Pantauan detikSulsel di Desa Kadundung, Kecamatan Latimojong, Jumat (10/5/2024) sekitar pukul 12.00 Wita, terlihat sejumlah rumah warga rata dengan tanah tersisa puing-puing pascabanjir. Kecamatan Latimojong termasuk wilayah paling terdampak hingga sejumlah desa terisolir.
Tampak sejumlah kendaraan, baik sepeda motor, truk hingga alat berat juga terlihat rusak berat terparkir tepat di depan rumah warga. Kendaraan itu hanyut terseret derasnya arus banjir bandang.
Seorang warga korban banjir bernama Suriani terlihat meratapi kondisi rumah yang kini roboh tersisa atap. Suriani meninggalkan sementara pengungsian untuk mencari barang-barang berharganya.
"Habis semua, tidak ada yang tersisa. Rumah saya hilang terbawa arus sungai. Sekarang saya tidak tahu hidup mau bagaimana," kata Suriani kepada detikSulsel, Jumat (10/5).
Suriani mengungkapkan, banjir bandang yang terjadi pada Jumat (3/5) sekitar pukul 02.15 Wita, saat itu dia bersama suami dan dua anaknya sedang beristirahat. Dia baru terbangun ketika sejumlah warga mulai berteriak keluar mencari tempat aman.
"Air datang itu tinggi, kurang lebih 5 meter. Makanya kita selamatkan anak-anak langsung lari ke lokasi ketinggian. Iya sama warga yang lain," ucapnya.
Suriani tidak sempat untuk menyelamatkan barang berharganya. Kepanikan karena bencana tersebut tidak sempat membuatnya terpikir menyelamatkan barang, selain mengamankan keluarganya.
"Sudah tidak sempat, karena saya suami sama dua anak tidur. Tiba-tiba orang semua teriak air datang. Kita langsung lari ke ketinggian, semua barang tidak ada bisa diselamatkan, cuma baju yang dipakai ini," ungkap Suriani.
Suriani menuturkan, saat ini dia bersama keluarganya sudah tinggal selama 6 hari di Posko Induk Lapangan Andi Jemma, Kecamatan Belopa. Dia berharap, pemerintah bisa memberikan bantuan pembenahan rumah agar keluarganya bisa kembali.
"Sudah 6 hari di sini (pengungsian), sudah dapat baju juga, makanan ada. Itu saja mungkin kita maunya rumah digantikan, karena tidak ada lagi tempat ini, tidak mungkin kami di sini terus," ujarnya.
Dia menambahkan, di Desa Kadundung ada kurang lebih sebanyak 120 rumah warga terseret banjir bandang dan beberapa di antaranya jebol. Menurutnya, satu jembatan penghubung desa pun terputus hingga membuat warga desa terisolasi.
"Kita tidak bisa kemana-mana karena jembatan juga putus. Kalau di sini, kira-kira ada 120 rumah rusak, sama mi yang hilang itu (terbawa arus banjir)," tambah Suriani.
Terpisah, Pj Bupati Luwu Muh Saleh mengatakan, banjir dan longsor menyebabkan 369 unit rumah yang mengalami rusak berat akibat banjir bandang dan tanah longsor yang menerjang Kabupaten Luwu. Hingga kini, warga yang rumahnya terdampak banjir bandang dan longsor masih berada di pengungsian.
"Kalau total rusak berat itu 369 rumah, sama dengan rumah yang hanyut terbawa banjir. Warga yang terdampak masih berada pengungsian, sekarang ini kami menyelamatkan warga dulu,"ujar Saleh.
(sar/ata)