.webp)
"Pada hari jadi nanti kita akan melakukan launching juga untuk mempermudah layanan kita di tengah masyarakat. Apalagi menjelang Pilkada dan Pilgub ini, kita akan memberikan pelayanan khusus kepada seluruh masyarakat bagi yang ada di perdesaan yang jauh dari jangkauan Disdukcapil," kata Kepala Dinas Disdukcapil Jeneponto Mustaufiq kepada detikSulsel, Senin (29/4).
Mustaufiq belum merinci nama program yang dimaksud, namun program itu akan diluncurkan pada puncak acara HUT ke-161 Jeneponto pada Rabu (1/5). Salah satu kemudahan program itu, kata Mustaufiq, warga cukup menyiapkan berkas dan menghubungi operator Disdukcapil jika ingin mengurus dokumen kependudukan.
"Cukup melakukan video call atau telepon ke kami memberikan datanya kami siap melakukan pelayanan dan setelah akses datanya selesai apakah kartu keluarga (KK) atau KTP itu bisa langsung dijemput," ucapnya.
Dia mengatakan pengurus admiistrasi kependudukan semakin meningkat apalagi menjelang Pilkada 2024. Mustaufiq mengatakan rata-rata 100 warga dilayani setiap hari di kantor Disdukcapil Jeneponto.
"Seperti biasanya kita maksimum melayani di hari-hari biasa 50-100. Tapi hari ini sedikit meningkat dan kita prediksi menjelang Pilkada nanti ini akan meningkat lagi, karena kebutuhan administrasi masyarakat," terangnya.
Mustaufiq mengajak seluruh elemen melengkapi administrasi kependudukannya. Dia memastikan pelayanan dokumen administrasi tanpa dipungut biaya alias gratis.
"Di hari jadi ini kami mengimbau kepada masyarakat ayo lengkapi administrasi, kami dari Disdukcapil siap memberikan layanan sunyi, senyap dan tuntas. Insyaallah semua gratis," imbuh Mustaufiq.
Di satu sisi, pegawai Disdukcapil Jeneponto mengenakan baju adat saat melakukan pelayanan terhadap warga di kantor. Langkah ini dilakukan demi merayakan peringatan HUT ke-161 Jeneponto.
"Kami Disdukcapil melakukan pelayanan menggunakan pakaian adat mulai hari ini Senin 29 April sampai 1 Mei 2024. Ini kita lakukan dalam rangka menyambut Hari Jadi Jeneponto ke-161," ujarnya.
Mustaufiq menjelaskan, pakaian adat ini merupakan bentuk kecintaan tersendiri terhadap daerah. Dia mengaku kebijakan ini baru pertama kali dilakukan.
"Mudah-mudahan dengan menggunakan pakaian adat ini akan memberikan motivasi tersendiri atas kecintaan kita kepada daerah ini," jelasnya.
(sar/hmw)
