Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan.
Polisi mendalami kasus bunuh diri yang dilakukan mahasiswi inisial GR (19) di Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara (Sulut) gegara diduga menjadi selingkuhan suami orang. Korban diketahui pernah tertangkap basah ketahuan selingkuh.
"Memang ada peristiwa seperti itu (korban tertangkap basah selingkuh)," kata Kasatreskrim Polres Boltim AKP Denny Tampenawas, Kamis (7/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tampenawas menyebut, korban sempat dianiaya saat kepergok oleh istri dari suami yang jadi selingkuhannya. Namun Tampenawas enggan langsung menyimpulkan penganiayaan itu turut menjadi penyebab korban meninggal.
"Cuman kan yang jadi pokok persoalan apakah ada peristiwa penganiayaan saat ditemukan anak ini dengan lelaki itu, makanya kita mengacu pada hasil autopsi dan keterangan saksi-saksi pada saat itu kan, untuk pembuktiannya," ujar Tampenawas.
Dia menuturkan informasi yang beredar adanya penganiayaan tersebut akan terkonfirmasi dengan hasil autopsi. Tampenawas menilai jika penganiayaan itu benar maka akan ada catatan dari hasil autopsi adanya tanda-tanda kekerasan.
"Apakah misalnya, betul itu benar terjadi penganiayaan, apakah penganiayaan itu bisa mengakibatkan meninggal nda (atau tidak) terhadap korban. Tapi untuk fakta yang kami temukan sementara, bahwa tidak terjadi peristiwa penganiayaan 1 hari sebelum terjadi bunuh diri," terangnya.
Tampenawas menegaskan, sejauh ini tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan yang dialami korban melalui hasil pemeriksaan awal di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Ratatotok Buyat. Namun untuk hasil lebih mendalam akan menunggu hasil autopsi terlebih dahulu.
"Karena pemeriksaan awal di Ratatotok, dokter tidak menemukan tanda-tanda kekerasan. Nanti secara resmi juga, pada saat autopsi, hasil autopsi akan menjawab itu semua," tegasnya.
"Masih proses penyelidikan, Polres belum bisa mengambil kesimpulan apakah karena keracunan atau ada penyebab lain. Karena hasil sampai sekarang belum diketahui, hasil autopsi dan segala macam," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang mahasiswi berinisial GR (19) di Boltim, Sulut, nekat mengakhiri hidupnya dengan memakan buah segar yang sudah dicampuri bahan kimia jenis sianida. Korban nekat mengakhiri hidupnya di rumahnya di Desa Buyat Selatan, Kecamatan Kotabunan, Boltim, pada Selasa (5/3).
"Kita menunggu hasil autopsi, tapi dugaan seperti itu (meninggal karena sianida). Karena di TKP juga ditemukan ada bahan-bahan dicurigai itu sianida. Penyebab bunuh diri masih didalami, apakah sakit hati seperti apa, yang pasti masih dalam pendalaman," ujar Kasatreskrim Polres Boltim AKP Denny Tampenawas, Kamis (7/3).
(ata/ata)