- Contoh Perubahan Sosial Berdasarkan Bentuknya 1. Perubahan Sosial secara Lambat 2. Perubahan Sosial secara Cepat 3. Perubahan Sosial Kecil 4. Perubahan Sosial Besar 5. Perubahan Sosial yang Direncanakan (Dikehendaki) 6. Perubahan Sosial yang Tidak Direncanakan (Tidak Dikehendaki)
- Pengertian Perubahan Sosial
- Proses Perubahan Sosial 1. Difusi 2. Akulturasi 3. Asimilasi 4. Akomodasi
Perubahan sosial menjadi hal yang lumrah terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Lantas apa saja contoh perubahan sosial?
Perubahan sosial dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Mulai dari yang terjadi secara lambat hingga yang tidak direncanakan.
Untuk memudahkan detikers memahaminya, detikSulsel telah merangkum 6 contoh perubahan sosial berdasarkan bentuk serta prosesnya. Simak yuk!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Contoh Perubahan Sosial Berdasarkan Bentuknya
Mengutip Modul Pembelajaran Sosiologi: Proses Perubahan Sosial di Masyarakat untuk SMA Kelas XII yang disusun oleh Nur Djazifah ER dan diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Yogyakarta, berikut ini contoh perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat berdasarkan bentuknya:
1. Perubahan Sosial secara Lambat
Perubahan sosial secara lambat dikenal dengan istilah evolusi. Perubahan ini merupakan perubahan-perubahan yang memerlukan waktu lama karena masyarakat berusaha menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakatnya.
Perubahan ini berjalan dengan sendirinya secara alami, tanpa rencana atau kehendak tertentu. Seperti proses berkembangnya sistem kasta maupun sistem feodal dalam kehidupan masyarakat traditional.
2. Perubahan Sosial secara Cepat
Perubahan sosial yang berjalan cepat disebut revolusi. Selain terjadi secara cepat, juga menyangkut hal-hal yang mendasar bagi kehidupan masyarakat dan sering menimbulkan disintegrasi dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik.
Contohnya, Revolusi '45 (Revolusi bangsa Indonesia pada tahun 1945 saat melawan penjajah) yang diwarnai adanya konflik peperangan dan disintegrasi dalam kehidupan masyarakat, serta berakhir dengan kemerdekaan bangsa Indonesia (sehingga terjadilah perubahan dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat, dari bangsa yang terjajah menjadi bangsa yang merdeka).
3. Perubahan Sosial Kecil
Perubahan sosial kecil merupakan perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat karena tidak berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan dan lembaga kemasyarakatan.
Contohnya, perubahan pola makan pada kehidupan Keluarga Modern, dari kebiasaan makan makanan yang butuh proses panjang dalam cara memasaknya, beralih pada makanan instan "siap saji". Seperti, sosis, nugget, mie instan, berbagai jenis makanan dalam kemasan kaleng dan sebagainya, yang mungkin hanya berpengaruh terhadap semakin meningkatnya jumlah permintaan pasar, dan diikuti oleh meningkatnya jumlah produksi jenis makanan siap saji tersebut.
4. Perubahan Sosial Besar
Perubahan sosial besar merupakan perubahan yang dapat membawa pengaruh besar dalam berbagai aspek kehidupan serta menimbulkan perubahan pada lembaga kemasyarakatan. Seperti, proses industrialisasi telah membawa pengaruh perubahan pada berbagai lembaga kemasyarakatan. Adapun contohnya:
- Perubahan lembaga kemasyarakatan yang mengatur kehidupan keluarga (disebut Lembaga Keluarga) yang semula memilki aturan-aturan yang berkaitan dengan mata pencaharian keluarga di sektor pertanian, telah berubah dan berkembang ke arah aturan-aturan yang terkait dengan mata pencaharian keluarga di sektor industri.
- Perubahan juga terjadi pada lembaga kemasyarakatan yang mengatur proses pendidikan (disebut Lembaga Pendidikan). Jika pada awalnya lembaga pendidikan menekankan pada pengaturan proses pendidikan dalam keluarga (pendidikan informal), namun seiring berkembangnya industrialisasi dimana pendidikan formal dan nonformal dipandang cukup penting. Maka dibutuhkan aturan-aturan baru yang berkaitan dengan proses pendidikan di sekolah dan masyarakat, karena masyarakat menyadari arti pentingnya pendidikan formal dan nonformal di dalam kehidupan masyarakat industri.
5. Perubahan Sosial yang Direncanakan (Dikehendaki)
Suatu perubahan yang dikehendaki atau direncanakan, selalu melalui perencanaan terlebih dahulu, serta di bawah pengendalian maupun pengawasan agent of change (agen perubahan). Cara-cara dalam mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan terlebih dahulu tersebut dinamakan rekayasa sosial (sosial engineering) atau yang biasa disebut sebagai perencanaan sosial.
Adapun, wujud dari perubahan sosial yang direncanakan (dikehendaki) misalnya proses pembangunan masyarakat/pemberdayaan masyarakat.
6. Perubahan Sosial yang Tidak Direncanakan (Tidak Dikehendaki)
Perubahan sosial ini merupakan perubahan yang berlangsung tanpa direncanakan/dikehendaki oleh masyarakat dan di luar jangkauan pengawasan masyarakat.
Salah satu contohnya adalah perubahan pola hidup yang dialami oleh suatu bangsa yang mengalami kekalahan dalam peperangan, karena harus mengikuti pola hidup negara yang menang (penjajah). Konsep perubahan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki, tidak mencakup pengertian apakah perubahan-perubahan tersebut diharapkan atau tidak diharapkan oleh masyarakat.
Bisa saja terjadi perubahan yang tidak dikehendaki/direncanakan ternyata diharapkan dan diterima oleh masyarakat. Contohnya, terjadi gejolak arus reformasi di Indonesia yang muncul dan mencuat secara spontan pada 1998, ternyata merupakan momentum perubahan yang telah lama diharapkan oleh masyarakat.
Pengertian Perubahan Sosial
Dijelaskan dalam e-Modul Sosiologi Kelas XII SMA yang diterbitkan Kemdikbud, perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi pada kehidupan sosial masyarakat. Perubahan tersebut diartikan sebagai sesuatu yang bergerak, baik bergerak yang mengarah pada kemajuan atau justru pada kemunduran.
Pengertian perubahan sosial dalam sosiologi yakni mekanisme dalam struktur sosial yang ditandai dengan perubahan dalam budaya, aturan perilaku, organisasi sosial serta sistem nilai. Perubahan yang terjadi di masyarakat meliputi perubahan norma-norma sosial, pola-pola sosial, interaksi sosial, pola perilaku, organisasi sosial, lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan masyarakat, serta susunan kekuasaan dan wewenang.
Kingsley Davis mengatakan bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya, yaitu kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, bahkan perubahan dalam bentuk serta aturan organisasi sosial.
Proses Perubahan Sosial
Proses perubahan sosial dapat terjadi melalui proses-proses seperti difusi, akulturasi, asimilasi, dan akomodasi. Berikut penjelasannya:
1. Difusi
Suatu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang meliputi ide-ide, keyakinan, hasil-hasil kebudayaan, dan sebagainya dari individu ke individu lain, dari suatu golongan ke golongan lain dalam suatu masyarakat atau dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Merujuk pada pengertian tersebut, maka difusi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu difusi intramasyarakat dan difusi antarmasyarakat.
- Difusi intramasyarakat (intrasociety difusion) adalah difusi unsur kebudayaan antarindividu atau golongan dalam suatu masyarakat.
- Difusi antarmasyarakat (intersociety difusion) adalah difusi unsur kebudayaan dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Sementara itu, masuknya unsur-unsur baru ke dalam suatu masyarakat melalui difusi dapat dilakukan dengan cara perembesan damai, perembesan dengan kekerasan, dan simbiotik.
2. Akulturasi
Dapat diartikan sebagai proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing yang sedemikian rupa. Sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menghilangkan sifat khas kepribadian kebudayaan sendiri.
Proses akulturasi berjalan sangat cepat atau lambat sangat tergantung persepsi masyarakat setempat terhadap budaya asing yang masuk. Apabila masuknya melalui proses pemaksaan, maka akulturasi memakan waktu yang relatif lama. Sebaliknya, apabila masuknya melalui proses damai, maka akulturasi tersebut akan berlangsung relatif lebih cepat.
3. Asimilasi
Proses sosial tingkat lanjut yang timbul apabila terdapat golongan-golongan manusia yang mempunyai latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda saling berinteraksi dan bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu yang lama, dan kebudayaan-kebudayaan dari golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas menjadi unsur-unsur kebudayaan yang baru, yang berbeda dengan aslinya. Dengan demikian, akan muncul kebudayaan baru yang merupakan kebudayaan campuran di antara golongan-golongan yang saling bertemu itu.
Pada dasarnya, asimilasi dilakukan sebagai usaha untuk perbedaan antar individu atau antarkelompok guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Sementara itu, Koentjaraningrat berpendapat bahwa proses asimilasi akan timbul jika ada kelompok-kelompok yang berbeda kebudayaan saling berinteraksi secara langsung dan terus-menerus dalam jangka waktu yang lama, sehingga kebudayaan masing-masing kelompok berubah dan saling menyesuaikan diri.
4. Akomodasi
Menurut J.L. Gillin dan J.P. Gillin, akomodasi diartikan sebagai suatu pengertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama. Artinya, dengan pengertian adaptasi yang digunakan oleh ahli-ahli biologi untuk menunjuk pada suatu proses di mana makhluk hidup menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya.
Dengan demikian, akomodasi merupakan suatu keadaan yang menunjuk didapatinya keseimbangan dalam hubungan-hubungan sosial antara perorangan dan kelompok-kelompok orang sehubungan dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
Nah, itulah 6 contoh perubahan sosial berdasarkan bentuknya, beserta pengertian dan prosesnya. Semoga bermanfaat ya, detikers!
(alk/alk)