Hari Lahir ke-101 NU: Tema, Lokasi Perayaan, hingga Sejarah Berdirinya

Hari Lahir ke-101 NU: Tema, Lokasi Perayaan, hingga Sejarah Berdirinya

Irmalasari - detikSulsel
Rabu, 31 Jan 2024 11:00 WIB
Logo Nahdlatul Ulama (NU)
Ilustrasi Hari Lahir Nahdlatul Ulama (Foto: Dok. NU)
Makassar -

Tahun 2024, Hari Lahir NU memasuki perayaan ke-101. Berikut ini serba serbi perayaan hari lahir NU lengkap dengan sejarah lahirnya yang telah dirangkum detikSulsel.

NU adalah salah satu organisasi keagamaan terbesar di Indonesia. Dikutip dari laman resminya, NU berdiri pada 16 Rajab 1344 H yang bertepatan dengan tanggal 31 Januari 1926 M.

Perayaan ulang tahunnya, NU merujuk pada penanggalan Hijriah. Oleh karena itu waktu peringatan NU berbeda-beda setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan penanggalan Hijriah berbeda dengan penanggalan Masehi yang umum digunakan masyarakat Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di 2024 ini, 16 Rajab bertepatan dengan 28 Januari. Karena berdekatan dengan tanggal 31 maka pengurus NU menggelar rangkaian peringatan selama 3 hari, yakni pada 29-31 Januari 2024. Bagi detikers yang penasaran dengan informasi seputar perayaan Hari Lahir NU, yuk simak ulasan di bawah ini!

Tema Hari Lahir ke-101 NU

Dikutip dari laman resmi Nahdlatul Ulama, perayaan Hari Lahir ke-101 NU mengusung tema "Memacu Kinerja, Mengawal Kemenangan Indonesia". Tema ini diputuskan dalam Rapat Harian Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat pada Rabu (10/1).

ADVERTISEMENT

Makna tema tahun ini menekankan pentingnya memanfaatkan momentum peringatan Hari Lahir NU ke-101 untuk memacu kinerja organisasi Nahdlatul Ulama. NU ingin meningkatkan performa melalui konsolidasi, penguatan organisasi, dan penguatan jaringan sebagai upaya untuk menjadi pengawal kemenangan Indonesia yang nantinya ditandai dengan Indonesia Emas 2045.

Lokasi Perayaan Hari Lahir ke-101 NU

Lokasi perayaan Hari Lahir NU akan dipusatkan di Yogyakarta. Keputusan lokasi perayaan ini juga diputuskan dalam rapat Rapat Harian Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU di kantor PBNU yang digelar pada Rabu (10/1).

Peringatan Hari Lahir Nahdlatul Ulama akan digelar dengan beberapa rangkaian kegiatan, diantaranya Halaqah Nasional, Konferensi Besar (Konbes), dan Puncak Hari Lahir.

Halaqah Nasional dan Konferensi Besar akan digelar di Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta.Sementara puncak hari lahir akan digelar di Kampus Universitas Nahdlatul Ulama (UNU). Acara ini juga akan menjadi momentum peresmian gedung baru UNU Yogyakarta.

Sejarah Lahirnya NU

Dinukil dari laman resmi NU, sejarah lahirnya NU bermula dari rencana Raja Arab Saudi yang hendak menerapkan mazhab Wahabi sebagai asas tunggal di Mekkah. Tidak hanya itu, Raja Arab Saudi juga ingin menghancurkan semua peninggalan sejarah Islam maupun pra-Islam yang selama ini banyak diziarahi dan hal tersebut dianggap bidah.

Gagasan tersebut mendapat sambutan dari kaum modernis Indonesia baik kalangan Muhammadiyah maupun PSII (Partai Syarikat Islam Indonesia). Kelompok yang menolak gagasan tersebut adalah kalangan pesantren yang selama ini membela keberagaman dan menolak pembatasan bermadzhab serta penghancuran warisan peradaban Islam.

Sikap kalangan pesantren yang berbeda dengan kaum modernis membuatnya dikeluarkan dari anggota Kongres Al-Islam di Yogyakarta 1925. Tidak hanya itu, ia juga tidak dilibatkan sebagai delegasi dalam Kongres Islam Internasional di Mekah yang akan mengesahkan keputusan tentang asas tunggal di Mekah.

Kegigihan untuk menciptakan kebebasan bermadzhab dan kepedulian terhadap pelestarian warisan peradaban membuat kalangan pesantren terpaksa membuat delegasi sendiri yang dinamai dengan Komite Hejaz. Komite ini diketuai oleh KH Wahab Hasbullah.

Desakan kalangan pesantren yang terhimpun dalam Komite Hejaz dan tantangan dari segala penjuru umat Islam di dunia membuat Raja Ibnu Saud mengurungkan niatnya. Hasilnya, hingga saat ini umat Islam di Mekah bebas melaksanakan ibadah sesuai dengan madzhab mereka masing-masing.

Setelah peristiwa tersebut, berbagai organisasi yang bersifat embrional dan ad hoc berpikir perlunya membentuk organisasi yang lebih sistematis untuk mengantisipasi perkembangan zaman. Setelah berkoordinasi dengan berbagai kiai, akhirnya disepakatilah untuk membentuk suatu organisasi yang diberi nama Nahdlatul Ulama pada 16 Rajab 1344 H atau 31 Januari 1926.

Nahdlatul Ulama berarti kebangkitan ulama. Di awal berdirinya, organisasi ini dipimpin oleh KH. Hasyim Asy'ari.

Nah, itulah tadi informasi seputar perayaan Hari Lahir NU yang ke-110 lengkap dengan sejarah lahirnya. Semoga bermanfaat ya, detikers!




(alk/alk)

Hide Ads