Qunut Tarawih adalah doa yang dianjurkan umat muslim untuk dibaca ketika memasuki pertengahan bulan Ramadhan. Lantas, qunut Tarawih dilakukan mulai tanggal berapa?
Mengutip dari jurnal Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh, qunut secara bahasa artinya patuh dalam mengabdi (kepada Allah). Sementara secara istilah, qunut merujuk pada dzikir-dzikir khusus yang mencakup atas doa dan pujian kepada Allah SWT.
Adapun qunut Tarawih dibaca setelah sholat Tarawih, tepatnya pada rakaat terakhir sholat witir. Namun, bacaan ini tidak dimulai sejak awal Tarawih, melainkan dimulai pada di pertengahan bulan Ramadhan saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, qunut dimulai kapan? Simak informasinya berikut!
Qunut Tarawih Tanggal Berapa?
Mengutip dari laman Nahdlatul Ulama, qunut Tarawih dilakukan pada malam 16 Ramadhan. Hal itu berdasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud.
أن عمر بن الخطاب جمع الناس على أبي بن كعب فكان يصلي لهم عشرين ليلة ولا يقنت الا في النصف الباقى من رمضان. رواه أبو داود
Artinya: Sesungguhnya Umar Ibn Khattab berinisiatif mengumpulkan masyarakat agar sholat tarawih bersama (dengan imam) Ubay Ibn Ka'b, maka beliau sholat tarawih bersama mereka selama 20 malam, dan beliau tidak berdoa qunut kecuali dalam separuh yang kedua (malam 16 Ramadhan hingga seterusnya) (HR. Abu Dawud).
Jika dikonversi ke dalam kalender Masehi, malam 16 Ramadhan 1445 H jatuh pada Selasa, 26 Maret 2024. Perhitungan tersebut berdasarkan hasil sidang isbat Kementerian Agama (Kemenag) yang menetapkan 1 Ramadhan pada Selasa, 12 Maret 2024.
Dengan demikian, masyarakat Indonesia mulai melakukan qunut Tarawih mulai Selasa, 26 Maret 2024.
Bacaan Qunut Tarawih
Bacaan Qunut Tarawih sama seperti bacaan qunut pada umumnya. Mengutip dari buku Tuntunan Lengkap 99 Salat Sunah Superkomplet yang disusun oleh Ibnu Watiniyah, berikut doa qunut lengkap Arab, Latin dan artinya.
اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ فَإِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ إِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ
Arab Latin: Allâhummah dinî fiman hadait, wa 'afini fiman 'afait, wa tawallani fiman tawallait, wa barik li fimâ a'thait, wa qini syarra må qadhait, fa'innaka taqdhi wa lâ yuqdhà 'alaika, innahu lá yadzillu maw wâlait, tabårakta rabbana wa ta'älait.
Artinya: "Ya Allah berilah aku petunjuk bersama orang-orang yang telah Engkau beri petstjuk. Berilah aku keafiatan bersama orang-orang yang telah Engkau beri keafiatan. Lindungi aku bersama orang-orang yang telah Engkau lindungi. Berkahilah aku dalam apa yang Engkau telah berikan kepadaku. Selamatkanlah aku dari keburukan apa yang telah Engkau tetapkan. Karena sesungguhnya Engkaulah yang menetapkannya dan tidaklah Engkau dikenai ketetapan itu. Sesungguhnya tidak akan terhina orang yang Engkau cintai. Mahasuci dan Mahatinggi Engkau, ya Rabb kami." (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa'i, dan Ibnu Majah. Disahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam al-Irwa)
Kapan Qunut Tarawih Dibaca dalam Sholat?
Mengutip dari laman Almanhaj, qunut dilakukan pada rakaat terakhir setelah membaca surah dan sebelum rukuk. Hal ini merupakan waktu yang shahîh dari amalan Rasulullah SAW secara umum.
Akan tetapi, terkadang beliau juga melakukannya setelah rukuk sebelum sujud. Dalam hadits riwayat Ibnu Majah, Ubai bin Ka'ab Radhiyallahu anhu berkata bahwa:
إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُوْتِرُ فَيَقْنُتُ قَبْلَ الرُّكُوْعِ. أخرجه ابن ماجه
Artinya: Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berwitir lalu melakukan qunut sebelum ruku. (HR Ibnu Majah dan dishahîhkan al-Albâni dalam Irwa' al-Ghalil)
Hal ini juga diperkuat dalam riwayat Atsar Ibnu Mas'ud Radhiyallahu anhu yang disampaikan Alqamah rahimahullah, ia berkata:
أَنَّ ابْنَ مَسْعُوْدٍ وَأَصْحَابَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانُوْا يَقْنُتُوْنَ فِي الْوِتْرِ قَبْلَ الرُّكُوْعِ. أخرجه ابن أبي شيبة
Artinya: Sungguh, dahulu Ibnu Mas'ud dan para sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan qunut dalam Witir sebelum ruku. (HR Ibnu Abi Syaibah, dan dikatakan oleh Syaikh al-Albani dalam Irwa' al-Ghalil)
Sementara riwayat yang menunjukkan bolehnya melakukan qunut setelah rukuk, yakni riwayat Urwah bin az-Zubair, ia berkata:
أَنَّ عَبْدَ الرَّحْمنِ بْنَ عَبْدٍ الْقَارِي -وَ كَانَ فِيْ عَهْدِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَاب رَضِيَ اللهُ عَنْهُ مَعَ عَبْدِ اللهِ بْنِ الأَرْقَمِ عَلَى بَيْتِ الْمَالِ -قَالَ: أَنَّ عُمَرَ بْنِ الْخَطَاب رَضِيَ اللهُ عَنْهُ خَرَجَ لَيْلَةً فِيْ رَمَضَانَ فَخَرَجَ عَبْدُ الرَّحْمنِ بْنُ عَبْدٍ الْقَارِي فَطَافَ بِالْمَسْجِدِ ، وَ أَهْلُ الْمَسْجِدِ أَوْزَاعٌ مُتَفَرِّقُوْنَ ، يُصَلِّي الرَّجُلُ لِنَفْسِهِ ، وَيُصَلِّي الرَّجُلُ فَيُصَلِّي بِصَلاَتِهِ الرَّهْطُ ، فَقَالَ عُمَرُ : وَاللهِ إِنِّيْ أَظُنُّ لَوْ جَمَعْنَا هَؤُلاَءِ عَلَى قَارِئٍ وَاحِدٍ ؛ لَكَانَ أَمْثَلَ. ثُمَّ عَزَمَ عُمَرُ عَلَى ذَلِكَ وَ أَمَرَ أُبَيَّ أَنْ يَقُوْمَ لَهُمْ فِيْ رَمَضَانَ فَخَرَجَ عُمَرُ عَلَيْهِمْ وَالنَّاسُ يُصَلُّوْنَ بِصَلاَةِ قَارِئِهِمْ ، فَقَالَ عُمَرُ : نِعْمَ الْبِدْعَةُ هِيَّ ، وَالَّتِيْ يَنَامُوْنَ عَنْهَا أَفْضَلُ مِنَ الَّتِيْ يَقُوْمُوْنَ -يريد: آخر الليل- فَكاَنَ النَّاسُ يَقُوْمُوْنَ أَوَّلَهُ وَكَانُوْا يَلْعَنُوْنَ الْكَفَرَةَ فِيْ النِّصْفِ : اللَّهُمَّ قَاتِلِ الْكَفَرَةَ الَّذِيْنَ يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ ، وَيُكَذِّبُوْنَ رُسُلَكَ ، وَلاَ يُؤْمِنُوْنَ بِوَعْدِكَ ، وَخاَلِفْ بَيْنَ كَلِمَتِهِمْ ، وَأَلْقِ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الرَّعْبَ ، وَأَلْقِ عَلَيْهِمْ رِجْزَكَ وَعَذَابَكَ ، إِلهُ الْحَقِّ. ثُمَّ يُصَلِّي عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَِيَدْعُوْ لِلْمُسْلِمِيْنَ بِمَا اسْتَطَاعَ مِنْ خَيْرٍ، ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ لِلْمُؤْمِنِيْنَ . قَالَ: وَكَانَ يَقُوْلُ إِذَا فَرَغَ مِنْ لَعْنِهِ الْكَفَرَةِ وَصَلاَتِهِ عَلَى النَّبِيِّ وَاسْتِغْفَارِهِ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَمَسْأَلَتِهِ : اللَّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ ، وَلَكَ نُصَلِّي وَنَسْجُدُ ، وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ، وَنَرْجُوْ رَحْمَتَكَ رَبَّنَا ، وَنَخَافُ عَذَابَكَ الْجِدِّ ، إِنَّ عَذَابَكَ لِمَنْ عَادَيْتَ مُلْحَقٌ ، ثُمَّ يُكَبِّرُ وَيَهْوِي سَاجِداً)".
Artinya: Sesungguhnya 'Abdur-Rahmân bin 'Abdun al-Qâri -beliau, dahulu pada zaman 'Umar bin al-Khaththab bersama 'Abdullah bin al-Arqam memegang Baitul Mal- berkata: "Sesungguhnya 'Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu keluar pada malam hari di bulan Ramadhan, lalu 'Abdur-Rahmân bin 'Abdun al-Qâri keluar dan mengelilingi masjid dan mendapatkan orang-orang di masjid terbagi berkelompok-kelompok tidak bersatu; seorang sholat sendiri dan yang lainnya mengimami sholat sejumlah orang. Maka 'Umar berkata: 'Demi Allah! Saya pandang, seandainya kita kumpulkan mereka pada satu imam saja, tentu akan lebih baik,' kemudian 'Umar bertekad untuk itu, dan ia memerintahkan 'Ubai bin Ka'ab untuk mengimami sholat malam mereka di bulan Ramadhan. Lalu 'Umar Radhiyallahu anhu keluar menemui mereka lagi dalam keadaan orang-orang sholat di belakang satu imam, sehingga 'Umar berkata: 'Sebaik-baik bid'ah ialah ini dan yang tidur (tidak ikut) lebih utama dari yang ikut sholat,' -yang beliau inginkan (yang sholat) di akhir malam (lebih utama)- karena orang-orang melakukan sholat tarawih di awal malam. Mereka melaknat (mendoakan keburukan) bagi orang kafir pada separuh bulan Ramadhan dengan doa: 'Ya Allah, binasakanlah orang-orang kafir yang menghalangi (manusia) dari jalan-Mu, mendustakan para rasul-Mu dan tidak beriman dengan janji-Mu. Cerai-beraikan persatuan mereka dan timpakanlah rasa takut di hati-hati mereka, serta timpakan siksaan dan adzab-Mu atas mereka, wahai sesembahan yang haq,' kemudian bershalawat kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan berdoa untuk kebaikan kaum muslimin semampunya, kemudian memohon ampunan untuk kaum mukminin".
Kata "kemudian bertakbir dan turun untuk sujud," menunjukkan bahwa qunut dilakukan setelah melakukan rukuk. Hal ini menandakan bahwa tindakan tersebut diperbolehkan karena dilakukan di hadapan para sahabat.
Demikianlah informasi terkait waktu pelaksanaan qunut Tarawih lengkap dengan bacaannya. Semoga membantu, ya!
(edr/urw)