Juru Bicara Pemprov Sulbar Mustari Mula mengungkapkan prevalensi stunting di Sulbar pada 2023 sebesar 30,03 persen. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia 2023 oleh Kementerian Kesehatan, angka ini turun dibandingkan pada 2022 lalu yang sebesar 25,0 persen.
Menurut Mustari, angka penurunan prevalensi stunting ini memang belum terlihat signifikan. Namun, menjadi harapan dan dorongan agar satgas stunting yang telah dibentuk sejak Juni 2023 dapat bergerak lebih masif menyasar setiap kecamatan dan melakukan intervensi keluarga terdampak stunting.
"Sebaran prevalensi stunting ini menjadi tolak ukur atas apa yang sudah kita kerjakan, sehingga sebagaimana harapan Pak Pj Gubernur Sulbar Prof Zudan, satgas harus tetap bergerak," ucap Mustari dalam keterangan tertulis, Rabu (20/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mustari yang juga Kepala Diskominfo Sulbar ini menegaskan persoalan stunting tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi membutuhkan keterlibatan semua pihak termasuk masyarakat. Oleh karena itu, sejak 2024 Pemprov Sulbar kembali mendorong gerakan Ayo ke Posyandu.
"Gerakan Ayo ke Posyandu ini menjadi prioritas Pj Gubernur Sulbar Prof Zudan dengan harapan masyarakat lebih aktif melakukan pemeriksaan kesehatan dan memudahkan dalam melakukan intervensi stunting," jelasnya.
Sementara itu, Pj Gubernur Sulbar Prof. Zudan Arif Fakrulloh berharap kepala OPD, khususnya satgas, melakukan evaluasi atas angka prevalensi yang diperoleh pada tahun 2023. Ia berharap koordinasi antar OPD, baik provinsi maupun kabupaten, dilakukan lebih intensif untuk membahas hal-hal yang perlu dikerjakan oleh Pemprov Sulbar agar dapat terbebas dari stunting.
"Semoga 2024 bisa lebih turun lagi," pungkasnya.