Seorang remaja wanita berinisial O (18) menyita perhatian di media sosial usai memprotes pelayanan tidak ramah dari oknum sekuriti di RSU Kota Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara). Pihak rumah sakit menyebut protes itu terjadi karena kesalahpahaman.
"Kejadian tersebut diawali dengan adanya miskomunikasi yaitu sekuriti tidak menginformasikan (apakah dokter sedang piket atau tidak)," ujar Humas RSU Tarakan Rozy Djoko Arfiono kepada detikcom, Selasa (14/5/2024).
Menurut Rozy, remaja itu datang berobat bersama keluarganya di RSU Tarakan pada Senin (13/5). Dia mengatakan pihaknya terbuka dengan saran dan masukan semua pihak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada prinsipnya kami itu menerima masukan seperti untuk perbaikan ke depannya baik secara sistem maupun untuk manajemen RS," kata Rozy.
Diketahui dalam video beredar, remaja O mengaku telah menunggu sejak pagi hingga siang untuk berobat di poli anak. Dia kesal sebab pihak sekuriti tidak memberi tahu bahwa dokter di poli anak ternyata tidak sedang bertugas.
Menanggapi hal itu, Rozy mengatakan sekuriti rumah sakit kewalahan mengingat banyaknya pasien. Dia juga menyinggung adanya informasi di rumah sakit.
"Kemarin itu sekuriti terus-terusan memberikan nomor antrian sementara pasien tidak mengetahui bahwa ada informasi yang tertera. Tetapi karena pelayanan hari Senin itu, sedikit agak ramai maka sekuriti sedikit kewalahan dan teledor," kata Rozy.
"Pada saat ketemu di loket sistem maka informasi mengenai kehadiran dokter tidak terbaca sehingga pasien menunggu kurang lebih 2 jam. Kemudian diinformasikan langsung oleh pihak rumah sakit bahwa dokter untuk di ruang poli anak tidak ada, alhasil pasien yang sudah lama menunggu itu marah," imbuhnya.
Namun Rozy mengatakan masalah itu berakhir dengan baik. Orang tua remaja O diminta menjadi penengah.
"Saat itu pihak sekuriti sudah meminta maaf untuk kesalahan, tetapi mas wajar saja ketika pasiennya marah karena sudah lama menunggu tetapi kita minta bantuan melalui orang tua pasien untuk menjadi penengah," katanya.
(hmw/hsr)