Cara Penularan Polio serta Gejala dan Pencegahannya

Cara Penularan Polio serta Gejala dan Pencegahannya

Rasmilawanti Rustam - detikSulsel
Minggu, 28 Jan 2024 05:00 WIB
Poliomyelitis virus vaccine with stethoscope and syringe at the background
Ilustrasi cara pencegahan polio. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Manjurul)
Makassar -

Polio atau poliomyelitis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus polio. Lantas, bagaimana cara penularan penyakit polio?

Dikutip dari situs Kementerian Kesehatan (Kemkes) RI, Virus polio menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. Demikian bahayanya penyakit polio ini.

Maka dari itu, penting bagi semua orang untuk mengetahui cara penularan polio serta gejala dan pencegahannya. Berikut informasi lengkap terkait penyakit Polio yang dilansir dari situs Kemkes.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yuk disimak, detikers!

Cara Penularan Polio

Diketahui, sebuah penyakit dapat menular dengan cara yang berbeda. Termasuk penularan virus polio yang berbeda dengan penyakit lainnya.

ADVERTISEMENT

Penyakit polio dapat menular akibat virus polio yang masuk ke dalam tubuh. Virus tersebut dapat masuk ke tubuh melalui air atau makanan yang telah terkontaminasi fases (tinja) seseorang yang mengalami polio.

Virus yang ada di tinja dapat dibawa oleh lalat maupun tangan yang kotor setelah BAB. Virus tersebut kemudian berkembangbiak di dalam saluran pencernaan.

Diketahui, pasien yang terinfeksi virus polio dapat menularkan virus tersebut selama 7-10 hari sebelum timbulnya gejala penyakit. Sementara virus di tinja dapat bertahan selama 3-6 minggu.

Adapun usia rentang terkena penyakit polio, yakni anak-anak di bawah usia 5 tahun yang tidak mendapatkan imunisasi polio secara lengkap. Risiko dapat menjadi besar jika kondisi sanitasi tidak baik, misalnya masih ada perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS).

Gejala Polio

Gejala polio biasanya muncul saat 7-10 hari setelah terinfeksi. Tapi tidak menutup kemungkinan gejala dirasakan dalam rentang 4-35 hari.

Adapun gejala yang pertama dirasakan, yakni demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher, nyeri di tungkai. Selanjutnya, jika gejela memberat dapat terjadi kelumpuhan yang bersifat lemas (bukan kaku) pada anggota gerak tubuh.

Oleh karena itu, jika ada anak usia di bawah 15 tahun yang mengalami lumpuh layuh mendadak, segeralah dibawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.

Diketahui, satu dari setaip 200 orang yang terinfeksi virus polio akan mengalami kelumpuhan permanen (biasanya di kaki). Sementara di antara mereka yang lumpuh, 5%-10% meninggal karena otot pernapasan mereka dilumpuhkan oleh virus.

Pencegahan Polio

Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit polio, namun penyakit ini dapat dicegah. Berikut cara mencegah terkena penyakit polio:

Polio dapat dicegah dengan melakukan imunisasi polio tetes dan polio suntik lengkap. Selain itu, perlu adanya sanitasi lingkungan yang baik.

Imunisasi penting dilakukan untuk memberikan perlindungan sepanjang hayat. Maka dari itu, apabila belum mendapatkan imunisasi, segeralah datang ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan imunisasi.

Kementerian Kesehatan menyediakan imunisasi polio secara gratis di seluruh fasilitas kesehatan pemerintah. Adapun imunisasi yang diberikan, antara lain:

  • Vaksin polio tetes (OPV) diberikan 4x, di usia 1, 2, 3, 4 bulan
  • Vaksin polio suntik (IPV) diberikan 1x di usia 4 bulan

Sementara untuk anak yang belum pernah atau terlambat mendapatkan imunisasi polio, harus segera dilengkapi status imunisasinya. Imunisasi polio lengkap dapat diberikan hingga usia 5 tahun.

Penggunaan imunisasi polio ini disetujui dan diawasi oleh Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) dan sudah digunakan sejak tahun 1980-an di Indonesia. Imunisasi polio ini sangat aman dan efektif.

Perlu juga diketahui, bahwa imunisasi Polio pada umumnya tidak menyebabkan demam. Adapun demam yang muncul pasca imunisasi adalah salah satu tanda bahwa tubuh sedang membentuk kekebalan.

Efek samping tersebut bersifat sementara dan dapat diatasi dengan mengompres bagian yang bengkak atau memberikan obat penurun panas saat terjadi demam.

Khusus kejadian luar biasa (KLB) Polio, harus dilakukan Outbreak Response Immunization (ORI) yaitu pemberian imunisasi polio massal kepada seluruh sasaran kelompok rentan dalam rangka menanggulangi KLB.

Untuk memutus rantai penularan tersebut, harus dipastikan cakupan ORI tinggi (minimal 95%) dan merata di seluruh wilayah. ORI dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 putaran.

Demikian penjelasan terkait cara penularan polio serta gejalan dan pencegahannya. Semoga bermanfaat, detikers.




(edr/edr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads