Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian dinyatakan meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan helikopter. Laporan tersebut diterbitkan oleh media pemerintah.
"Presiden Republik Islam Iran, Ayatollah Ebrahim Raisi, mengalami kecelakaan ketika sedang melayani dan menjalankan tugasnya untuk rakyat Iran dan menjadi martir," kata kantor berita Iran, Mehr dikutip dati detikNews.
Seperti diketahui, Raisi dan para pejabat lainnya baru saja kembali dari provinsi barat laut Iran, Azerbaijan Timur, Minggu (19/05) malam ketika kecelakaan itu terjadi. Raisi berada di sana untuk meresmikan sebuah bendungan, bersama dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, Minggu (19/05).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah bergulat dengan kondisi cuaca buruk yang menyulitkan upaya pencarian itu, pada Senin (20/05) dini hari, TV Pemerintah Iran melaporkan bahwa tim pencari berhasil menemukan reruntuhan helikopter yang membawa Raisi dan para pejabat lainnya.
Puing-puing helikopter ditemukan berdasarkan laporan Organisasi Masyarakat Bulan Sabit Merah Iran pada Senin pagi waktu setempat. Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa mereka telah menemukan lokasi puing-puing helikopter Presiden Ebrahim Raisi yang sebelumnya terdeteksi oleh sebuah drone atau kendaraan udara tak berawak (UAV) Akinci milik Turki yang ikut membanti proses pencarian.
Kabinet Iran juga sempat mengadakan pertemuan darurat yang dipimpin oleh Mohammad Mokhber, wakil presiden pertama, pada Minggu (19/5), lapor kantor berita negara IRNA. Mokhber memprakarsai langkah-langkah lebih lanjut dalam operasi penyelamatan. Menurut protokol, Mokhber akan menjadi presiden jika Raisi meninggal dunia.
Diketahui pula, helikopter yang membawa Presiden Iran sebenarnya ditemani oleh 2 helikopter lainnya. Kedua helikopter tersebut selamat sampai tujuan.
Siapakah Ebrahim Raisi itu?
Ebrahim Raisi merupakan seorang tokoh garis keras yang sebelumnya mengepalai lembaga peradilan di Iran. Dia dipandang dekat dengan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Beberapa analis bahkan berpendapat bahwa Raisi kemungkinan besar akan menggantikan pemimpin berusia 85 tahun itu, jika Ayatollah Ali Khamenei meninggal atau mengundurkan diri.
Raisi mulai berkuasa pada pemilihan presiden Iran tahun 2021. Di bawah Raisi, Iran telah mempersenjatai Rusia dalam perangnya melawan Ukraina dan meluncurkan serangan pesawat tak berawak dan roket besar-besaran ke Israel di tengah perangnya melawan Hamas di Gaza.
Iran juga terus mempersenjatai kelompok-kelompok proksi di Timur Tengah, seperti pemberontak Houthi di Yaman dan Hezbollah di Lebanon. Iran kini bahkan memperkaya uranium ke tingkat persenjataan dan menghalangi inspeksi internasional.
(hmw/sar)