Ketua Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel) Rahman Syarif memastikan partainya tidak akan lagi mengusung mantan Bupati, Syamsari Kitta maju di Pilkada 2024. Rahman menilai Syamsari Kitta telah berkhianat kepada seluruh pengurus PKS.
"Tapi yang paling dikecewakan sama teman-teman (pengurus) karena mereka merasa dikhianati karena setelah berhasil terpilih, Pak Syamsari Kitta justru keluar dari partai," kata Rahman Syarif kepada detikSulsel, Minggu (12/5).
Selain itu, janji politik Syamsari Kitta pada Pilkada 2017 lalu tak satupun yang terealisasi. Rahman menilai kinerja ketua DPW Gelora itu sangat buruk sejak memimpin Takalar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak mi itu alasannya, mulai dari kinerja buruk sampai janji-janji yang tidak ditepati," jelasnya.
Rahman menuturkan bahwa seluruh pengurus PKS dari tingkat ranting mengaku tak lagi mau berjuang bersama Syamsari Kitta.
"Kalau mendengar suara teman-teman di akar rumput. Hampir semuanya tidak ingin berjuang bersama lagi," ungkapnya.
Terpisah, Sekretaris PKS Takalar Samsuddin Yunus menambahkan, penolakan usungan tersebut memang belum diputuskan pada rapat resmi. Namun, seluruh pengurus sudah menyatakan menentang kehadiran Syamsari Kitta di PKS.
"Mendengar aspirasi dari pengurus maupun akar rumput hampir semuanya menyatakan sikap yang sama menentang kehadiran Syamsari Kitta di PKS," tegasnya.
Samsuddin tak menampik sejak Syamsari Kitta keluar dari PKS dan memilih bergabung ke partai Gelora, membuatnya sulit mendapat kepercayaan lagi di keluarga besar PKS.
"Sehingga menyulitkan kembali mendapatkan kepercayaan bahkan cenderung menuai resistensi dari pihak internal kami di keluarga besar PKS khususnya di Kabupaten Takalar," ucapnya.
Ia mengibaratkan Syamsari Kitta seperti kacang lupa kulitnya. Pasalnya, PKS sudah berjuang mati-matian pada Pilkada 2017 lalu, namun justru hengkang ke Partai Gelora.
"Iya, sebagian besar pendukung menggambarkan Pak Syamsari dengan konotasi ini. Ditambah lagi, performa selama menjabat pada periode sebelumnya menjadi pertimbangan tersendiri bagi kami," pungkasnya.
(ata/sar)