Oknum warga di Kabupaten Paniai, Papua Tengah, membakar Kantor Distrik Baya Biru hingga rata dengan tanah menjelang Pemilu 2024. Sejumlah warga juga membuka kemasan hingga membakar kotak suara.
Aksi anarkis warga itu mulai terjadi sejak Minggu (11/2) hingga Senin (12/2). Sekelompok warga awalnya melakukan pembakaran Kantor Distrik Baya Biru pada Minggu (11/2) sekitar pukul 15.10 WIT.
Dirangkum detikcom, berikut 3 aksi anarkis warga di Paniai menjelang Pemilu 2024:
1. Warga Bakar Kantor Distrik
Insiden pembakaran kantor tersebut dipicu informasi jika logistik Pemilu di Distrik Baya Biru akan dialihkan ke Distrik Aradide. Informasi tersebut kemudian membuat sejumlah warga kecewa.
"Masyarakat kecewa, mereka marah karena kita kan hari ini rencana pergeseran logistik Pemilu. Karena seperti ada informasi seperti itu marahlah masyarakat di sana sehingga bakarlah kantor distrik," kata Kapolres Paniai AKBP Abdus Syukur Felani kepada detikcom, Minggu (11/2/2024).
Setelah insiden itu, Syukur mengatakan situasi Distrik Baya Biru sudah kondusif. Dia menambahkan, proses distribusi logistik Pemilu masih berlangsung.
"Memang hari ini kan pergeseran logistik udara namun karena cuaca buruk malah hanya satu yang baru bisa kita geser yaitu Distrik Siriwu," ucap Syukur.
2. Warga Unboxing Kotak Suara
Aksi anarkis warga berlanjut pada Senin (13/2). Warga membuka kotak suara tersebut terjadi di Distrik Yagai dan Distrik Muye, Paniai untuk mencari Formulir C1 KWK berhologram.
"Dapat saya sampaikan, sejumlah warga di Distrik Yagai melakukan pembongkaran logistik untuk mencari Formulir C1 KWK berhologram, namun aksi tersebut berujung pada perusakan 125 kotak suara pemilu," ujar AKBP Abdus dalam keterangannya kepada detikcom, Selasa (13/2).
Hal serupa juga terjadi di Distrik Muye. Bermula saat logistik Pemilu 2024 dibawa dari Pelabuhan Danau Aikai dengan menggunakan sekitar 12 unit perahu cepat.
Saat itu, salah satu speedboat berisi logistik pemilu yang ditumpangi 3 anggota PPD dan Ketua PPD tiba-tiba berbelok arah. Mereka diduga membawa kabur logistik Pemilu.
"Pada pertigaan arah ke kampung Keniyapa, tiba-tiba speed yang ditumpangi oleh rombongan keempat PPD tersebut langsung berbelok ke arah kiri menuju ke Jembatan Keniyapa, sedangkan iring-iringan speed yang membawa logistik lainnya tetap lurus menuju Distrik Muye," kata Abdus.
"Setelah tiba di Pelabuhan Distrik Muye barulah diketahui bahwa speed yang membawa Ketua PPD dan tiga PPD lainnya belum tiba di Pelabuhan Distrik Muye, sehingga oleh Ketua Pandis Distrik Muye bersama rombongan pengantar logistik lainnya menunggu sekitar 2 jam, tetapi tidak muncul-muncul dan akhirnya disepakati bahwa logistik Muye dibawa kembali ke Kampung Enarotali, yakni ke Kantor KPU Paniai," imbuhnya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
(asm/sar)