Cerita Warga Terjebak Saat Rukonya Dibakar Massa Simpatisan Lukas Enembe

Papua

Cerita Warga Terjebak Saat Rukonya Dibakar Massa Simpatisan Lukas Enembe

Raymond Latumahina - detikSulsel
Sabtu, 30 Des 2023 18:33 WIB
Dewiyani pemilik rumah makan Beringin Utama yang hangus dibakar massa pengantar jenazah Lukas Enembe.
Foto: Dewiyani pemilik rumah makan Beringin Utama yang hangus dibakar massa pengantar jenazah Lukas Enembe. (Raymond Latumahina/detikcom)
Jayapura -

Wanita bernama Dewiyani turut menjadi korban saat massa pengantar jenazah mantan Gubernur Papua Lukas Enembe membakar rumah toko (ruko) di Kota Jayapura, Papua. Rumah makan milik Dewiyani turut hangus dibakar massa hingga membuat wanita itu sempat terjebak.

Dewiyani sendiri awalnya tidak menyangka massa pengantar jenazah Lukas Enembe bertindak anarkis. Sebab, saat itu pengamanan dari aparat terlihat kurang.

"Itu sebenarnya kalau dilihat tidak menyangka bahwa akan jadi kerusuhan seperti ini. Lagian pada saat itu penjagaan kurang. Kaya tentara persiapan buat mengantisipasi itu kurang," kata Dewiyani saat ditemui detikcom di Waena, Kota Jayapura, Papua, Sabtu (30/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa bangunan di Waena, Jayapura dibakar saat sejumlah orang mengantar jenazah mantan Gubernur Papua Lukas Enembe. Begini kronologinya. (dok Polda Papua)Beberapa bangunan di Waena, Jayapura dibakar saat sejumlah orang mengantar jenazah mantan Gubernur Papua Lukas Enembe. Begini kronologinya. (dok Polda Papua)

Menurut Dewiyani, saat itu massa sedang mengantar jenazah mantan pemimpin Papua. Karena itu, ia menilai aparat keamanan juga tidak begitu siap mengantisipasi kejadian ini.

"Karena prinsip tentara begini untuk apa kita terlalu ketat-ketat menjaga, toh mereka pasti aman. Kita menghargai dan menghormati mereka membawa jenazah," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Dewiyani kemudian menceritakan awal mula kerusuhan yang terjadi di Pertigaan Perumnas Waena, Kota Jayapura, Kamis (28/12). Awalnya keadaan masih aman hingga tiba-tiba massa gelombang kedua mulai anarkis.

"Nah, sebenarnya iring-iringan jenazah dari awal itu aman sampai ke sana. Nah, massa gelombang kedua itu yang datang yang mereka langsung melempar batu, gitu," kata Dewiyani.

Massa simpatisan almarhum Lukas Enembe itu kemudian mulai melempari batu di bangunan yang dilewati. Situasi yang mulai tidak kondusif itu pun membuat Dewiyani lari menyelamatkan diri.

"Karena itu kami semua berlarian ke belakang kan. Sudah pada lemparan batu, bunyi-bunyi semua nih, seng-seng apa semua pada bunyi. Batu-batu gede itu ya, batu-batu besar," imbuhnya.

Dewiyani mengaku sedang berada di lantai 2 rumah makan miliknya. Akibat serangan massa itu, dirinya memutuskan untuk turun ke lantai 1 dan pergi keluar.

"Di situ karena pas mereka melempar, saya kan berada di atas tuh, di lantai 2, saya langsung turun ke bawah," kenangnya.

Dewiyani sempat terjebak sebab area depan rukonya sudah terbakar. Beruntung dia masih mempunyai opsi yakni lewat belakang ruko.

"Nah, ketika turun ke bawah api sudah menjalar, sudah kebakar. Ya sudah kami menyelamatkan diri semua ke belakang," bebernya.

"Semua ini yang tidak disangka. Jadi, karyawan saya itu keluarnya tinggal baju di badan saja," katanya lagi.

Dia mengaku, massa pengantar jenazah Lukas juga melempari bangunan menggunakan batu besar. Bahkan, saking besarnya batu itu dilempar menggunakan kedua tangan.

"Enggak, kami semua sudah di luar. Pada saat lemparan batu saya ini kan orangnya pengin tahu. Lemparan mereka caranya bagaimana, rupanya batu-batu besar digotong dua tangan itu dilempar itu," ucapnya.

Dewiyani menyebut kerugian yang dialami dari rumah makan miliknya yang hangus dibakar ini mencapai Rp 212 juta. Jumlah itu termasuk alat-alat serta perlengkapan lain yang ikut ludes dilahap api.

"Kami sudah hitung-hitung ya kalau saya sendiri khususnya Rp 212 juta, ini rumah makan. Maksudnya alat-alat yang saya punya itu," pungkasnya.




(ata/hmw)

Hide Ads