Oknum warga di Kota Sorong, Papua Barat Daya (PBD) sempat melakukan pengrusakan tenda TPS gegara ditolak nyoblos akibat telat. Polisi memastikan proses perhitungan suara berjalan lancar dan aman usai insiden pengrusakan tersebut.
"Iya memang sempat ada pengrusakan tenda TPS 22 Malabutor," kata Kabag Ops Polresta Sorong Kota Kompol Indra Gunawan kepada detikcom, Rabu (14/2/2024).
Inda mengatakan, peristiwa tersebut langsung diselesaikan oleh pihak KPU dan kepolisian. Sehingga tahapan perhitungan suara di TPS 22, Kelurahan Malabutor itu tetap berlangsung dengan lancar, kondusif, dan aman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah selesai pemilihan dan sekarang sudah tahapan perhitungan suara, ini masih tetap berjalan. Aman kondusif lah," ujarnya
Indra juga mengaku sudah memberikan pemahaman kepada warga yang merusak tenda tersebut. Dia menegaskan hingga saat ini situasi perhitungan suara secara umum di Kota Sorong berlangsung aman.
"Oknum itu (warga) sudah diberi pemahaman. Aman dan kondusif Kota Sorong saat ini," ujarnya.
Diketahui, sebelumnya petugas dan saksi menolak oknum warga yang hendak menyalurkan hak suaranya di TPS 22, Kelurahan Malabutor, Distrik Manoi, Kota Sorong. Penolakan itu dilakukan karena TPS tersebut telah tutup.
"Tadi yang datang buat onar (keributan) itu datang hanya bawa KTP saja dan itu juga sudah tutup juga. Berdasarkan kesepakatan saksi dan Ketua KPU karena sudah jam 2 lebihlah," ujar Ketua TPS 22 Welco Tamaela kepada wartawan, Rabu (14/2).
Welco mengungkap oknum warga tersebut kemudian merusak tenda TPS sehingga diamankan pihak KPU, Bawaslu, dan aparat pengamanan. KPU dan saksi memutuskan bahwa TPS 22 ditutup dan tidak menerima pencoblosan lagi.
"Akhirnya Ketua KPU datang untuk mengamankan ini semua dan hasil dari masalah bersama saksi-saksi berikan kepercayaan mencari jalan keluar dan hasilnya kami nyatakan tutup atau tidak menerima lagi (pencoblosan)," ujarnya.
(asm/hsr)