- 1. Izinkan Aku Kembali
- 2. Di Bawah Rindang Maghfirahmu
- 3. Ramadhan Dalam Keterbatasan
- 4. Rindu Ramadhan
- 5. Rantai Kebebasan
- 6. Haru Biru
- 7. Bayang-bayang Cinta Ramadhan
- 8. Bila Ramadhan Memanggilmu
- 9. (Ramadhan) Akankah Sampai Waktuku
- 10. Seribu Bulan di Ramadhan
- 11. Bulan Puasa di Kehidupan Kecilku Kala Itu
- 12. Setiap Ramadhan Mengetuk
- 13. Ramadhan Tanpamu
- 14. Dekap Aku dalam Keberkahan mu Ramadhan
- 15. Ramadhan Pertama Tanpamu
- 16. Sebelum Saat Itu Tiba.....
- 17. Pemuda Bersuci Air Langit
- 18. Semoga Kini
- 19. Selamat Bulan Ramadhan
- 20. Ketika Ramadhan Menghampiri
- 21. Aku Rindu
- 22. Cinta Tasbih dan Kurma
- 23. Puisi Sentuhan Malam
Puisi dapat menjadi sarana untuk menyampaikan pesan-pesan kebaikan di bulan Ramadhan. Terdapat sejumlah puisi tentang Ramadhan yang bisa detikers bagikan kepada kerabat maupun di media sosial.
Saat ini umat muslim telah berada di penghujung bulan Syaban. Setelah itu, umat muslim akan beranjak ke bulan berikutnya, yaitu Ramadhan.
Berbagai cara kerap dilakukan masyarakat Indonesia untuk menyambut bulan Ramadhan. Salah satunya dengan berbagi puisi yang berisi ungkapan rasa syukur, kebahagiaan, dan kekaguman terhadap kebesaran Allah SWT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, berikut kumpulan puisi tentang Ramadhan yang dirangkum detikSulsel dari berbagai sumber yang bisa detikers bagikan.
Yuk, disimak!
1. Izinkan Aku Kembali
Oleh: Yusuf
Sebelas bulan berlalu
Dosa dan salah terus berlaku
Tenggelam dalam nikmatnya waktu
Adalah hamba insan berhati batu
Kenapa ku bangga dengan kebohongan
Kenapa ku puas dengan kemunafikan
Kenapa ku menikmati tiap tetes hinaan
Aku sangat tidak pantas
Ya Rabb
Diatas dahsyatnya siksa kemalangan
Izinkan aku masuk mereguk RamadhanMu
Biarkan aku menahan perihnya kesabaran
Kuatkan kakiku menopang shalat-shalat malamMu
Bebaskan aku menikmati manisnya zikirMu
Ceriakan aku dengan gema takbirMu
Ringankanlah jalanku
Tak ada yang kuharap dariMu
Kecuali pintu ampunan atas salahku
Terimalah doaku
Terimalah aku
2. Di Bawah Rindang Maghfirahmu
Oleh: Ririen
Menelungkup..
Di dipan kayu usang nan lapuk Di dipan kayu usang nan lapuk
Tanpa suara..
Menghitung debu- Menghitung debu-debu kotor di langit jiwa debu kotor di langit jiwa
Lalu berteriak memecah debu
Tak juga hancur
Berbisik pun
Takbuat luluh buat luluh
Ah, aku lelah...debu ini terlalu tebal
Hei..lihatlah!
Seonggok diri yang hina
Mementaskan tarian jiwa
Bersimpuh Bersimpuh khusyuk khusyuk
Pada Doa Tobat Pada Doa Tobat
Menangis..
Dada bergetar...
Raungan sesal Raungan sesal menggelegar... menggelegar...
Tarian jiwa makin menggila
Menghentak
Air mata mengalirkan asa
Berharap Arasy~Mu berguncang
Allahu...Allahu..Allahu..
Jeda..
Kupicingkan mata mengintip
Ah..gumpalan debu itu masih melekat Ah..gumpalan debu itu masih melekat di kalbu pekat kalbu pekat
Tapi Engkau masih memberiku Ramadhan
Maka...
Perkenankan aku berteduh
dalam Rindang Maghfiroh- dalam Rindang Maghfiroh-Mu...
Allahu...Allahu..Allahu..
3. Ramadhan Dalam Keterbatasan
Oleh: Teteh Okti
Disini, terlalu mendongak berharap terwujud berbuka berjama'ah,
dimana ada kesempatan melakukan pun bagaikan mendapat durian jatuh.
Seperti punguk merindukan bulan,
tatkala mendamba menaikkan kualitas hubungan dengan Yang Diatas,
manis lantunan pujian menyebut nama Mu,
kenyataan dengan sesama seperti mencari jarum dalam tumpukkan jerami.
Target tilawah penuh, jauh...
Kilat menyambar di tengah terik matahari untuk menuju khatam,
per ayat saja laksana kucing mengincar tikus.
Itikaf setali tiga uang, kembaran angan-angan
dalam detik melahirkan menit yang tumbuh menjadi waktu
diri masih berpeluh dengan najis dan laknat.
Ramadhan datang dan kembali
wanginya hanya mampir di hidung, gempitanya hanya singgah di telinga, tapi
tidak terbukti dalam sikap.
Diri tidak sempurna mencair, meleleh pun bagaikan bunga tidak berputik.
Terpaku dalam kubangan dosa dan salah
jerit jiwa raga sebatas memberontak.
Bangsa, penguasa, atau isi jiwa yang salah?
Tersebut panggung yang aku alami bersama ribuan hati dan jiwa yang serupa
beruntung penduduk bumi khatulistiwa, tinggal niat dan pelaksanaan.
Lapangkan jalan, luaskan kesempatan
disini ribuan hati dan jiwa yang serupa terpenjara pagar tetangga.
Ya Allah!
Aku diantaranya...
4. Rindu Ramadhan
Oleh: Muza
Tak terasa Ramadhan hampir tiba
Terpekur aku dan menangis
Dibawah sajadah yang terbentang
Betapa rindu yang kian mendera
Ketika Ramadhan hampir tiba
Dapatkah aku menggapainya
Menemuimu,menjalankan dengan nikmat
Dengan asa yang ada diraga
Ketika Ramadhan hampir tiba
Sujud ampunan dan syukur yang tak terhingga
Ketika gema dipenjuru dunia
menyambut dengan gembira
Ketika Ramadhan hampir tiba
Ingin rasa nya lebih dekat dengan Mu
Dengan segala kekurangan
Untuk menjemputmu dengan jiwa yang bersih
Ya Rabb beri hamba untuk merasakan
hari hari yang indah didalamnya
Dengan beribadah ,dan mencapai malam lailatul Qadar
Dengan segenap jiwa
5. Rantai Kebebasan
Oleh: Rinda
Tak diam melengkapi ikhtiar
Tak rasa lipatan rindu terobati
Rangkaiannya hampir sempurna
Mendekati sempurna
Asa akan sampai di penghujung
Raga tak pernah sabar menanti
Jiwa melayang untuk merasai kenikmatan
Mimpi pun berpendar menjadi simbol kenyataan
Rantai kebebasan
Menghampiri doa yang sempat tertahan
Menjadikan doa pasti terkabulkan
Rantai kebebasan
Menghampiri mimpi yang segera sampai
Menjadikan cita menjadi kenyataan
Aku lepaskan rantai kebebasan
Untuk lebih banyak meminta padaMu
Untuk lebih banyak memohon padaMu
Untuk lebih banyak mengemis padaMU
Aku lepaskan rantai kebebasan
Untuk membuktikan cinta padaMu
Untuk menunjukkan sayangku padaMu
Untuk menunjukkan kangenku pada wajahMu
Aku lepaskan rantai kebebasan
Untuk senantiasa duduk disampingMu
Untuk mendayu bersama syairMu
Untuk menjadi penyair sejatiMu
Untuk menjadi pendoa abadiMu
Dan Aku lepaskan rantai kebebasanku
Sebebas do'a yang akan kusampaikan
Sebebas angin yang akan membawa pergi
Sebebas kekhusyu'an yang pernah diajarkan
Sebebas yang aku mau dan aku inginkan
Dan aku lepaskan rantai kebebasanku
Sebebas yang aku butuhkan
Agar aku kembali bebas untuk mencintaiMu
MencintaiMu, diantara degupan yang hampir tak pernah tenang
Agar aku kembali bebas untuk mencintaiMu
Diwaktu lain, yang berbeda dari kali ini duhai Ramadhan dan i'tikaf
6. Haru Biru
Oleh: Ummu Aisyah
Haru biru aku...
Merasuk hatiku
Menatapmu
Menyambut kehadiranmu
Haru biru aku...
Menghinggapiku
Karna rindu
Tuk bersua dengan mu
Haru biru aku...
Menyelimutiku
Merangkai pengabdian
Disetiap detikmu
Haru biru aku...
Menyesakkanku
Mengharap Ilahi
Ridhoi amalku
Haru biru aku...
Menggelayutiku
Berlari dan tertatih
Gapai kemuliaanmu
Haru biru aku...
Padamu ramadhan
Yang punya kemuliaan
Melebihi seribu bulan
7. Bayang-bayang Cinta Ramadhan
Oleh: Hidayatullah
Saat nafas ini masih menghembus
Ku ingat akan kedatanganmu
Aku sapa engkau
Dengan kelembutan kerinduanku
Padamu
Kini penantian itu kian dekat
Meski engkau tak melihat
Siapa yang menyapamu
Hamba-hamba itu memendam rindu
Rajab kemarin tlah berlalu
Berpesan akan
Perjumpaanmu
Padaku yang kasmaran dengan rindumu
Sya'ban telah memulai
Dalam amal dan latihan
Sambil berharap
Itulah awal persiapanku
Menyambut kehangatanmu
Perjumpaan itu semakin dekat
Namun rasa was-was dan khawatir
Tiap waktu bergelayut dalam
bayang-bayang rindu itu
Ku tak tau
Akankah Dia ridho dengan niat
Hamba-Nya ini
Yang tuk ke sekian kali
Bersimpuh dalam doa
Kini penantian itu terus dibayang-bayangi
Oleh aura bertemu denganmu
Dan kematian yang akan memupus
Di persimpangan jalan
Apapun yang terjadi
Diri ini ikhlas, ridho dan penuh kepasrahan
Semoga Dia tetap menerima niatku
Untuk beramal dan bersua denganmu
Dalam ridho dan kasih-Mu
Oh Ramadhanku...
8. Bila Ramadhan Memanggilmu
Oleh: Biru
Bila ramadhan memanggilmu....
Mengetuk pintu hidupmu
Sambut ia sepenuh rindu
Dekap ia sepenuh cinta
Dan biarkan jemari indahnya
Merengkuhmu dalam istana ampunan Nya
Bila ramadhan memanggilmu...
Sambutlah ia seumpama tamu istimewa
Kenanglah kelopak hari - hari
Yang tlah luruh berguguran
Kenanglah seumpama pertanda
Bagi engkau sang penerus perjalanan
Bersiap menjemput giliran
Bila tak lagi kau jumpai ia
Ramadhan di tahun depan...
Bila ramadhan memanggilmu....
Bersihkan hati dari segala dengki
Sucikan jiwa dari segala prasangka
Bersihkan raga dari segala dosa
Bila ramadhan memanggilmu...
Berlarilah menjemput panggilan Nya....
9. (Ramadhan) Akankah Sampai Waktuku
Oleh: Eka Natassa
Akankah sampai waktuku
Aku menantikan detik demi detik berlalu
Akankah sampai disana waktuku
Bertemu dengan bulan yang kurindu
Menggauli malam dengan taffakur dan tawadhu'
Mengenang kenangan yang tlah terlewatkan,
Waktu yang terbuang,
Kesia-siaan yang pernah dilakukan,
Kesalahan,
Kelupaan,
Kehinaan seorang makhluk yang hanya bisa meminta
Memohon akan petunjuk-Nya,
Menghiba agar diampuni-Nya dosa kita...
Astaghfirullah al adzim...
Dari Allah-lah datangnya titik air mata
Kecintaanku membuncah pada yang kupuja
Kerinduanku meradang pada bulan yang Dia rahmatkan...
Keharuan akan kebesaran-Nya
Dalam melipat gandakan pahala kebaikan kita,
Khusus untuk umat-Nya yang beriman
Subhanallah...
Ramadhan
Akankah sampai aku di waktuku
Bertemu denganmu
Mengharapkan.... limpahan rahmat,
Pintu yang terbuka lebar untuk bertobat,
Aku dan dosaku menunggu
kedatanganmu
Ramadhan...
10. Seribu Bulan di Ramadhan
Oleh: Alya Zhaafirah Husni
Waktu yang kupunya kian berlompatan
Mengusik ketenangan dan denyut nadi
Saat kutatap lembaran bulan
"Oh, sudah tiba lagi"
Terperanjatku dalam perjalanan hidup
Masih tersisa jejak masa lalu
Hidup penuh limpahan dosa
Tangis saja tak mampu menebusnya
"Kau masih jauh dari ampunan"
Hati kecilku menghakimi
Ya Alloh...
Ramadhan-Mu kembali menegurku
"Raih dan Kejarlah Maghfiroh-Nya!"
Ya Alloh...
Kau beri aku ramadhan di negeri asing ini
Namun getar bahagia menanti seribu bulan-Mu
Lekat dalam pengharapanku
Jalan tuk merasai ampunan-Mu
11. Bulan Puasa di Kehidupan Kecilku Kala Itu
Oleh: Awaluddin
Begitulah, seperti hari itu ibu berkata padaku
Dini hari, awal bulan yang pertama
Aku masih lelap dan masih kecil di kehidupan kala itu
"Bangunlah anakku...Bangun untuk latihan pertamamu mencintai Tuhan..."
Demikian ia berkata sembari mengguncang bahuku lembut
Aku terjaga dan menatapnya nanap masih diaduk kantuk
Satu tarikan nafas dan kulihat ia tersenyum sumringah
seperti bidadari Turun ke Bumi menyusuri cakrawala dan hanya tertuju menghampiriku
"Berat nian bagimu saat ini anakku sayang"
"Tapi...kelak kau akan mencintainya dan menunggunya sebagaimana kekasih yang
hilang"
Ia menggandeng lenganku dari pembaringan dan menuntun kepada ketaatan agama
Begitulah Ya Ahad, yaaa Rahman..
Kelak hari itu adalah pagi bening lembab yang terindah di sepanjang musim
Yang Engkau ciptakan dari semesta musim di tengah firdaus
Sebab itulah pagi hari pertama aku belajar mencintai diri-MU duhai yang maha Rahim
Pagi kecilku menanam benih kenikmatan merindu Iman
Aku turut titah-MU agar sehari menahan diri dari gundah hawa nafsu
Meski tubuh kecilku kadang goyah tapi aku kuatkan hingga kini aku mampu
Dan mudah-mudahan kuat kelak kekal hingga nafas sisa sejengkal
Saumku yang pertama
Dan ibuku benar aku menunggu sepanjang tahun hingga kini
berharap bersua serta menunggu dengan debar harap setiap tahun berikutnya
Laksana menunggu kekasih yang hilang di simpang tiga titian
Tak berharap indahnya surga atau karena takut liuk api neraka
Aku hanya ingin mencintai-Mu
Maka dengarkan dendang doaku ya rob "
.."Nawaitu saumaghodin an adai fardhu ramadhan hazihi sanati lillahi taala"
( sengaja aku berpuasa esok hari untuk menunaikan fhardu ramadhan tahun ini karena
Allah)
12. Setiap Ramadhan Mengetuk
Oleh: Tiar Rahman
Ketika tamu agung itu datang, ia mencoba mengetuk
Mencari tahu, apa yang akan dilakukan manusia
Ketika ia menghampiri
Setiap Ramadhan mengetuk
Ibu-ibu sibuk menyiapkan menu untuk sebulan untuk sahur dan berbuka puasa
Bapak-bapak sibuk menyiapkan dana dan lebaran dimana
Anak-anak sibuk menghitung upah puasa
Remaja-remaja sibuk bertanya mau tarawih bareng siapa
Kantor-kantor sibuk menyelenggarakan ceramah dan buka puasa bersama
Tukang baju dan mal-mal sibuk menjerat calon pelanggannya
Sementara di bagian lain di sana
Walau bukan bulan puasa
Tak tahu hari ini dan besok akan makan apa
Berpakaian seadanya
Mereka yang miskin papa
Setiap Ramadhan mengetuk
Televisi berlomba-lomba menyiarkan sinetron-sinetron picisan
Yang mereka sebut islami
Tapi tidak pernah nyar-'i
Tidak pula membumi
Menayangkan seribu kuis katanya untuk bagi-bagi rezeki
Bertabur artis-artis cantik dan seksi
Mengajak mengirim sms sebanyak-banyaknya setiap hari
Layaknya berjudi.
Setiap Ramadhan mengetuk
Masjid-masjid kembali ramai dikunjungi
Orang-orang berlomba berjilbab, bersorban dan berpeci.
Masjid yang dulu sepi
Ramai di awal, kemudian kembali menjadi sepi
Tilawah terdengar di seantero negeri
Dari rumah-rumah, mushola-mushola, masjid-masjid yang berdiri
Semoga itu bukan hanya sekedar bunyi
Tanpa kesan tanpa arti
Tanpa bukti
Padahal...
Setiap Ramadhan mengetuk
Yang diketuknya adalah pintu hati
Agar insan mencari hakikat diri
Agar bisa berkaca pada nurani
Agar lebih perduli untuk berbagi
Agar menjadi mu'min sejati
Kali ini..
Ramadhan akan mengetuk kembali
Apakah kita akan menjadikannya berarti
Ataukah ia akan berlalu seperti Ramadhan-ramadhan yang dulu lagi
13. Ramadhan Tanpamu
Oleh: Fadwa Farihatul
Dua kali Ramadhan sepi tanpamu
Tak kudengar suaramu memanggil untuk sahur dan berbuka
Sepi hampa tanpa kehadiranmu..
Tak pernah aku merasa...
Dua kali Ramadhan aku mulai belajar
Bagaimana membangunkan dan menyiapkan untuk sahur maupun berbuka
Entah apa yang bisa kulakukan tanpamu..
Semua tampak berat..
Maaf aku selalu meremehkanmu..
Tidak pernah membantumu untuk menyiapkan semuanya
Engkau tidak pernah mengeluh
Engkau ikhlas melakukannya karena Allah semata
Tak lupa aku selalu mendoakanmu ibu..
Semoga engkau tenang berada disisinya..
Walau jasadmu tak bersama kami..
Tapi aku yakin engkau akan selalu ada di hati kami..
We always love you mom...miss u so much..
14. Dekap Aku dalam Keberkahan mu Ramadhan
Oleh: Djaelani
Ada yang tertinggal di hati
Dalam sebelas bulan ini
Banyak peristiwa ku lalui
Banyak suka dihadapi
Banyak duka membawa tangis dihati
Kini aku diambang pintumu
Penuh harap akan keistimewaan mu
Ya Ramadhan...
Dekaplah diriku dalam Rahmat -Mu ya Allah
Dalam sepuluh pertama Ramadhan-Mu
Kasih sayang Mu Ya Allah...dambaan setiap insan
Dalam kasih sayangMu ku sering berbuat dosa
Lupa dan khilaf senantiasa bersama diri yang lemah ini
Apakah tobatku telah Engkau terima
Penyesalanku telah engkau maklumi
Kekhawatiran senantiasa menggayut di dada
Akan adanya balasan setiap dosa
Di malam sepuluh pertamamu ya Ramadhan
Disanalah ku berharap rahmat Mu ya Allah
Sepuluh hari keduamu pun datang
Engkaulah Maha pemberi ampun,
Kedua tangan ke angkat tinggi-tinggi
Berdoa dengan sekeras hati
Kemauan yang terpatri
Agar diri ini
Ada dalam dekapan Ampunan-Mu..Ya Allah.
Sebelas bulan kemarin banyak kelakuan buruk
Banyak lidah yang tak terkontrol
Banyak manusia tersinggung kerenanya
Ku coba datangi para manusia
Yang pernah ku ajak bicara
Ku sambut Ramadhan dengan mohon ke ikhlasan pada sesama
Kini akupun datang memohon Ampunan-Mu
Bersihkanlah hati yang kotor ini ya Alah
Dalam sepuluh kedua Ramadhan Mu yang penuh Maghfiroh-Mu.
Hati mulai gelisah
Hari-harimu akan segera berakhir
Tak ada lagi ibadah yang berlipat penuh dengan ganjaran
Tak ada lagi hari penuh keistimewaan
Dua puluh hari kemarin ke coba ...
Bersihkan diri
Dengan segala kemampuan dan keterbatasan
Mencoba menjalani kehidupan berlandaskan
Syariat yang Nabi-Mu contohkan.
Apakah Ibadahku akan Engkau terima ?
Akankah amalanku akan berbuah Pahala ?
Akankah aku berhak memasuki Surga ?
Ya Allah
Dada ini semakin terasa sesak
Terbayang dimata akan pedihnya siksa Mu
Manusia bergelimang Dosa
Di Akherat-Mu akan bergelimang Airmata
Bahkan tak sempat menangis
Karena pedihnya hasil kemaksiatan manusia di dunia
Ya..Allah
Jauhkanlah Hamba dari siksa NerakaMu
Ya Allah
Dapatkan kuraih itu dalam sepuluh terakhir Ramadhan-Mu ya Allah
Ya Allah
Aku tahu Ramadhan-Mu penuh berkah
Ramadhan-Mu... sarana hamba dalam meraih Surga
Ya Ramadhan dekaplah hamba dengan keberkahanmu.
Dekaplah hamba dalam ampunanMu Ya Allah
Jauhkanlah hamba dari siksa neraka-Mu Ya Allah
Ya Allah Panjangkanlah Umur hamba
Berilah hamba kesempatan
Untuk menambah bekal perjalanan
Dalam hidup penuh keabadian
Ya..Allah
Ramadhan akan menjelang
Hari terasa begitu gembira
Akan hadirnya bulan kemuliaan
Kegembiraan itu
Sering berganti kecemasan
Dosa dan dosa yang ku buat selama ini
Takut menjadi penghalang
'Tuk berjumpa dengan mu ya Ramadhan
Ketika ku kepembaringan
Cemasku pun semakin menjadi-jadi
Apakah besok aku masih bisa melihat Mentari lagi?
15. Ramadhan Pertama Tanpamu
Oleh: Intan
Marhaban ya Ramadhan
Ramadhan, bulan penuh ampunan
Di dalamnya ada Lailatur Qadar, malam seribu bulan
Ramadhan, ya ramadhan
Dengan segenap kerinduan kunanti kedatanganmu
Kali ini kan ku jelang Ramadhan pertama tanpamu
Mengenang sahur di masa kecilku
Pada saat latihan puasa pertamaku
Dengan kelembutanmu kau bangunkan aku
Kau suapi aku yang duduk dipangkuanmu
Betapi indahnya, tapi semuanya sudah berlalu
Kuharus melalui Ramadhan kali ini dengan tegar
Bisikku dengan bibir bergetar
Sambil menikmati cahaya bintang yang berpendar
Kuingat Ramadhan tahun lalu
Kau jalani ibadah dengan khusyu'
Dengan kondisi yang lemah tanpa mengeluh
Alhamdulillah kau tetap bisa berpuasa sebulan penuh
Sebulan penuh kamu isi dengan ibadah
Selalu menjalankan shalat sunnah
Dengan tertatih-tatih, tiap malam kamu ke Mushalla
Untuk menjalankan shalat tarawih bersama
Kau sempurnakan Ramadhanmu dengan 6 hari puasa sunnah
Kupanjatkan doa untukmu di Surga
Dan semoga kubisa menjalani Ramadhan ini dengan sukacita
Dalam sebulan penuh dengan Ibadah dan doa
16. Sebelum Saat Itu Tiba.....
Oleh Abang Kalash
Entah mengapa
Perasaanku mengatakan dia kini semakin dekat
Sungguh membuatku takut
Membuatku cemas
Membuatku pasrah
Hari hari rasa itu semakin berkuat
Namun.....
Sebelum saat itu tiba
Ingin kupastikan hidupku tidak sia-sia
Harus ku hitung apa yang telah kuperbuat
Harus kutanyakan apa yang telah kuperbuat
Sebelum dia benar-benar datang
Harus kutanyakan pada diriku apa yang bisa kuperbuat
Apa yang bisa kuperbuat ??
Please........
Aku ingin berbuat
Apa saja yang penting berbuat yang bermanfaat
Please, give me a chance,,,,please
Aku tidak mau hidupku berakhir tanpa kesan
Aku mau hidupku berarti
Izinkanlah aku Ya Allaaaaaaaaaaaah.......................
Izinkah aku mengisi sisa hidup ini agar lebih berarti bagi semua dan
Izinkanlah aku mereguk ramadhanMu
Walau hanya sekali ini saja
Namun bila waktuku tak sampai
Ampunkanlah aku
17. Pemuda Bersuci Air Langit
Oleh: Yudi
Takbir bergema, bertalu menembus langit
Shalawat dan salam menyumbat kilat
Batas-batas Arasy terluluhkan
Gerhana iman menyelimuti kerinduan
Duhai Pemilik ramadhan
Duhai engkau Yang Maha Santun
Seluruh alam bertilawah dalam ketulusan
Masih aku disini, tak mampu mengangkat tangan
Malu...
Aku sungguh-sungguh malu
Burung yang berkicauan lebih baik imannya
Tengadah tangan dan muka, masih aku berdosa
Wahai Tuhanku...
Rembulan jatuh dipelataranMU
Bintang tertidur dalam belaianMU
Aku yang berdosa tak punya hati
Termenung sendiri menunggu mati
Adakah ampunan langit atasku?
Pendosa yang lemah tanpa jalan
Mengejar maqfirah dalam maut menunggu
Jika bukan Ramadhan, apalah arti bulan.
Duhai Kekasihku...
Aku ingin dipeluk olehMU
Duhai Junjunganku...
Sisakanlah untukku satu ruang sayangMU
Untukku yang mendamba cintaMU
Aku yang hina, Engkaulah yang Maha Suci
Jika bukan atasMU
Kemana lagi Ramadhan ini akan ku cari
Jika bukan padaMU
Apalah aku yang tak pernah bisa terampuni
18. Semoga Kini
Oleh: Henny
Ya Robbi, telah berkali Ramadhan kujalani
Merangkak bersama usia
Tertatih ku meraih cahayaMu
Kenapa hampa ?
Sungguh
Telah begitu hina hamba
Tak pernah mencoba sedikit lebih
Berusaha
Memahami cara, mengilmui makna
Bulan suciMu yang utama
Alangkah besar janji dan kesempatan yang sesungguhnya Kau buka
Ampunan bagi dosa sebelumnya
Semuanya
Dengan langkah yang benar di bulan nan istimewa
Seharusnya indah
Kebersamaan yang tiba
Bersiap jiwa dan raga untukMu
Sebelum fajar memeluk
Seharusnya hikmad
Segenap hamba seakan mabuk
Dalam cinta bagiMu
Niat tulus berlaku lurus
Menahan segala goda
Yang lihai
Menjemput
Nikmat tak ternilai
Ketika surya keperaduan
Mencumbu malam
Malam nan panjang
Dapatkah ku cukupkan tarawih
Dapatkah
Ku lafalkan kalamMu
Berulang
Ku sebut asmaMu
Tenang
Di setiap hela nafasku
Setiap denyut
Jantungku
Seandainya
Waktu masih ada
Izinkan hamba ya Rahman
Melangkah yakin dalam tuntunan
Yang dulu tak pernah
Benar-benar kucoba
Untuk pahami
Allah
Terimalah sujud dan niat hamba
Untuk dapat menjadi lebih baik
MencintaiMu
Dengan sesungguhnya
Ramadhan ini
Selamanya Kekasih
19. Selamat Bulan Ramadhan
Oleh: Masayu Sechmaida
Mati bulan pada lini
Hilal bersimpul, tersenyum mentari
Terbuka pintu bulan pahala suci
Cahaya mulia menyambangi hari
Langkah pertama menjejak hati
Ikhlas menjalani perintah Ilahi
Berpuasa sepenuh bulat bulan
Dengan cobaan menuju kemenangan
Menumpas nafsu nan meraja
Menahan lapar dahaga mendera
Seluas samudra kesabaran teruji
Lisan terjaga dari perkataan keji
Jiwa raga pancarkan kasih nurani
Pijarkan putih cahaya ruhani
Membaur sinar kemuliaan bulan pahala
Menyentuh hangat insan beriman
Titian bulan pahala terbentang kemuliaan
Semangatlah menapaki dengan ketaqwaan
Hingga final menggapai kemenangan
Selamat menjalani ibadah Ramadhan
20. Ketika Ramadhan Menghampiri
Oleh: Noviyanti
Syaban akan berganti
Ramadhan kini dinanti
Bulan suci dambaan hati
Bagi setiap insan yang menanti
Selalu Kudapati wajahmu
Dalam lelap tidurku Menjelang Ramadhan tiba
Engkau datang
Walau sekilas dan hanya tersenyum padaku
Kali ini
Kulihat bayangmu
Seperti biasa
Menjelang Ramadhan tiba
Tapi kali ini
Kau tersenyum padaku tak seperti biasanya
Kali ini
Senyummu begitu indah
Dengan cahaya yang memancar di wajahmu
Kau tersenyum padaku juga padanya
Yang sebenamya baru aku temui beberapa waktu ini
Menjelang Ramadhan
Engkau hadir walau hanya dalam mimpi
Menghapus rinduku
Yang sebenarnya nanti Akan tumbuh kembali.
Ibu semoga doa-doaku bisa melapangkan barzahmu.
21. Aku Rindu
Oleh: Marya Ti
Senja berganti petang
Dan malam bertabur bintang-bintang
Tiba-tiba ada rindu
Merasuk kalbu
Rindu ku padamu
Hampir setahun tak bertemu
Sering ku bertanya
Dan penuh harap di dada
Apakah esok masih ada waktu
Untukku bertemu denganmu
Doa selalu ku panjatkan
Harap selalu kudambakan
Bertemu denganmu bulan
Bulan dari seribu bulan
Ya, aku rindu Ramadhan
Bulan penuh ampunan
Dimana doa-doa dikabulkan
Dan pintu surga dibukakan
Semoga masih ada kesempatan
Semoga masih ada kekuatan
Menikmati indah hari-harimu
Menuju ampunan dan barokahmu
22. Cinta Tasbih dan Kurma
Oleh: Cempaka Sari
Kerinduan mengundang debar
Detak jantung kian bergetar dalam sedar tak sedar
Kau hampiriku dengan khabar
Terujaku menantimu
Kadang bimbang rasa hatiku
Andai tak sempat bertemu
Kiranya aku pergi dulu
Pada Allah aku bermohon
Semoga usiaku masih bersambung
Ingin bertemumu di bulan agung
Kerinduan ku tinggi menggunung
Cinta tasbih dan kurma
Lafaz zikir suburkan jiwa
Lupa sejenak lapar dan dahaga
Meraihmu Ramadhan tercinta
23. Puisi Sentuhan Malam
Oleh: Siamir Marulafau
Hanya meneteskan air mata beku
Di keheningan malam Ramadhan terbentang
Di kala malaikat turun dari Arasy-Nya
Daun-daun bertasbih...
Pohon-pohon bertumbangan
Air laut berubah jadi tawar
Lara tersanjung dengan aroma-Mu
Sampai fajar menanti mat-Mu
Mengukir dosa-dosa terampunkan
Di sisi-Mu berzikir selalu
Menggapai mahligai berbintang emas
Itulah sejumlah puisi tentang Ramadhan yang bisa detikers bagikan di media sosial ataupun menjadi inspirasi untuk membuat puisi sendiri. Semoga membantu, ya!
(edr/alk)