan mengawal agar persoalan ini termasuk memberikan pendampingan terhadap pekerja terdampak.

"Kami juga menyampaikan bahwa korban tragedi ITSS 2023 lalu masih belum tuntas ditangani oleh perusahaan dan kami sedang mendampingi para korban untuk memastikan dipenuhinya hak mereka yang sampai saat ini masih belum terpenuhi oleh pihak perusahaan," jelasnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...

Media Relations Head PT IMIP Dedy Kurniawan mengungkap kondisi kedua pekerja yang menjadi korban berangsur membaik. Kedua korban sempat dievakuasi ke Klinik PT IMIP hingga dirujuk ke Rumah Sakit Bungku.

"Kondisi kedua korban dikabarkan membaik usai mendapatkan perawatan medis ketika dirujuk ke RSUD Bungku, Morowali, Sulawesi Tengah," sebut Dedy dalam keterangannya, Jumat (14/6).

Dedy memastikan kecelakaan kerja ini tengah diselidiki tim Safety IMIP. Pihaknya masih mengusut penyebab pasti terjadinya kecelakaan kerja tersebut.

"Saat ini, penanganan yang dilakukan oleh pihak tim Safety IMIP adalah melakukan investigasi kecelakaan kerja di tempat tersebut," ujar Dedy.

Namun dari hasil pemeriksaan sementara, Dedy menegaskan jika kedua pekerja terluka bukan karena ledakan. Dia berdalih kedua korban terkena semburan uap panas saat membersihkan terak baja.

"Sekali lagi kami tegaskan bahwa itu terjadi bukan karena ledakan, melainkan semburan uap panas ketika karyawan melakukan pembersihan terak baja yang terdapat di lantai pabrik," paparnya.

Dedy melanjutkan, kedua pekerja mulanya memotong terak baja untuk mempermudah proses pembersihan. Saat pemotongan terak baja, pekerja lain menyiram terak baja menggunakan air untuk mempercepat pendinginan.

Namun siraman air itu memicu semburan uap panas hingga mengenai dua pekerja. Dedy menegaskan insiden itu tidak sampai mengakibatkan kebakaran di kawasan smelter.

"Terjadi semburan uap panas dan mengenai dua orang karyawan. Tidak ada kebakaran (hanya semburan uap)," pungkas Dedy.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "China Berduka Atas Ledakan Tungku PT ITSS, 8 Warganya Meninggal Dunia"
[Gambas:Video 20detik]
(sar/sar)

Hide Ads