Drama di TPS Makassar gegara Logistik Bermasalah

Drama di TPS Makassar gegara Logistik Bermasalah

Sahrul Alim - detikSulsel
Jumat, 16 Feb 2024 09:30 WIB
KPPS di TPS 18, Kelurahan Tidung, Makassar masih menghitung surat suara.
Foto: KPPS di TPS 18, Kelurahan Tidung, Makassar masih menghitung surat suara. (Sahrul Alim/detikSulsel)
Makassar -

Sejumlah drama terjadi di tempat pemungutan suara (TPS) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), lantaran logistik Pemilu 2024 bermasalah. Ada TPS yang telat 5 jam memulai pencoblosan hingga masih melakukan perhitungan suara keesokan harinya.

Kondisi itu terjadi di beberapa TPS. Seperti di TPS 09, Kelurahan Manuruki, Kecamatan Tamalate, pencoblosan telat hingga 5 jam karena ada surat suara yang tertukar dengan daerah pilihan (dapil) lain.

"Sekitar jam 12 baru dibuka (pencoblosan)," kata Anggota KPPS 09 Manuruki Arhy Asrar saat ditemui detikSulsel di lokasi, Rabu (14/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keterlambatan itu disebabkan adanya kekeliruan dalam penyaluran surat suara di TPS-nya. Surat suara dari dapil 1 justru tersalurkan ke TPS-nya yang seharusnya dapil 5.

Sekadar diketahui, dapil 1 Makassar meliputi 3 kecamatan yakni Kecamatan Makassar, Ujung Pandang, dan Rapoocini. Sementara dapil 5 meliputi Kecamatan Mariso, Mamajang, dan Tamalate.

ADVERTISEMENT

"Ada logistiknya sejak pagi tetapi tertukar, dapil 5 sini, tertukar dengan dapil 1. Nanti datang (surat suara dapil 5) jam 12.00 Wita," terangnya.

KPPS Hitung Manual Surat Suara Pakai Kertas HVS

Petugas KPPS di TPS 18, Kelurahan Tidung, Kecamatan Rappocini, mencatat hasil perhitungan suara Pemilu 2024 di kertas HVS. Hal itu dilakukan karena formulir C1 Plano yang tiba di TPS tidak lengkap.

"Dibuatkan plano manual sesuai instruksi PPS juga, menggunakan kertas HVS biasa. Kami tidak tahu di mana masalahnya kenapa kurang C1 Plano," kata Ketua KPPS 18 Kelurahan Tidung, Kecamatan Rappocini, Junaedy Syarifuddin kepada detikSulsel, Kamis (15/2).

"Ada beberapa formulir C1 Plano yang seharusnya disediakan oleh KPU itu tidak ada dalam kotak dan itu yang membuat kami pusing," uarnya.

Junaedy menuturkan kondisi tersebut membuat perhitungan suara sempat tertunda karena menunggu C1 Plano lengkap. Namun setelah menunggu cukup lama, formulir tersebut tidak kunjung tiba.

"Kendala yang tadi malam menghambat untuk teman-teman menyetor kotak suara. Karena dari pihak pengawas dan PPS juga melarang kita untuk lanjut menghitung suara kalau tidak ada C-planonya," bebernya.

KPU Sulsel sentil Ketua KPU Makassar di halaman selanjutnya.

Petugas KPPS Tembus Pagi

Junaedy mengatakan keterlambatan proses penghitungan suara ini menyebabkan petugas di TPS begadang hingga tembus pagi. Petugas terpaksa begadang agar perhitungan suara cepat selesai.

"Teman-teman begadang juga karena sudah dari kemarin berangkat ke TPS dari subuh tembus sampai subuh lagi, dan ini masih berlanjut sampai siang ini. Hari ini kami usahakan selesai," ujarnya.

Dia mengaku baru merampungkan penghitungan suara untuk Pileg DPRD Sulsel pada pukul 13.30 Wita. Sementara masih ada penghitungan suara untuk Pileg DPRD Kota Makassar.

"Yang tersisa sampai saat ini itu DPRD kota, karena tidak ada plenonya, kami sudah dapat izin semalam cari PPS untuk membuatkan plano manual," katanya.

KPU Sulsel Sentil Ketua KPU Makassar

Anggota KPU Sulsel Marzuki Kadir menyentil Ketua KPU Makassar Hambaliie buntut kondisi TPS yang banyak bermasalah. Hambaliie dianggap hilang kabar dan sulit dihubungi.

"Saya telepon ketua KPU Makassar tidak pernah aktif HP-nya kemarin. Itulah, sama (juga) sekretarisnya (Sekretaris KPU Makassar Asrar Marlang) susah sekali (dihubungi) kemarin. Sampai tengah malam saya telepon," ujar Marzuki kepada wartawan, Kamis (15/2).

Dia menyayangkan kurangnya koordinasi oleh semua komisioner dan sekretariat KPU Makassar. Marzuki menilai para komisioner dan sekretariat terkesan menghindari masalah.

"Tidak aktif HP-nya. Pusing semua komisioner KPU Sulsel. Makanya saya bilang suruh cari itu ketua KPU Makassar dan semua komisionernya juga begitu, susah dihubungi, beberapa kali saya telepon ini, kenapa, mungkin takut menghadapi masalah atau bagaimana," cetus Marzuki.

"Harusnya kan di situ mi itu dihadapi itu masalah. Maksudnya begini, walaupun kamu mungkin baru jadi penyelenggara kita kan sama, kalau berkonsultasi kan kita bisa kasih solusi," tambahnya.

Jawaban Ketua KPU Makassar di halaman selanjutnya.

Ketua KPU Makassar Ngaku HP Kehabisan Baterai

Terkait itu, Ketua KPU Makassar Hambaliie mengatakan dirinya sulit dihubungi saat hari H pencoblosan lantaran HP-nya kehabisan baterai. Dia mengaku sudah berada di lapangan sejak dini hari sebelum pencoblosan dimulai.

"Kemarin itu kebetulan HP saya lowbat. Subuh jam 2 itu saya sudah ada di Tello Baru membongkar logistik bersama teman-teman. Kemudian jam 4 subuh itu saya ada di Kelurahan Batua membongkar logistik lagi. Bolak balik Manggala sampai jam 6," katanya.

Hambaliie mengaku sudah mengisi daya ponselnya yang mati tersebut. Namun rupanya isi ulang daya ponselnya tidak terisi. Dia mengaku baru menyadari ponselnya mati menjelang siang.

"Rupanya HP saya cas tidak masuk listriknya, saya pikir itu masih nyala, saya ngantre mencoblos dan melihat kekurangan TPS 36 Batua Raya karena di situ belum ada kotak suara saya mampir di situ nanti jam setengah 9 baru ada. Di situ baru saya ngecek ternyata HP saya lowbat," imbuhnya.

Halaman 2 dari 3
(asm/hsr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads