Puasa Nisfu Syaban adalah salah satu amalan sunnah yang dianjurkan dilaksanakan pada tanggal 15 bulan Syaban. Namun, bolehkah puasa setelah Nisfu Syaban?
Melansir NU Online, Nisfu Syaban adalah hari pertengahan bulan Syaban, yakni pada tanggal 15. Hari tersebut diyakini memiliki sejumlah keutamaan yang luar biasa.
Adapun anjuran untuk melaksanakan puasa Nisfu Syaban diterangkan dalam hadits Rasulullah SAW,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari Ali bin Abi Thalib, Rasulullah bersabda: "Apabila sampai pada malam nisfu Sya'ban, maka shalatlah pada malam harinya dan berpuasalah pada siang harinya..." (HR Imam Ibnu Majah dalam Kitab Sunannya hadits No: 1378)
Lantas, bagaimana hukumnya berpuasa setelah Nisfu Syaban? Berikut penjelasan selengkapnya.
Bolehkah Puasa Setelah Nisfu Syaban
Terkait kebolehan puasa setelah Nisfu Syaban atau setelah tanggal 15 Syaban, terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ulama. Sebagian ulama melarangnya namun sebagian lainnya membolehkannya.
Ulama yang Mengharamkan
Syekh Wahbab al-Zuhaili dalam Fiqhul Islami wa Adillatuhu menjelaskan,
قال الشافعية: يحرم صوم النصف الأخير من شعبان الذي منه يوم الشك، إلا لورد بأن اعتاد صوم الدهر أو صوم يوم وفطر يوم أو صوم يوم معين كالا ثنين فصادف ما بعد النصف أو نذر مستقر في ذمته أو قضاء لنفل أو فرض، أو كفارة، أو وصل صوم ما بعد النصف بما قبله ولو بيوم النص. ودليلهم حديث: إذا انتصف شعبان فلا تصوموا، ولم يأخذبه الحنابلة وغيرهم لضعف الحديث في رأي أحمد
Artinya: Ulama mazhab Syafii mengatakan, puasa setelah nisfu Sya'ban diharamkan karena termasuk hari syak, kecuali ada sebab tertentu, seperti orang yang sudah terbiasa melakukan puasa dahar, puasa Daud, puasa Senin-Kamis, puasa nadzar, puasa qadha, baik wajib ataupun sunah, puasa kafarah, dan melakukan puasa setelah nisfu Sya'ban dengan syarat sudah puasa sebelumnya, meskipun satu hari nisfu Sya'ban. Dalil mereka adalah hadits: Apabila telah melewati nisfu Sya'ban janganlah kalian puasa. Hadits ini tidak digunakan oleh ulama mazhab Hanbali dan selainnya karena menurut Imam Ahmad dhaif.
Para ulama melarang melaksanakan puasa setelah Nisfu Syaban lantaran hari itu dianggap sebagai hari syak (ragu). Maksudnya, karena setelah Nisfu Syaban sebentar lagi masuk bulan Ramadhan, maka dikhawatirkan orang yang mengerjakan puasa setelah Nisfu Syaban tidak sadar kalau sudah masuk bulan Ramadhan padahal dirinya masih berpuasa sunnah Syaban.
Ada pula ulama yang mengatakan puasa setelah Nisfu Syaban dilarang agar kita bisa mempersiapkan tenaga dan kekuatan untuk memasuki bulan suci Ramadhan.
Ulama yang Membolehkan
Sementara menurut ulama lainnya, khususnya selain ulama mazhab Syafii, hadits di atas dianggap lemah karena ada perawi hadits yang bermasalah. Sehingga mereka tidak melarang puasa setelah Nisfu Syaban selama mengetahui kapan masuknya awal Ramadhan.
Ibnu Hajar al-'Asqalani dalam Fathul Bari menyatakan:
وقال جمهور العلماء يجوز الصوم تطوعا بعد النصف من شعبان وضعفوا الحديث الوارد فيه وقال أحمد وبن معين إنه منكر
Artinya: Mayoritas ulama membolehkan puasa sunnah setelah nishfu Sya'ban dan mereka melemahkan hadits larangan puasa setelah nishfu Syaban. Imam Ahmad dan Ibnu Ma'in mengatakan hadis tersebut munkar.
Kesepakatan Ulama: Boleh Puasa Bagi Orang yang Terbiasa
Meskipun terdapat perbedaan pendapat dari para ulama terkait hukum puasa pada setelah tanggal 15 Syaban, namun para ulama sepakat bahwa boleh berpuasa bagi orang yang sudah terbiasa melakukan puasa sunnah sebelumnya.
Artinya jika detikers rutin menjalankan puasa seperti Senin-Kamis, puasa Daud, puasa Ayyamul Bidh dan sebagainya, maka boleh-boleh saja menjalankah puasa di akhir bulan Syaban.
Bagaimana Jika Ingin Qadha Puasa?
Lantas, bagaimana hukumnya jika seseorang ingin mengerjakan puasa qadha untuk mengganti utang puasa Ramadhan yang belum terbayar? Bolehkah berpuasa qadha di akhir bulan Syaban?
Dikutip dari laman Majelis Ulama Indonesia (MUI), terdapat 3 kondisi di mana seseorang diperbolehkan berpuasa pada akhir bulan Syaban.
Pertama, Puasa di akhir bulan Syaban dibarengi dengan puasa di hari sebelumnya. Misalnya jika seseorang telah berpuasa pada tanggal 15 Syaban, kemudian lanjut berpuasa tanggal 16, 17 hingga tanggal 28, maka hal itu diperbolehkan. Kecuali puasa pada tanggal 29 atau 30 Syaban maka tidak dianjurkan untuk berpuasa karena termasuk ke dalam hari syak (keraguan).
Kedua, Puasa di akhir bulan Syaban diperbolehkan bagi orang yang sudah terbiasa puasa sunnah. Jika puasa di akhir bulan Syaban sesuai dengan jadwal puasa sunnah yang rutin dilakukan sebelumnya, seperti puasa Senin-Kamis, maka hal itu diperbolehkan.
Ketiga, khusus untuk puasa nadzar, qadha, atau kafarat, yang merupakan puasa wajib, maka boleh untuk berpuasa di akhir bulan Syaban tersebut. Terlebih jika puasa tersebut adalah puasa qhada untuk mengganti utang puasa Ramadan, sementara waktu yang tersisa tinggal sedikit, maka larangan puasa tidak berlaku. (Abu Bakar Syatha ad-Dimiyati, I'anatut Thalibib, juz 2, hlm. 309)
Nah, demikianlah penjelasan tentang bolehkah berpuasa setelah Nisfu Syaban. Semoga menjawab ya, detikers!
(edr/urw)