Erdogan Tawarkan Rusia Berunding dengan Ukraina Usai Putin Menang Pilpres

Erdogan Tawarkan Rusia Berunding dengan Ukraina Usai Putin Menang Pilpres

Tim detikNews - detikSulsel
Selasa, 19 Mar 2024 20:30 WIB
Mata uang Turki anjlok ke titik terendah, Presiden Erdogan tetap tak mau naikkan suku bunga karena bertentangan dengan keyakinannya sebagai Muslim
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto: BBC World
Jakarta -

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberikan ucapan selamat kepada Vladimir Putin yang kembali terpilih sebagai Presiden Rusia dengan hasil kemenangan telak. Erdogan mengaku siap menjadi fasilitator antara Rusia dan Ukraina.

Dilansir dari detikNews yang mengutip AFP, ucapan selamat itu disampaikan Erdogan melalui kepresidenan Turki, Senin (18/3/2024) waktu setempat. Ucapan disampaikan melalui sambungan telepon kepada Putin.

"Presiden Erdogan menyatakan keyakinannya bahwa evolusi positif hubungan antara Turki dan Rusia terus berlanjut dan menyatakan bahwa Turki siap memainkan peran fasilitator untuk kembali ke meja perundingan dengan Ukraina," kata kepresidenan Turki dalam keterangannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diketahui, Erdogan bukan pertama kalinya menawarkan menjadi mediator dalam perang tersebut. Usaha itu Erdogan lakukan agar tetap mempertahankan hubungan persahabatan dengan Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Pada awal bulan ini, Erdogan telah bertemu dengan Zelensky di Instanbul. Sementara, pertemuan dengan Putin di Turki sempat dijadwalkan pada bulan Februari sebelum dia membatalkan perjalanan tersebut.

ADVERTISEMENT

Kemenangan Putin di Pilpres Rusia diumumkan pada Minggu (17/3) oleh lembaga survei pemerintah, VTsIOM. Hasil suara memperlihatkan Putin menang telak dengan perolehan suara sebanyak 80%.

Jika kemenangan ini terkonfirmasi, jumlah 80% ini merupakan rekor baru untuk Putin. Tahun 2018 Putin hanya memenangkan suara sebanyak 76,7%.

Hasil survei sebelumnya dirilis setelah penutupan tempat pemungutan suara (TPS) di wilayah paling barat Rusia, Kaliningrad, Minggu (17/3) malam waktu setempat.

Putin telah berkuasa selama hampir seperempat abad dan akan memperpanjang kekuasaannya untuk enam tahun ke depan. Presiden Rusia ini juga akan menjadi pemimpin terlama Rusia mengalahkan Josef Stain.

Sementara, para pengamat internasional dilaporkan tidak memantau pemilu di Rusia.




(asm/ata)

Hide Ads