Sebanyak 8 kecamatan di Kota Bitung, Sulawesi Utara (Sulut), terdampak banjir dan longsor. Bencana itu juga sempat membuat seorang warga terseret arus tapi berhasil ditemukan dalam kondisi selamat.
Banjir dan longsor yang dipicu intensitas curah hujan yang tinggi terjadi pada Sabtu (6/4) malam. Cuaca ekstrem turut mengakibatkan sejumlah pohon tumbang.
"Bencana terjadi tersebar di 8 kecamatan, dimana banjir terdapat 15 titik, tanah longsor 17 titik, pohon tumbang di 4 titik," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Bitung Fivy Kadeke kepada wartawan, Minggu (7/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun 8 kecamatan terdampak banjir dan longsor, yakni Aertembaga, Girian, Lembeh Utara, Madidir, Maesa, Ranowulu, Matuari, dan Lembeh Selatan. Fivy mengatakan kedelapan wilayah itu sudah dua hari terakhir dilanda hujan lebat.
"Banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang yang dipicu oleh intensitas curah hujan yang sangat lebat dan ekstrem yang terus mengguyur dalam 2 hari terakhir," tuturnya.
Fivy menuturkan seorang warga bernama Yunus Rago sempat hanyut terbawa arus banjir saat banjir melanda di Kelurahan Mawali, Kecamatan Lembeh Utara pada Sabtu (6/4) sekitar pukul 23.45 Wita. Beruntung, Yunus ditemukan selamat oleh warga.
"Bersyukur, setelah terseret arus bandang sekitar 1 kilometer, akhirnya Opa Yunus ditemukan selamat oleh warga," ungkap Fivy.
Fivy belum merinci warga dan rumah terdampak banjir yang tersebar di 8 kecamatan Kota Bitung tersebut. Namun sejumlah akses jalan tertutup longsor.
"Di Kecamatan Lembeh Utara, akses lokasi yang tertutup longsor membuat jaringan listrik padam, sehingga mempengaruhi komunikasi," ujarnya.
Pihaknya bersama tim SAR gabungan masih melakukan pendataan dan proses evakuasi di lokasi terdampak. Sejumlah alat berat juga dikerahkan untuk membuka akses jalan yang tertutup material tanah longsor.
"Saat ini pemerintah terus berikan imbauan kepada warga terdampak dan kami BPBD Kota Bitung telah menyediakan posko, tenda dan dapur umum bagi warga terdampak bencana," pungkasnya.
(sar/hmw)