.webp)
DPW NasDem Sulawesi Selatan (Sulsel) menyoroti Bupati Pinrang Irwan Hamid buntut anaknya, Andi Ichsan Irwan menjadi Ketua Relawan Barisan Pengusaha Pejuang (BPP) Prabowo-Gibran di Pinrang. NasDem Sulsel pun memberikan catatan khusus atas kondisi tersebut.
Sekretaris DPW NasDem Sulsel Syaharuddin Alrif alias Syahar menilai, situasi itu menjadi evaluasi tersendiri di internal partai. Namun, dia tidak merinci apa saja yang menjadi catatan khusus bagi Irwan Hamid.
"Tentu kita di partai mencatatkan ini sebagai sebuah pencatatan" kata Syahar kepada detikSulsel, Senin (8/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syahar mengaku tidak dapat mengintervensi pilihan politik putra Irwan Hamid itu. Dia menanggapi santai pilihan Ichsan Irwan.
"Tentu itu pilihan pribadi (anak bupati Pinrang dukung Prabowo-Gibran). Tidak bisa dipaksakan orang," tegasnya.
Apalagi lanjut dia, Ichsan tidak punya kepentingan apapun dengan Partai NasDem. Beda halnya dengan Irwan Hamid yang merupakan Ketua NasDem Pinrang.
"Secara institusi organisasi yang bersangkutan secara pribadi tidak ada di struktur NasDem kecuali orang tuanya (Irwan Hamid)" tutur Syahar.
Sementara Ketua BPP Prabowo-Gibran Pinrang, Andi Ichsan Irwan tidak khawatir dengan pilihannya. Dia menyadari sikapnya berbeda dengan dengan ayahnya yang mengusung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
"Ini pilihan saya secara pribadi setelah melihat bahwa pasangan Prabowo-Gibran ini yang tepat untuk memimpin Indonesia ke depannya," kata Ichsan saat dihubungi, Jumat (5/1).
Ichsan optimis mampu berkontribusi memenangkan Prabowo-Gibran dalam satu putaran di Pilpres 2024. Dia yakin para kelompok pengusaha juga akan ikut memberikan dukungan.
"Saya siap mampu memperkuat suara dan dukungan untuk Prabowo-Gibran di wilayah kabupaten Pinrang target satu putaran," imbuhnya.
Pakar Nilai Irwan Hamid Main 2 Kaki
Pakar politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Ali Armunanto menilai Irwan sedang bermain 2 kaki di Pilpres 2024 dan bersikap pragmatis usai Ichsan Irwan menjadi mendukunga Prabowo-Gibran. Ali menyebut hal itu menjadi bagian untuk melanggengkan kekuasaan.
"Tentu saja dengan menempatkan anaknya di kubu Prabowo-Gibran, lalu kemudian dia ketua NasDem ini menunjukkan bahwa, bisa dibilang sudah jelas-jelas dia main dua kaki. Karena dilihat anaknya juga tidak punya sumber daya politik apa-apa, masih kuliah," kata Ali kepada detikSulsel, Minggu (7/1).
Dia juga menganggap Irwan sedang mengamankan posisinya atau posisi anaknya di Pilpres. Hal ini bisa jadi pilihan pragmatis Irwan jika AMIN atau Prabowo-Gibran yang menang di Pilpres.
"Seandainya misal Prabowo-Gibran yang menang, posisi anaknya sebagai ketua tim relawan bisa mengamankan posisinya dan bukan tidak mungkin akan hijrah. Di sisi lain ketika AMIN yang menang dia juga bisa menarik anaknya, mengamankan posisi anaknya," bebernya.
Hanya saja, kata Ali, Irwan akan dinilai tidak konsisten. Terlebih Irwan bakal dipandang tidak utuh terhadap partai.
"Dalam konteks yang ideal perilaku politik seperti itu menunjukkan etika dan loyalitas yang kurang, tidak menunjukkan konsistensi," sebutnya.
Ali menambahkan dalam konteks politik, seorang anak dapat menjadi representasi sang ayah. Sementara dalam masa tahapan Pemilu maka anak merupakan perpanjangan tangan sang ayah.
"Kalau dalam politik bisa kita bilang representasi tapi kalau dalam bahasa pemilihan atau bahasa elektoral seperti sekarang dia tidak menjadi representasi tapi menjadi proxy. Proxy artinya perpanjangan tangan. Bapaknya main tapi anaknya yang jadi proxy, tetap memakai kekuatan dan sumber daya bapaknya," ungkapnya.
(sar/sar)
