Terdapat banyak hal yang seringkali dikaitkan dengan Imlek, salah satunya adalah fenomena hujan. Lantas, mengapa Imlek identik dengan hujan?
Imlek merupakan momen istimewa bagi etnis Tionghoa. Pada perayaan ini, hujan kerap mengguyur beberapa wilayah khususnya di Indonesia.
Sehingga membuat orang-orang selalu mengaitkan Imlek dengan hujan. Bahkan, hujan saat Imlek menjadi hal yang disyukuri bagi masyarakat Tionghoa. Lalu, kenapa hal tersebut bisa terjadi?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah bagi detikers yang penasaran, yuk simak penjelasannya di bawah ini.
Mengapa Imlek Identik dengan Hujan?
Terjadinya hujan saat Imlek ternyata dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Dilansir dari laman Pemerintah Kota Bandung, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Tahun Baru Imlek selalu diperingati pada kisaran akhir Januari dan awal Februari.
Jatuhnya Imlek pada periode tersebut, bertepatan dengan puncak musim hujan dan curah hujan yang tinggi. Hal inilah yang menyebabkan perayaan Imlek sering terjadi hujan sehingga diidentikkan antara Imlek dan hujan.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan turunnya hujan di periode tersebut, di antaranya:
Aktivitas Monsun Asia yang mempengaruhi wilayah potensi pembentukan hujan di wilayah Indonesia Bagian Tengah dan Selatan
Masih aktifnya gelombang ekuator Rossby dan Kelvin di sekitar wilayah Indonesia bagian tengah dan timur turut memicu pembentukan awan hujan.
Terbentuknya pola belokan dan pertemuan angin yang memanjang di wilayah Indonesia bagian Tengah dan Selatan termasuk Sumatra, Jawa, dan Kalimantan sebagai dampak dari penguatan angin Monsun Asia.
Dengan adanya kondisi-kondisi ini, sehingga membuat periode waktu perayaan Imlek seringkali diwarnai oleh musim hujan.
Arti Hujan Bagi Orang Tionghoa
Sementara itu, hujan dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa sendiri memiliki makna keberuntungan. Seperti dilansir dari laman RRI, umat Tionghoa meyakini bahwa semakin banyak hujan yang turun, maka semakin banyak keberuntungan yang akan datang.
Jika yang datang hanyalah gerimis, itu juga membawa keberuntungan, meski tidak sebanyak hujan deras. Namun, jika gerimis berlangsung sepanjang hari, diyakini membawa keberuntungan sepanjang tahun.
Selain itu, turunnya hujan pada saat Imlek juga dikaitkan dengan cerita legenda dalam budaya Tionghoa. Hujan dianggap sebagai berkah dari langit, yang menandakan Dewi Kwan Im sedang menyiram bunga Mei Hwa.
Bunga Mei Hwa dipercaya sebagai bunga yang ditanam oleh Dewi Kwan Im menjelang Imlek.
Namun demikian, hal ini tidak berlaku jika terjadi hujan badai. Hujan badai diartikan sebagai pertanda kurang baik, karena bisa menyebabkan masalah atau kesialan.
Itulah penjelasan kenapa Imlek identik dengan hujan. Semoga bermanfaat, ya!
(edr/urw)