Doa Sholat Syuruq Sesuai Sunnah serta Ketentuan Waktu Membacanya

Doa Sholat Syuruq Sesuai Sunnah serta Ketentuan Waktu Membacanya

Urwatul Wutsqaa - detikSulsel
Senin, 18 Mar 2024 05:01 WIB
Ilustrasi berdoa
Ilustrasi (Foto: Getty Images/Gogosvm)
Makassar -

Shalat syuruq merupakan salah satu amalan sunnah yang dapat dikerjakan di waktu isyraq (pagi). Dalam pelaksanaannya, terdapat doa khusus yang dapat dapat dipanjatkan ketika mengamalkan sholat sunnah tersebut.

Mengutip dari laman NU Online, secara bahasa isyraq bermakna terbit, sebagaimana dikatakan: 'asyraqas syamsu' yang berarti matahari telah terbit. Dalam fiqih shalat syuruq atau isyraq adalah shalat yang dilakukan di waktu matahari terbit.

Hukum mengerjakan sholat syuruq adalah sunnah. Kesunnahan mengerjakan sholat syuruq diterangkan dalam sebuah hadits, yaitu:

كَانَ إِذَا أَشْرَقَتْ وَارْتَفَعَتْ قَامَ وَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَإِذَا انْبَسَطَتِ الشَّمْسُ وَكَانَتْ فِي رُبُعِ النَّهَارِ مِنْ جَانِبِ الْمَشْرِقِ صَلَّى أَرْبَعًا (رواه الترمذي والنسائي وابن ماجه من حديث علي)

Artinya: "Ketika matahari terbit dan mulai naik (satu atau dua tombak) maka Rasulullah ﷺ berdiri dan shalat dua rakaat; dan ketika matahari mulai menjulang tinggi dari arah timur dalam seperempat siang maka beliau shalat empat rakaat." (HR at-Tirmidzi, an-Nasai dan Ibnu Majah dari hadits Ali t). (Abdurrahman bin Husain al-'Iraqi, al-Mughni 'an Hamlil Asfâr fî Takhrîji Mâ fil Ihyâ' 'anil Akhbâr pada Ihyâ' 'Ulûmiddîn, [Dârul Kutubil Islamiyyah], juz I, h. 197).

ADVERTISEMENT

Lantas, bagaimana bacaan doa sholat syuruq? Simak berikut ini penjelasannya lengkap dengan tata cara dan keutamaannya.

Doa Sholat Syuruq Arab, Latin, dan Artinya

Berikut bacaan doa sholat syuruq yang dapat dibaca:

اَللّهُمَّ يَا نُوْرَ النُّوْرِ بِالطُّوْرِ وَكِتَابٍ مَسْطُوْرٍ فِيْ رِقٍّ مَنْشُوْرٍ وَالبَيْتِ المَعْمُوْرِ، أَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَنِيْ نُوْرًا أَسْتَهْدِيْ بِهِ إِلَيْكَ وَأَدُلُّ بِهِ عَلَيْكَ وَيَصْحَبُنِيْ فِيْ حَيَاتِيْ وَبَعْدَ الْاِنْتِقَالِ مِنْ ظَلاَم مِشْكَاتِيْ، وَأَسْأَلُكَ بِالشَّمْسِ وَضُحَاهَا وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا، أَنْ تَجْعَلَ شَمْسَ مَعْرِفَتِكَ مُشْرِقَةً بِيْ لَا يَحْجُبُهَا غَيْمُ الْأَوْهَامِ وَلَا يَعْتَرِيْهَا كُسُوْفُ قَمَرِ الوَاحِدِيَّةِ عِنْدَ التَّمَامِ، بَلْ أَدِمْ لَهَا الْإِشْرَاقَ وَالظُهُوْرَ عَلَى مَمَرِّ الْأَيَّامِ وَالدُّهُوْرِ. وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللهم اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِإِخْوَاِننَا فِي اللهِ أَحْيَاءً وَأَمْوَاتًا أَجْمَعِيْنَ.

Arab Latin: Allâhumma yâ nûrannûri bit thûr wa kitâbim masthûrin fî riqqim mansyûrin wal baitil ma'mur, as-aluka an tarzuqanî nûran astahdî bihi ilaika wa adullu bihi 'alaika wa yashhabunî fi hayâtî wa ba'dal intiqâli min dhalâmi misykâtî, wa as-aluka bissyamsi wa dhuhâha wa nafsin wa mâ sawwâha, an taj'ala syamsa ma'rifatika musyriqatam bî lâ yahjubuhâ ghaimul auhâmi walâ ya'tarîhâ kusûful qamaril wâhidiyyati 'indat tamâm, bal adim lahâl Isyraqa wad dhuhûra 'alâ mamarril ayyâmi wad duhûr. Wa shallillâhumma 'alâ Sayyidinâ Muhammadin khâtamil anbiyâ-i wal mursalîn. Wal hamdulillâhi rabbil 'âlamîn. Allâhummaghfir lanâ wa liwâlidîna wa li-ikhwâninâ fillâhi ahyâ-an wa amwâtan ajma'în.

Artinya: "Ya Allah, Wahai Cahayanya Cahaya, dengan wasilah bukit Thur dan Kitab yang ditulis pada lembaran yang terbuka, dan dengan wasilah Baitul Ma'mur, aku memohon padamu atas cahaya yang dapat menunjukkanku kepada-Mu. Cahaya yang dapat mengiringi hidupku dan menerangiku setelah berpindah (ke alam lain; bangkit dari kubur) dari kegelapan liang (kubur) ku. Aku meminta kepada-Mu dengan wasilah matahari beserta cahayanya di pagi hari, dan dengan jiwa dan kesempurnaannya, agar Engkau menjadikan matahari ma'rifat kepada-Mu yang seperti matahari cerahnya bersinar menerangiku, tidak tertutup oleh mendung-mendung keraguan, tidak pula terlintasi gerhana pada rembulan kemahaesaan di kala purnama. Tapi jadikanlah padanya selalu bersinar dan selalu tampak, seiring berjalannya hari dan tahun. Berikanlah rahmat ta'dzim Wahai Allah kepada junjungan kami Muhammad, sang pamungkas para nabi dan rasul. Segala Puji hanya milik Allah Tuhan penguasa alam. Ya Allah ampunilah kami, kedua orang tua kami serta kepada saudara-saudara kami seagama seluruhnya, baik yang masih hidup ataupun yang telah meninggal." (Nawawi al-Jawi, Nihâyatuz Zain, halaman 103).

Masih dari sumber yang sama, dijelaskan bahwa doa sholat syuruq ini dibaca setelah selesai mengerjakan amalan tersebut.(1)

Perbedaan Sholat Syuruq dan Sholat Dhuha

Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, sholat syuruq dikerjakan setelah matahari terbit. Lantas, apa bedanya sholat syuruq dan sholat dhuha?

Terkait status shalat syuruq dan sholat dhuha yang kerap dianggap sholat yang sama, para ulama berbeda pendapat. Imam Hakim dalam kitab Al-Mustadrak menyebutkan bahwa shalat syuruq dan shalat dhuha adalah shalat yang sama.

Pendapat ini didasarkan pada hadits yang menyebutkan bahwa shalat pada waktu isyraq disebut juga dengan shalat awwabin, sedangkan shalat awwabin merupakan nama lain dari shalat Dhuha. (Ibnu Hajar Al-Haitami, Fatawa al-Fiqhiyaah al-Kubra, juz 1 hal.188)

Sementara itu, Al-Ghazali mengemukakan pendapat yang berbeda. Al-Ghazali berpendapat bahwa shalat syuruq berbeda dengan shalat Dhuha, dalam arti shalat syuruq adalah kesunnahan tersendiri yang tidak sama dengan kesunnahan shalat Dhuha.

Berpijak pada ulama yang berpendapat bahwa shalat syuruq dan shalat dhuha adalah shalat yang berbeda, maka niat shalat syuruq ini tentunya harus dibedakan dengan shalat Dhuha.

Perbedaan ini juga dapat dilihat dari jumlah rakaat dua sholat sunnah tersebut. Jumlah rakaat shalat syuruq hanya terbatas dua rakaat saja, sehingga saat seseorang telah melaksanakan shalat syuruq dua rakaat, lalu ia menambahkan dua rakaat lagi dengan niat shalat syuruq, maka shalat yang dikerjakan tersebut dihukumi tidak sah. (Syekh Sulaiman al-Jamal, Hasyiyah al-Jamal, juz 4, hal. 311).(2)

Tata Cara Sholat Syuruq

Tata cara sholat syuruq dua rakaat pada umumnya sama dengan shalat sunnah lainnya, perbedaannya hanya terletak pada niatnya. Adapun tata cara sholat syuruq, yaitu:

  1. Mengucapkan niat shalat syuruq atau isyraq berikut ini:

    أُصَلِّيْ سُنَّةَ الإِشْرَاقِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

    Arab Latin: Ushallî sunnatal isyrâq rak'ataini lillâhi ta'âlâ.

    Artinya: "Saya menyengaja shalat sunnah Isyraq dua rakaat karena Allah ta'ala."

  2. Niat di dalam hati bersamaan takbîratul Ihrâm, dan seterusnya.
  3. Setelah al-Fatihah pada rakaat pertama kemudian membaca surat ad-Dhuha, dan seterusnya.
  4. Setelah al-Fatihah pada rakaat kedua kemudian membaca surat as-Syarh, dan seterusnya sampai salam sebagaimana shalat biasa.

Keutamaan Sholat Syuruq

Sholat syuruq termasuk amalan sunnah yang memiliki keutamaan yang luar bisa. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa keutamaan shalat syuruq adalah sebagaimana pahala haji dan umrah yang sempurna.

Keutamaan tersebut dapat diperoleh bila dilakukan dalam rangkaian sholat Subuh secara berjamaah, lalu duduk berdzikir sampai terbit matahari, kemudian baru melakukan shalat syuruq dua rakaat, sebagaimana diriwayatkan:

مَنْ صَلَّى الْفَجْرَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللهَ تَعَالَى حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ، كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ تَامَةٍ تَامَةٍ تَامَةٍ (رواه الترمذي. حسن)

Artinya: "Siapa saja yang shalat subuh secara berjamaah, kemudian duduk dengan berdzikir kepada Allah sampai terbit matahari, kemudian shalat dua rakaat maka ia akan mendapatkan pahala sebagaimana haji dan umrah yang sempurna, sempurna, sempurna." (HR at-Tirmidzi. Hadits Hasan). (Al-'Iraqi, al-Mughni 'an Hamlil Asfâr juz I, halaman 337).(1)

Nah, demikianlah ulasan terkait doa sholat syuruq sesuai sunnah serta ketentuan waktu membacanya. Semoga bermanfaat ya, detikers!

Referensi:

1. NU Online 'Tata Cara Shalat Isyraq: Niat, Waktu, Bacaan, dan Keutamaannya'
2. NU Online 'Perbedaan Shalat Dhuha dan Shalat Isyraq'




(urw/edr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads