Siswa SD dan SMP di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) diimbau menonton film di bioskop yang dibintangi Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Makassar Muhyiddin. Orang tua (ortu) siswa khawatir jika anaknya tidak ikut menonton akan berdampak pada nilai pembelajaran di sekolah.
Imbauan tersebut tertuang dalam surat edaran bernomor: 7705/S.P/Dikdas/XII/2023 tertanggal 28 Desember 2023 yang diteken Kepala Disdik Makassar Muhyiddin 28 Desember 2023. Surat itu berisi imbauan pelaksanaan outing class nonton bareng film berjudul 'Pulang Tak Harus Rumah'.
"Nantikah terancam nilainya malla (takut) juga ja iya," ujar orang tua siswa bernama Rosita kepada detikSulsel, Minggu (21/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rosita mengatakan akan menemui pihak sekolah terkait imbauan Disdik Makassar tersebut. Dia ingin memastikan imbauan tersebut bersifat wajib atau sebatas ajakan semata.
"Besok (hari ini) saya ke sekolah untuk tanyakan apakah diwajibkan atau tidak jadi besok saya mau tanyakan ke sekolah," kata Rosita.
Rosita mengungkapkan dalam kegiatan tersebut siswa dibebankan biaya Rp 50 ribu oleh pihak sekolah. Nominal itu pun dianggap memberatkan dan menjadi pertimbangan orang tua siswa.
"Kemahalan ki itu iya (kalau Rp 50 ribu), karena coba sekitar Rp 30 ribuan juga ji," ungkapnya.
Rosita mengaku belum mengetahui pasti rincian untuk pembayaran Rp 50 ribu. Namun jika ditaksir dengan biaya konsumsi hingga transportasi nilai itu tidak cukup.
"Uang makan belum masuk mungkin di Rp 50 ribu itu, jadi biasa saya kasih 20 ribu untuk tambahan lagi itu pun pasti tidak cukup," tuturnya.
Ortu Siswa Pertimbangkan Cuaca Buruk
Ortu siswa SD lainnya bernama Firman juga turut mengungkapkan kekhawatirannya dalam pelaksanaan kegiatan ini. Menurutnya cuaca buruk yang melanda Makassar saat ini akan berdampak pada kondisi kesehatan anaknya.
"Di cuaca seperti ini juga saya kurang mengizinkan, karena nanti ada apa-apanya anakku di luar itu berisiko apalagi cuaca ini tidak baik," kata Firman saat dikonfirmasi terpisah.
Firman mengatakan pihak sekolah membebankan biaya tiket sebesar Rp 35 ribu dalam kegiatan nonton bareng tersebut. Meski biayanya tak begitu mahal namun dia tetap keberatan karena menganggap imbauan tersebut belum prioritas walaupun film itu disebut mengandung nilai pendidikan karakter.
"Anak-anak disuruh bayar Rp 35 ribu. Kalau saya belum anu (membayar) ja ia, (tetapi) keberatan ka' kalau saya karena belum pi anu anak-anak ka terlalu dini umurnya ke bioskop," ungkap Firman.
"Nah ini di tempat pengajiannya ada kegiatan itu begitu juga (nonton bersama) tapi tidak membayar ki karena di rumah ada TV besar diputarkan ki di situ, kan begitu. Ini kenapa mesti dibebankan lagi ada cara yang lebih mudah untuk mengedukasi anak-anak," tambahnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya..
Disdik Bantah Paksa Siswa Nonton
Disdik Makassar membantah mewajibkan siswa SD dan SMP untuk menonton film yang diperankan oleh Kadisdik Muhyiddin. Surat edaran yang dikeluarkan untuk menonton film karya sineas Makassar itu hanya bersifat imbauan.
"Di situ semua mengimbau masyarakat, kalau saya di pendidikan karena ini sifatnya film edukasi jadi ini kita sebenarnya orang tua sudah berapa kali disampaikan ini bukan kewajiban cuma kita kan mengajak yang mau menonton," ujar Kadisdik Makassar Muhyiddin kepada detikSulsel, Minggu (21/1).
Menurut Muhyiddin segala keputusan ikut atau tidaknya dalam kegiatan tersebut tergantung siswa atau orang tua masing-masing. Tidak ada unsur paksaan maupun ancaman di kegiatan outing class ini.
"Tidak ada kaitannya dengan nilai, kemudian yang kedua tidak ada juga yang mengatakan kalau ini kewajiban yang mau saja karena ini salah satu proses pendidikan," katanya.
"Kalau pun di sekolah itu berangkat dari sekolah berarti itu masuk pendidikan outing class," lanjut Muhyiddin.
Menurut Muhyiddin kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pendidikan karakter para peserta didik. Dia menjelaskan film tersebut mengandung nilai edukasi yang dapat mengubah pola pikir dan kebiasaan anak menjadi lebih baik.
"Film itu ada dari segi seni, budaya, terkait juga pendidikan ini termasuk program wali kota terkait pendidikan," tambahnya.
Dia menambahkan, imbauan nonton bareng itu bukan hanya siswa sekolah saja namun untuk masyarakat umum. Hal ini merupakan upaya untuk mengapresiasi karya sineas Makassar yang memiliki tekad untuk memberikan dampak positif bagi anak bangsa.
"Apa yang dilihat di dalam dia akan bercerita apa sih nilai-nilai apa yang didapat, hikmahnya di situ kan sekarang anak-anak banyak main hp ini mengubah pola-pola pikir itu. Itukan yang kita mau ini alur-alur ceritanya ya kan," imbuh Muhyiddin.