Kasus Kekerasan Anak di Selayar Tinggi, Mayoritas Pelecehan Seksual

Kasus Kekerasan Anak di Selayar Tinggi, Mayoritas Pelecehan Seksual

Nur Hidayat Said - detikSulsel
Rabu, 05 Jun 2024 21:30 WIB
Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Khusus Anak DP3AP2KB Kepulauan Selayar, Andi Irmayani.
Foto: Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Khusus Anak DP3AP2KB Kepulauan Selayar, Andi Irmayani. (Nur Hidayat Said/detikSulsel)
Kepulauan Selayar -

Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel), mencatat 15 kasus kekerasan terhadap anak sepanjang 2023 hingga pertengahan 2024 ini. Mayoritas jenis tindak pidananya adalah pelecehan seksual dan penganiayaan.

"Kalau bicara data, di tahun 2023 itu ada 10 kasus kekerasan terhadap anak. Ada yang pelecehan seksual, penganiayaan, ada juga itu kasusnya pergi dari rumah. Kemudian di tahun 2024 itu ada lima kasus. Kebanyakan pelecehan seksual dan penganiayaan," ujar Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Khusus Anak DP3AP2KB Selayar, Andi Irmayani kepada detikSulsel, Rabu (5/6/2024).

Irmayani mengungkapkan kasus kekerasan terhadap anak hampir terjadi tiap bulan. Itu terlihat dari rincian data DP3AP2KB.

"Kalau kita mau evaluasi, ini kan masih di bulan enam, ya. Kalau kita lihat masih relatif sama. Kita berharap bertahan sampai lima kasus. Semoga demikian," katanya.

Irmayani merinci, 10 kasus sepanjang 2023, jenis tindak pidananya adalah 5 pelecehan seksual, 3 penganiayaan, 1 pencabulan, dan 1 meninggalkan rumah. Sementara, 5 kasus sepanjang 2024, jenis tindak pidananya adalah 2 penganiayaan, 1 pencabulan, dan 2 persetubuhan.

"Kebanyakan yang jadi korban adalah perempuan. Umurnya itu rentang 12-15 tahun," ucapnya.

Irmayani juga mengungkapkan pelaku kekerasan terhadap anak lebih banyak oleh kerabat dekat korban. Walaupun, kata dia, dalam beberapa kasus melibatkan pelaku orang luar.

"Kalau kita lihat datanya hampir seimbang antara pelakunya orang luar dengan orang terdekat. Cuma yang relatif lebih banyak itu adalah orang terdekat," bebernya.

Dalam penanganan kasus, kata dia, pihaknya tetap berkoordinasi dengan kepolisian maupun Dinas Sosial. Pihaknya terkait bekerja sama untuk kemudian melakukan langkah-langkah, seperti pendampingan kasus atau home visit untuk asesmen korban.

"Kita juga bekerja sama juga dengan Forum Anak. Perannya mereka pelopor dan pelapor. Kalau melihat hal-hal yang terindikasi mengarah ke kekerasan terhadap anak, ini dilaporkan kepada kami. Mereka juga menjadi teladan bagi anak-anak di sekitarnya," tuturnya.

DP3AP2KB juga aktif melakukan upaya pencegahan agar kasus kekerasan terhadap anak tidak bertambah. Salah satunya melalui kampanye, seperti advokasi atau komunikasi, informasi, dan edukasi ke masyarakat.

"Dalam setiap kegiatan, misalnya, pasti ada materi tentang kekerasan anak ataupun bagaimana anak-anak mengetahui hak-haknya," terangnya.

Kasus Kekerasan Anak di Kepulauan Selayar

Tahun 2023

  • Januari: 2 kasus
  • Februari: 0 kasus
  • Maret: 1 kasus
  • April: 0 kasus
  • Mei: 3 kasus
  • Juni: 0 kasus
  • Juli: 1 kasus
  • Agustus: 2 kasus
  • September: 0 kasus
  • Oktober: 1 kasus
  • November: 0 kasus
  • Desember: 0 kasus

Tahun 2024

  • Januari: 3 kasus
  • Februari: 0 kasus
  • Maret: 0 kasus
  • April: 0 kasus
  • Mei: 3 kasus



(ata/ata)

Hide Ads