"Alhamdulillah sangat bersejarah karena selain didanai oleh pemerintah Australia berlanjut juga pemerintah Indonesia melihat pentingnya program ini sehingga mereka juga berinvestasi masing-masing Rp 60 miliar. Jadi Rp 120 miliar rupiah untuk riset se-Sulawesi," ujar Koordinator Penelitian PAIR, Nana Saleh dalam konferensi pers di AIC Unhas Lab, Rabu (5/6/2024).
Sebelumnya, program PAIR sudah berjalan di Sulawesi Selatan sejak tahun 2019. Setelah 4 tahun berlalu, cakupan wilayah penelitian diperluas ke seluruh Sulawesi yang meliputi enam provinsi.
"Alhamdulillah hari ini kita menyaksikan program peresmian, memperbesar dari program PAIR ini dari Sulawesi Selatan ke Sulawesi," ucapnya.
Adapun PAIR Sulawesi menggalang para peneliti-peneliti terbaik dari universitas di Australia dan Indonesia untuk melakukan riset terkait masalah yang dihadapi masing-masing negara. Secara nasional, terdapat tujuh universitas Indonesia yang berpartisipasi dalam PAIR Sulawesi dengan Unhas sebagai host.
"(AIC) menggalang para peneliti-peneliti terbaik dari dua negara untuk melakukan riset mencari solusi-solusi yang dihadapi. Di Indonesia itu semua 7 PTNBH, satu-satunya di luar dari pulau Jawa adalah Unhas, dan Unhas adalah host. Ada UI, IPB, ITB, UGM, UNAIR dan ITS," paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa (JJ) mengatakan PAIR Sulawesi memiliki keunikan yang berbeda dengan program penelitian lainnya. Menurutnya, pogram PAIR Sulawesi sudah menjadi kebutuhan untuk mengakselerasi pembangunan negara yang lebih baik.
"Jadi ini adalah keunikan dari PAIR ini yang saya kira merupakan kebutuhan kita sekarang dalam mengakselerasi pembangunan yang lebih baik, lebih efektif, lebih efisien, dan juga lebih inklusi," kata Prof JJ.
(asm/ata)