Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud Md, Arsjad Rasjid merespons wacana berkoalisi dengan pasangan Capres-Cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Arsjad mengaku masih fokus memenangkan Ganjar-Mahfud.
"Itu nanti, kita pikirkan dulu untuk kemenangan kita menuju 14 Februari dulu, kita fokus terhadap apa yang namanya pemenangan daripada Ganjar dan Mahfud kami percaya itu nyatanya nanti," ujar Arsjad kepada wartawan usai menghadiri Harlah ke-51 PPP di Makassar, Sabtu (27/1/2024)
Arsjad lalu ditanya soal potensi putan Pilpres 2024. Dia berharap Pilpres tetap berlangsung satu putaran untuk kemenangan Ganjar-Mahfud.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau berdoa kan selalu ingat, selalu ingin satu putaran dong. Tapi buat kami begini, yang paling penting adalah bahwa kami bisa memastikan kemenangan itu," jelasnya.
Arsjad juga menyinggung soal solidnya parpol pengusung Ganjar-Mahfud di koalisi. Kata dia, empat parpol yakni PDIP, PPP, Hanura, dan Perindo fokus pemenangan Ganjar-Mahfud.
"Itu nanti (koalisi dengan Anies-Cak Imin), kita fokus dulu kemenangan. Ini bukan bicara sekarang masalah kerja sama ini, karena utamanya kami sudah solid sudah ada PPPP di sini, ada PDIP, ada Hanura dan juga ada Perindo. Jadi kami berempat ini fokus dulu kita fokus pemenangan dulu," kata Arsjad.
"Nanti baru kita bicara lagi, kita tidak tahu loh kalau misalnya satu ronde bagaimana, nggak perlu dong," tambah Arsjad.
Sebelumnya diberitakan, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut tim dari pasangan capres-cawapres nomor urut 03 sudah membangun komunikasi dengan kubu 01. Hasto bilang kedua pihak sama-sama merasakan adanya kecurangan dalam Pemilu 2024.
"Kami membangun komunikasi politik. Tim hukum dari pasangan Ganjar-Mahfud dan pasangan Anies-Cak Imin telah melakukan komunikasi," kata Hasto dilansir detikNews, Rabu (10/1). Hasto menjawab pertanyaan peluang paslon 01 dan 03 bersatu jika terjadi dua putaran di Pilpres 2024.
"Bahkan di dalam komunikasi itu kita merasakan kecenderungan kecurangan secara terstruktur, masif dan sistematis," sambungnya.
Oleh karena itu, kata Hasto, komunikasi mulai dibangun antara kubu 03 dan 01. Menurut Hasto, baik paslon 03 dan 01 sama-sama untuk mengantisipasi kecurangan tersebut.
"Karena itulah kami membangun komunikasi dan bersama-sama mengantisipasi, apapun rakyat yang seharusnya berdaulat," ucap Hasto.
Hasto saat itu lantas berbicara masa jatuhnya pemerintahan Presiden ke-2 RI Soeharto. Saat itu, kata Hasto, terjadi sikap yang menunjukkan intimidasi dengan cara apa pun.
"Pengalaman jatuhnya Pak Harto menunjukkan intimidasi dengan cara apa pun ketika itu menyakiti rakyat, ketika itu menculik rakyat, maka rakyat juga akan melakukan perlawanan," imbuh Hasto.
(asm/asm)