Rumah Sarang Walet di Pinrang Hanyut Terbawa Arus Banjir Kiriman Toraja

Rumah Sarang Walet di Pinrang Hanyut Terbawa Arus Banjir Kiriman Toraja

Muhclis Abduh - detikSulsel
Minggu, 14 Apr 2024 19:25 WIB
Rumah sarang walet di Pinrang hanyut terseret banjir.
Foto: Rumah sarang walet di Pinrang hanyut terseret banjir. (Dok. Istimewa)
Pinrang -

Satu rumah yang dijadikan sarang burung walet di Desa Bababinanga, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel), hanyut terbawa banjir. Insiden tersebut dilaporkan tidak menimbulkan korban jiwa.

"Iya, itu ada rumah sarang walet yang terseret banjir kiriman dari Toraja kayaknya," kata Sekretaris Desa (Sekdes) Bababinanga Tasma kepada detikSulsel Minggu (14/4/2024).

Tasma menjelaskan rumah sarang walet milik warga bernama Widodo tersebut hanyut terseret banjir pada Minggu (14/4) sekitar pukul 14.25 Wita. Beruntung, rumah tersebut dalam keadaan kosong saat terseret arus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rumah tersebut telah dikosongkan sejak 7 Maret oleh pemiliknya ketika air Sungai Saddang meluap dan mengikis pinggiran sungai sehingga jarak antara pondasi rumah dengan bibir sungai hanya 1 meter," bebernya.

"Iya, keluar sendiri waletnya (saat banjir). Mungkin (pemilik) masih sempat panen pas banjir pertama di awal puasa," tambah Tasma.

ADVERTISEMENT

Akibat kejadian tersebut Widodo bersama keluarganya terpaksa mengungsi ke rumah orang tuanya. Sebab selain sebagai sarang walet, rumah itu sekaligus menjadi rumah tinggal satu keluarga.

"Mengungsi ke rumah orang tuanya," tegasnya.

Selain satu rumah tersebut, ada dua rumah warga di sekitar bantaran sungai yang juga mulai mengangkut barang. Hal ini demi mengantisipasi kembali terjadi banjir kiriman dari Toraja.

"Ini ada 2 rumah lagi mulai angkat barang karena was-was kena dampak juga," jelasnya.

Dia mengatakan, banjir kerap menerjang Desa Bababinanga ketika hujan deras di Sungai Saddang. Sungai yang hulunya terletak di Tana Toraja dan Toraja Utara itu meluap hingga menerjang wilayah perbatasannya.

"Sering banjir tapi hampir 3 tahun kejadian lagi sampai setinggi itu," imbuh Tasman.

Tasman juga menyesalkan sebab pihak kecamatan belum ada yang turun memantau kondisi. Padahal sudah sebulan terakhir air sungai naik turun.

"Sampai sekarang tidak ada dari pihak pemerintah kecamatan turun padahal sudah hampir satu bulan air turun naik," jelasnya.




(sar/ata)

Hide Ads